Setelah selesai menjemput Jeno dari jalan jalan singkat nan melelahkannya itu, Sehun segera memakirkan motornya didalam basement apartemen supaya aman. Kemudian naik keatas lantai dengan menggunakan lift, untung ada Jeno, kalo tidak, Sehun mana berani naik lift sendirian jam setengah dua belas dini hari.
Ketika pintu terbuka, Jeno melihat bahwa saudaranya baru saja tertidur pulas diatas ranjang tempat tidurnya, Jeno tersenyum, kepercayaan yang ia berikan pada Sehun benar benar dilaksanakan dengan baik. Tetapi tidak setelah itu, seseorang yang baru saja tertidur itu, tiba tiba terbangun, menyadari bahwa sang saudara kecilnya sudah pulang ke rumah.
" Jeno, kamu gak kenapa kenapa kan?" Ucap Jaemin dengan perasaan khawatir
" Em, Jaemin? Kenapa kamu bangun" Kebiasaan, ia malah memberikan pertanyaan pada Jaemin, bukan nya menjawab pertanyaan duluan dari Jaemin.
" Aku tidak bisa tidur, ada yang ingin kukatakan padamu " singkatnya
" Tentang apa?" Tanya Jeno
" Tentang sebuah brosur yang ada didalam laptop mu, itu apa? Kamu mau melamar pekerjaan lagi?"
" T-tidak, itu iklan yang lewat, aku bahkan nggak tau kalo ada brosur" Jeno berbohong, ia tidak mau Jaemin tahu soal dirinya yang akan melamar pekerjaan lagi.
" Kamu berbohong?" Katanya serius
" Tidak, itu memang benar , untuk apa aku mencari pekerjaan seperti itu, "
" Baiklah aku menjaga ucapanmu, tapi jangan sesekali kau berbohong kepada dirimu sendiri , ingatlah itu"
" Cepatlah tidur " Jeno malas bila Jaemin sudah bicara serius atau ngomongin kata kata yang baku dan bijak.
Jaemin berbalik keatas ranjang dan memejamkan matanya, begitupun dengan Sehun, ia tidur di atas kursi sofa berselimutkan kain selendang pemberian ibunya yang sering ia bawa untuk antisipasi. Jeno diam dulu sebentar di atas kursi untuk menunggu kedua orang yang ada didalam kamarnya untuk benar benar tidur.
Malam adalah waktu dimana dirinya akan ber overthinking, merenung atau bahkan melamun sendiri. Sambil mendengarkan musik classic RnB. Sebelum tidur, biasanya ia akan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, cuci muka dan gosok gigi, seperti hal umumnya.
Jeno membuka kaos tipis hitamnya yang barusan ia pakai, lalu melemparnya ke lantai. Ia melihat ke arah cermin, menampakkan bagian tubuh dadanya yang sangat atletis. Mengobati luka lecet di bagian perutnya yang ia tidak perbolehkan saat Karina ingin mengobati nya.
Menghela nafas berat, kemudian menyalakan keran wastafel yang ada didepannya dan mencuci muka.
Lalu ia ingat bahwa tadi sebelum Karina mau pulang, Jeno sempat menarik ikat rambut yang dipakai wanita itu, dan masih ia simpan didalam saku celananya. Mengambilnya dari dalam saku celana, memegang dan memperhatikan ikat rambut itu lambat lambat.Jujur saja, Jeno memang menyukai tipe ideal seorang wanita bernama lengkap Karina Lim, memiliki nasib yang sama dengan dirinya, namun selalu tampak bahagia walaupun menyimpan banyak ungkapan buruk. Jarang diluar sana ada wanita kuat seperti Karina, itu yang membuat Jeno tampak terkagum pada Karina. Tapi perasaan gengsi yang ia simpan, menghalangi Jeno untuk mendekatinya lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You | Lee Jeno ✓
Romance" terimakasih telah mengajarkan apa arti hidup dan juga kebahagiaan " - Lee Jeno Highest rank: 03 on aespa | 15022021 04 on karinaaespa | 15022021 04 on winteraespa | 2002021 started 2020 end April 13 2021 © by miseaseaux