🧬

2K 227 7
                                    

Lucas menatap kosong telapak tangan kanannya. Ini sudah sebulan setelah kepulangannya dari rumah sakit. Dia diizinkan kembali ke kelasnya karena mampu mengejar ketertinggalannya.

Dan selama itu juga, dia baik-baik saja. Tidak ada yang salah dari tubuhnya. Tidak ada yang sakit. Bahkan dia sudah kembali bermain basket.

Tapi kenapa sekarang pulpennya terus menerus jatuh dari tangannya? Dirinya menatap sekeliling kelas bingung. Apa ada yang sadar jika dia sedang kesulitan disini?

"Seonsaengnim," panggil Lucas sambil mengangkat tangan.

"Ada apa Lucas?"

"Aku izin ke ruang kesehatan. Aku merasa tidak enak badan." Ucapnya diangguki guru yang sedang menerangkan kalimat bahasa Inggris di depan kelas.

Lucas membolak-balik tangannya sambil berjalan ke ruang kesehatan. Mencoba mengepal kuat tangan kanannya. Tapi kenapa tidak bisa?

Brak!

Lucas tidak sengaja membuka pintu ruang kesehatan keras saking buru-burunya setelah merasa ada yang tidak beres.

"Maaf," ucapnya membungkuk pada Minho yang terkejut.

Minho membuang napasnya lega, "Kau? Oh Lucas bukan?" tanya Minho yang pertama kali melihat Lucas pergi ke ruang kesehatan.

Dia tau Lucas. Karena selama Lucas koma, guru-guru di sekolahnya terus membicarakannya.

"Ne!" jawab Lucas sambil duduk di depan meja Minho.

"Jadi? Kau kenapa?" tanya Minho yang bingung karena Lucas tidak terlihat pucat, atau berjalan pincang, atau lebam-lebam.

Lucas menghampiri Minho. Berdiri di samping Minho yang duduk di kursinya. "Ssaem, lihat ini." Pinta Lucas menunjukkan tangannya yang tidak bisa menggenggam kuat bahkan terlihat tidak bertenaga.

Minho melirik Lucas khawatir, "Kau benar-benar tidak bisa lebih kuat dari ini?" tanya Minho tidak percaya.

Lucas mengangguk. Melihat ekspresi Minho yang khawatir, dia jauh lebih khawatir sekarang. "Lalu bagaimana?" tanya Lucas mengharap sesuatu dari Minho.

Minho menghembus napasnya pelan. "Aku akan hubungi orang tuamu Lucas. Sekarang kau boleh kembali ke kelasmu. Jangan gunakan tangan kananmu untuk sementara waktu." Ucap Minho dituruti Lucas yang membungkuk pamit pada Minho.

"Halo? Apa ini orang tua dari Oh Wookhee?"

-

Lucas melempar tasnya ke sofa dan ikut bersandar. Ini masih waktunya sekolah. Tapi Jongin malah mengajaknya ke rumah sakit dan pulang ke rumah setelahnya.

"Aku masih bisa ke sekolah Appa," rengek Lucas ingin kembali ke sekolah karena hari ini dia ekskul basket.

Jongin yang menggantung jaketnya berjalan menghampiri Lucas di sofa. Membuang napasnya pelan. Entah bagaimana menjelaskan Lucas tentang keadaannya.

"Masuk ke kamarmu dan istirahat Luke," ucap Jongin yang tidak tau harus bagaimana lagi.

Lucas bangun dengan malas. "Padahal minggu depan ada pertandingan dengan sekolah sebelah," gerutu Lucas berjalan ke kamar.

"Tidak ada basket sampai Daddy bilang boleh." Ucap Jongin yang mendengar gerutu Lucas.

Menghembuskan napasnya pelan. Lucas selalu begitu. Jarang mengeluh, padahal dia sakit atau merasa tidak nyaman. Apa Jongin dan Sehun terlalu baik mendidiknya?

Jongin mengeluarkan ponselnya. Memberitahu tentang tangan kanan Lucas dan ucapan dokter tadi.

"Itu efek dari luka di pundaknya. Dokter bilang, mungkin efek ini baru muncul karena Lucas yang mulai aktif menggunakan tangan kanannya lagi, Sehun." Cerita Jongin pada Sehun di sebrang.

Let's be Happier, (끝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang