06: perlahan semuanya mulai terkoneksi satu sama lainnya

700 114 31
                                    

"Lo gak boleh kabur kali ini. Gue sama Jongho udah kehabisan alasan untuk lo." Ancaman Yeosang saat makan siang membuat San mengerang.

"Kenapa sih departemen kita senang banget kumpul sama departemen lain?"

"Udahlah Bang, ikut aja," perkataan Jongho membuat San berdecak, karena biasanya kalau Yeosang memaksanya untuk ikut, setidaknya temannya ini akan membelanya untuk memberikan pilihan untuk ikut atau tidak. Namun, sepertinya kali ini Jongho memang satu suara dengan Yeosang, "Lagian main game mulu, gak bosan apa? Sekali-kali sosialisasi sama departemen lain, kali nemu temen mabar."

"Ho, jelek banget lo ngasih alasan San untuk ikutan demi teman mabar."

"Ya namanya juga usaha, Bang Yeo."

San malas menyahut dan memutuskan memakan makanannya. Namun, saat melihat notifikasi pesan masuk dari HP-nya, San langsung menyambarnya karena menampilkan nama Seonghwa. Meski heran karena tiba-tiba Seonghwa mengiriminya pesan, San penasaran dengan isinya. Namun, San mengkernyit saat membaca pesannya karena tidak mengerti kenapa Seonghwa meminta untuk 'mereka' kembali sore ini. Pesan tersebut akhirnya berubah menjadi pesan tidak terkirim dan Seonghwa mengetikkan pesan. Tidak berapa lama, pesan baru masuk, meminta maaf karena salah kirim. Tadinya San ingin mengabaikan, tetapi jemarinya sudah mengetikkan pesan dan belum sempat mempertimbangkan untuk dikirimkan, jemarinya sudah memutuskan mengirimkan.


San:
Oh salah kirim
Gue lagi makan siang, lo udah makan?

San ingin mengutuk dirinya sendiri yang memberitahukan hal yang seharusnya tidak perlu diberitahukan. Rasanya memberitahukan Seonghwa bahwa San tengah makan siang dan menanyakan lelaki itu sudah makan terlalu berlebihan. Namun, San tidak mungkin mundur dengan membuat pesannya tidak terbaca seperti Seonghwa lakukan tadi. Lalu, kemudian San melihat Seonghwa mengetik balasan dan tidak lama ada pesan yang masuk.


Seonghwa:
Belum.
Aku sedang tidak ingin makan.
Sebelum aku dinasehati, jam 11 tadi aku baru makan dengan Om aku.

San:
Gue bahkan enggak kepikiran nasehatin lo

San tidak sadar kalau tersenyum saat melihat Seonghwa yang tengah mengetikkan balasan kepadanya. Tidak peduli Yeosang yang menatap aneh dan Jongho yang kemudian mendapatkan tatapan dari lelaki itu hanya bisa mengangkat bahunya. Karena sejujurnya San yang seperti dilihat mereka sekarang adalah hal yang baru. Saat berpacaran dengan Wooyoung saja tidak pernah mereka lihat seperti ini. Jadi siapa pun yang tengah San ajak komunikasi dari HP-nya, jelaslah bukan Wooyoung dan orang itu pasti spesial sehingga bisa membuat teman mereka yang seringnya lempeng itu sampai bersikap anomali.


Seonghwa:
Benarkah?
Aku apa enggak mengganggu waktu makanmu, San?
Gapapa kalau enggak balas pesanku, makanmu lebih penting.

San:
Udah abis, jadi gak perlu mikir lo ganggu gue
Kegiatan lo hari ini apaan?

Seonghwa:
Baca buku.
Serta menyiapkan beberapa hal yang diperlukan untuk ke kampus besok.
Oh benar, sore nanti aku ke kantor lamaku untuk bertemu beberapa orang.

San:
Lo sempat kerja?

Seonghwa:
Memangnya aku terlihat tidak pernah bekerja ya?
Iya, aku sempat kerja selama setahun sebelum lanjut ambil S2.
Sekantor dengan Mingi dahulu, satu divisi juga.


Mendadak otak San terasa membeku dengan informasi yang barus diketahuinya ini. Apa San seanti sosial itu di kantor sampai tidak pernah tahu eksistensi Seonghwa di kantor? Padahal San sudah bekerja di sini selama 3 tahun dan sekeras apa pun mencoba mengingat, rasanya dia tidak pernah sekali pun berpapasan dengan Seonghwa. Sepertinya ini adalah hal yang San tuai akibat tidak mau diajak Yeosang serta Jongho untuk kumpul-kumpul bersama divisi lain.

Vermilion | SanhwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang