Tentang Resep Nasi Goreng

564 70 2
                                    

Menjelang minggu ke-4 berakhir adalah masa yang paling ditunggu New dalam satu bulan. Bagaimana tidak, majalah sudah masuk tahap produksi dan saatnya menghela napas sejenak sebelum menyusun konsep majalah edisi bulan selanjutnya. Pada masa-masa ini, New membebaskan stafnya untuk datang setelah jam makan siang. Toh, pekerjaan mereka tidak terlalu banyak. Hanya harus mengecek flow produksi dan beberapa hal mengenai proses promosi dan penjualan. 

Dengan beban kerjanya yang sedikit, tak membuat New kehilangan kesibukan di pagi hari ini. Setelah membeli beberapa bahan makanan sejak supermarket baru mulai beroperasi di awal hari, kini ia sedang menekuni bahan-bahan tersebut untuk disulap menjadi sesuatu yang layak dimakan. Entah hal apa yang memotivasinya, tau-tau semalam ia memaksakan diri untuk memasak nasi dalam jumlah besar menggunakan rice cooker baru yang ia dapat dari sebuah acara jalan santai bulan lalu. 

Setelah beberapa kali menambahkan bahan a atau b, dan bumbu c dan d, hingga puas dengan rasanya, kini nasi goreng buatan New telah siap saji. Ia mengemasnya ke dalam 2 kotak makan. Satu kotak makan besar dan satu kotak makan siang ukuran normal. Setelah itu, ia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor. 

Saat jam makan siang telah tiba, New telah sampai di gedung kantornya. Tentu saja bukan di kantornya sendiri, kini ia sedang berada di kantor Tay sambil menjinjing kotak makan siang yang telah ia siapkan. Wajahnya mulai menyunggingkan senyum saat matanya menangkap sosok seseorang yang akan mencicipi hasil jerah payahnya pada pagi hari tadi. 

Tay yang melihat New dengan bawaannya yang cukup berlebihan pun cukup terheran-heran. "Bawa apa sih kok ribet banget kayaknya?", tanya Tay. New hanya tersenyum sambil menarik Tay ke meja di pojok kantor tempat mereka makan seperti biasanya. "Bentar ya, duduk dulu. Aku mau ketemu yang lain dulu", ucap New sambil meletakan kotak makan siang yang kecil di meja dan membawa kotak makan siang yang besar entah kemana. Oh, New adalah New. Ia pun mendatangi salah satu ruangan di kantor Tay yang di dalamnya terdapat beberapa orang rekan Tay yang masih berkumpul dan memberikan kotak makan siang besar tersebut untuk mereka nikmati. 

Tay yang masih menunggu pun, iseng membuka kotak makan tersebut dan mendapati nasi goreng yang .. normal. Tidak terlalu buruk namun juga tidak terlalu menggugah selera. Setelah New kembali dari kepergiannya, ia segera menyuruh Tay untuk mencicipi nasi gorengnya. Sebelum Tay menyampaikan kesannya terhadap nasi goreng tersebut, Jumpol sudah mendatangi mereka dengan suara histeris nan ekspresif, "NEWWWWW GILA ENAK BANGET MAU LAGI AAAAAAA". 

Tay yang merasa momennya terganggu pun segera memukul gemas kepala Jumpol, "LU APASIH GANGGU GUE MAKAN AJA ENYAH GA??????!!!!", saut Tay tak ingin kalah suara. New yang menyaksikan interaksi keduanya pun hanya bisa terkekeh. Jumpol pun segera menyingkir sebelum disemprot Tay lebih jauh lagi. 

"Beneran enak gitu?", tanya New penasaran. "Iya enak, padahal aku tuh kurang suka nasi goreng soalnya berminyak gitu kan. Tapi, kalo nasi goreng buatan kamu aku suka-suka aja", jawab Tay sambil menyunggingkan senyum terbaiknya. Oh lihat lha mereka, tau-tau sudah nyaman memanggil diri sendiri dengan "aku" dan mengalamatkan yang lainnya dengan "kamu". Bahkan sejujurnya, mereka pun tidak menyadari sejak kapan mereka mulai melakukan hal ini. Tapi, selama tidak mengganggu salah satu pihak, tidak ada salahnya bukan?

"Btw sejak kapan kamu bisa masak?", tanya Tay penasaran. "sejak kapan yaa, aku selalu suka masak sih karena selalu punya ekspektasi tinggi sama makanan yang dibikin orang, kan kalo dibikin sendiri terus gak sesuai ekspektasi gak usah nyalahin siapa-siapa hehehe. Tapi jarang ada waktu jadi ya gitu udah hampir gak pernah", jawab New sambil memajukan bibirnya. Tay yang gemas pun langsung mencubit bibir lucu tersebut. "IH APASIH RESE", protes New. Lalu tiba-tiba wajah Tay memasang ekspresi serius sambil menegakan posisi duduknya, memandang mata New lekat-lekat bagai pusat kehidupannya, ia pun berkata, "New, janji ya sama aku. Jangan kasih tau orang-orang kalau mereka nanyain resep kamu. Cukup kamu aja yang tau, aku gak mau berbagi resep nasi goreng kesukaan aku sama orang lain". New hanya bisa tertegun. Antara bingung dan terlalu geli dengan ekspresi Tay yang berlebihan terhadap nasi goreng buatannya. "Hah ngomong apa sih .. lagian RESEP NASI GORENG KAYA GINI BANYAK DI INTERNET KALI AH", tanggap New sambil memukulkan sendoknya ke dahi Tay. Mereka berdua tertawa bersama. Entah apa yang lucu. Mungkin sebagai rasa syukur bahwa mereka memiliki satu sama lain, yang entah sebagai apa, menikmati nasi goreng buatan New dengan selingan cerita kehidupan satu sama lain. Hingga saat ini, semuanya masih terasa cukup.

People come and go and walk away
But I'm not going anywhere

- Keren Ann, 2003

INURE - TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang