Malam berlalu. Yuri terbangun dengan perasaan yang tidak karuan. Staminanya habis karena menangis semalam. Menelisik seluruh tubuhnya, ia masih memakai pakaian yang kemarin ia kenakan untuk merayakan ulang tahunnya. Acara setahun sekali yang berantakan karena seseorang.
Bukan. Karena dua orang. Nyatanya Hyewon dan Yena sama saja. Sama-sama egois.
Ditengok jam di dindingnya, Sudah pukul delapan pagi. Yuri meringkuk sedikit di balik selimutnya, kemudian mengambil handphone yang terletak di atas nakas. Tidak ada sama sekali panggilan atau teks baik dari Hyewon maupun Yena. Ia pun menaruh Kembali gawai itu di atas nakas lalu memejamkan matanya beberapa saat sampai ia mengingat bahwa Minju sepertinya menginap semalam.
Yuri bergerak menuju lemari bajunya. Mengganti pakaiannya dengan baju oversize dan celana pendek, outfit santainya sehari-hari. Ia pun mencuci muka dan mengenakan sedikit make up, berharap bekas tangisnya semalam tidak ketauan oleh Minju. Setidaknya, ia tidak boleh terlihat terlalu hancur di depan sahabatnya.
"Juuuu," panggilnya tepat saat ia melangkah keluar dari kamarnya. Hening. Tidak ada sama sekali respons yang ia harapkan.
Pada akhirnya, semua orang memang meninggalkannya. Setidaknya itu yang Yuri pikir sebelum akhirnya menemukan Minju yang tertidur dengan Chaewon di sofa di ruang tamunya.
Iya. Tidur sama Chaewon di sofa.
Tersenyum kecil, terbesit ide jail dalam benak Yuri. Ia beranjak pelan, melangkah diam-diam menuju ruang binatu dan mengambil seprei warna putih. Minju terkenal sangat penakut. Bahkan untuk orang yang baru kenal dengan dirinya pun, pasti tau hal tersebut.
"Udah baikan nih kayaknya?"
Yuri memekik kaget, menjatuhkan seprei putih yang sedang ia pegang. Chaewon berdiri di ambang pintu, tersenyum sedikit sembari menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.
"Eh...Kak Chaewon."
Chaewon berjalan mendekat, mengambil seprei putih yang terjatuh tadi dan menaruhnya di keranjang baju kotor. "Maaf ya."
Yuri terkesiap dikit, takut salah denger. "Maaf? Maaf kenapa kak?"
"Iya, maaf. Kalo aku gak ngeiyain Yena untuk dateng ke sini, yang kemaren pasti gak akan terjadi," ucapnya sembari meraba halus pipinya yang ditonjok Yena kemaren. "Yena ngomong apa?"
Terdiam, Yuri menarik Kembali memorinya ke kejadian yang belum lewat 24 jam tersebut. Semua terasa baik di awal. Teman-temannya datang di pesta ulang tahunnya. Hyewon ada dan bahkan datang paling pertama. Namun rasa aman dan senang itu sirna saat ia melihat mobil Yena dari jendela lantai dua.
"Kamu ngundang Yena?" tanya Hyewon yang melihat ke luar jendela juga. Yuri menggeleng, mencengkram erat ujung kemeja yang dikenakan Hyewon.
Yuri kemudian masuk ke kamarnya, sedikit membenarkan riasannya. Ia kemudian keluar lagi dan meminta Hyewon jika Yena masuk, tolong langsung bawa ia ke taman belakang. Yuri pun bergegas, jalan ke taman belakang. Ia berusaha merangkai kata-kata yang tepat.
Jika memang semua harus selesai hari ini, maka semua harus selesai hari ini.
"Yur?" sebuah suara mengagetkan Yuri yang sedang melamun. "Kalian ngapain?"
Minju berdiri di sana, sedikit bersandar ke Chaewon. Rambutnya awut-awutan, matanya masih sedikit terpejam, khas orang baru bangun tidur. Chaewon sigap langsung merangkul Minju sambil membiarkan kekasihnya itu merasuk ke peluknya.
"Ngobrol di ruang tamu yuk." Ajak Chaewon. Minju dan Yuri mengiyakan, lalu berbarengan jalan ke ruang tamu rumah Yuri.
"Jadi sebenernya kemaren ada apa sih?" tanya Minju yang baru Kembali dari kamar mandi setelah sebelumnya cuci muka dan sikat gigi terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday | Izone
Dla nastolatkówYuri bertemu lagi dengan cinta pertamanya dalam keadaan sedang berpacaran dengan Yena, seniornya sejak SMP. Hyewon bertemu dengan cinta pertamanya setelah tujuh tahun memendam rasa tersebut. Berhadapan dengan pilihan sulit, apakah suatu hari kebahag...