30| Really Love U

121 20 3
                                    

Halo? Gak usah ngambek lagi, ini aku udah ada didepan rumah kamu, beliin apa yang kamu mau.
-Faris
________

Huaahh, so cute😭😘
Jiwa single ku meronta-ronta 😌😭
____________________

Malam ini Thafa begitu bebas, karena ayahnya tadi siang ke luar kota untuk menyelesaikan masalah salah satu perusahaan yang collapse.

Saat ini ia sedang bersantai menonton televisi di ruang tamu, bersama dengan Laskar kucingnya. Mbok Minah sudah tidur sedari tadi, karena Thafa yang suruh, agar Mbok Minah punya waktu istirahat selagi ayahnya gak ada di rumah.

"Aduh laper banget." Monolognya memegangi perutnya yang keroncongan.

"Gue kok pengen banget yah makan martabak manis? Tapi udah malam." Ujarnya menatap keluar jendela.

"Tapi gue mau banget. Beli aja deh, kan cuman sebentar. Tapi gue harus ngabarin Faris dulu buat izin."

Thafa merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Mengetik sesuatu disana, sudah bisa dipastikan siapa yang akan dihubunginya.

📱"Halo, Ris?"

📱"Kenapa? Kangen ya?"

Thafa memutar kedua bola mata mendengarnya.

📱"Bukan."

📱"Terus?"

📱"Aku cuman mau izin keluar bentar, buat beli martabak manis. Mumpung ayah lagi keluar kota ngurusin perusahaannya yang collapse, tadi siang."

📱"Gak boleh! Udah malam, bahaya."

📱"Tapi aku pengen banget makan itu."

📱"Emang harus itu? Gak ada makanan lain yang bisa kamu nyemil dulu di sana?"

📱"Aku cuman pengennya itu. Boleh ya? Janji deh gak bakal macam-macam."

📱"Gak boleh Thafa! Bisa nggak kamu jangan ngebantah!"

📱"Kamu egois banget sih, waktu itu kamu bilangnya jangan kemana-mana kalau belum izin, sekarang aku izin malah gak di izinin. Kalau tau gitu mending gak usah izin deh."

Thafa mendengus mencebikkan bibirnya.

📱"Bukan gitu, ini demi kebaikan kamu juga. Aku gak mau kejadian di pasar malam itu terulang lagi."

📱"Terserah deh."

Tuttt... Tuttt... Tuttt

Thafa mematikan telfonnya sepihak, lalu melempar ponselnya ke sembarang arah.

"Hufft, Laskar kamu dengar sendirikan, Faris gak ngizinin aku buat beli martabak. Padahal kamu pasti juga mau kan?" Thafa mendudukkan dirinya kasar di sofa, mengelus Laskar yang setia menemaninya.

"Faris gitu deh, gak peduli lagi sama aku."

"Kalo gue pergi dan gak nurutin dia, takutnya dia marah. Tapi kalo gue gak pergi, perut gue nanti ngamuk karena gak gue turutin."

Thafa terus saja menggurutu, mondar-mandir kesana kemari karena kesal dengan Faris. Bahkan Faris yang mencoba menghubunginya berulang kali pun tak diangkat, saking kesalnya.

Sampai Ia sudah tidak tahan dengan dering hp nya yang terus-terusan berbunyi.

📱 "Apalagi sih?"

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang