....
Author pov*
Christina Ageelia Axelton, anak perempuan yang baru menginjak umur 11 tahun. Berdiri dengan memegang papan bertuliskan 'si idiot Victor Krum' dengan gambar jelek disampingnya.
Bukan tanpa tujuan ia bersusah susah memegang papan yang bahkan hampir menyaingi ukuran tubuhnya itu. Ia sengaja membuat papan yang begitu besar agar teman dekatnya Viktor Krum dapat dengan mudah menemukan dirinya yang berada ditengah kerumunan orang banyak.
Chris begitu merindukan teman dekatnya yang sedang menempuh pendidikan di sekolah asrama yang berada di utara. Mau sesering apapun mereka bertengkar, Chris akan selalu menganggap Viktor sebagai temannya yang berharga.
Gadis itu masih menunggu orang yang di carinya, bahkan setelah 15 menit telah berlalu.
ia sudah menurunkan papan yang sedari tadi diangkatnya karena pegal dan mulai memainkan jari-jarinya.
Ia tak menyadari ada dua orang yang datang menghampirinya dengan membawa koper pada masing masing tangan mereka.
Koper yang besar Dan kuno.Di jarak yang tidak terlalu dekat, salah satu dari dua orang itu berteriak dengan suaranya yang berat, sementara yang satunya lagi hanya diam mengamati tingkah laku temannya itu.
"OYY CHRISS" ia melambaikan tangannya.
Chris mencari arah sumber suara yang memanggilnya. Dan ia pun menemukan Viktor dengan seseorang yang berdiri tepat di samping temannya itu.
Chris berjalan mendekati keduanya, tapi kemudian menjitak kepala Viktor sekeras mungkin.
"Kau tahu sudah berapa lama aku menunggu?" Yang dibalas oleh Viktor dengan cengengesan, dan Viktor pun menyadari bahwa itu adalah kesalahan yang fatal. Karena setelahnya, tanpa aba aba terlebih dahulu, Chris kembali menjitak kepala Viktor dengan kekuatan yang ekstra keras.
"Rasakan! Makanya lain kali datanglah lebih cepat, atau aku akan meninggalkanmu disini! " Viktor yang meringis kesakitan dan Chris yang terus mengomel. Mereka bahkan tidak sadar jika ada orang lain yang berada di dekat keduanya.
"Ekhm, Viktor. " Orang itu menatap Viktor, meminta dirinya untuk di kenalkan.
"Kau tidak lihat aku sedang kesakitan? Perkenalkanlah dirimu sendiri! Seperti tidak bisa berbicara saja. " Viktor bersungut. Seperti anak kecil. Dasar.
Awas saja kau Viktor.
"Jadi... Siapa namamu? " Itu Chris yang bertanya. Chris mengamati orang yang dibawa oleh Viktor Dari atas sampai bawah.
"Namaku Aidan, Aidan Gallagher. Salam kenal. " Aidan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Chris.
"Chris, Christina Axelton. " Ucap Chris membalas jabatan tangan tersebut.
"Dia adalah teman sekamarku. " Ucap Viktor setelah sakit akibat jitakan Chris di kepalanya menghilang.
"Dia juga teman sekelasku. " Lanjut Viktor.
"Dia juga teman satu tim ku. "
"Dia juga teman adu gulat ku. "
"Dia juga teman satu kelompok ku. "
"Dia juga-" Ucapan Viktor tertahan karena di sela oleh Chris.
"Oke oke aku mengerti, singkatnya Aidan merupakan teman sehidup semati mu, ya kan? " Viktor mengangguk. Lalu menggeleng setelahnya.
"Kebiasaanmu yang seperti itu harus di perbaiki Chris. Itu tidak baik." Chris menunjukan cengiran miliknya.
"Baiklah Victor tersayang." Chris melakukan pose hormat sembilan puluh derajat, menirukan para tentara yang memberi hormat pada pemimpin mereka.
"Kau harus tahu Vik, bandara ini memiliki pesawat terbaik sepanjang masa." Chris mengalihkan pembucaraan mereka.
"Oh ya, lebih seperti omong kosong bagiku. Membayangkan diriku menaiki pesawat ini lagi merupakan mimpi terburuk." Victor menaikkan alisnya.
"Yah, aku belum pernah menaikinya. Tapi aku yakin bahwa itu tidak akan lebih buruk Dari wajahmu." Chris memeletkan lidahnya.
"Apa katamu? Hah! Wajah yang kau bilang buruk ini banyak mengambil hati para penggemarku.." Victor berucap bangga, mengusap rambutnya yang terlalu tipis
"Seperti kau punya penggemar saja. Bahkan rambut pun tidak ada." Oke sepertinya perdebatan mulai panas.
"Apa hubungannya dengan rambut. Bahkan jika itu ada hubungannya, aku terlihat sangat tampan dengan gaya seperti ini!"
Perdebatan selesai dengan Aidan sebagai pelerainya. Aidan mulai menyesali keputusan menerima ajakan Victor untuk menghabiskan liburan semester ini di London.
Padahal baru saja sampai sudah seperti ini, bagaimana nanti? Pikir Aidan.
Tapi ia harus tetap dewasa, bersabar Dan melerai perkelahian kedua anak kecil di depannya ini.
Belum sampai 5 menit setelah perdebatan tadi terjadi, muncul lah akar perdebatan lainnya.
"Hey Viktor, kau menginjak sepatuku! "
"Aku tidak sengaja Chris! "
"Persetan dengan itu! Kau tetap menginjak sepatuku! "
"Hey, hey Chris tenanglah, Viktor tidak sengaja melakukannya, berhentilah berdebat kalian berdua! "
"Ohoho... Kau juga ingin mencari keributan denganku hah Aidan! "
"Bukan itu maksudku. "
"Jika yang kalian inginkan itu mencari masalah denganku, baiklah. Aku akan membuat masalah yang sama. "
Chris lalu menginjak sepatu putih yang dikenakan oleh Aidan dan juga Viktor.
"Hey! Itu sepatu putihku! "
"Kenapa kau menginjak sepatuku juga Chris!? Aku bahkan tidak menyentuh milikmu! "
Aidan yang tidak Terima hal itu kembali menginjak sepatu milik Chris.
"Sekarang sudah adil kan? "
"Beraninya kau! Sini kalian berdua Aidan, Viktor! "
Hilang sudah sikap dewasa milik Aidan yang dibanggakannya Selama ini.
***
-TBC-
Edited
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 𝐑𝐀𝐕𝐄𝐍𝐆𝐑𝐄𝐄𝐍
Hayran Kurgu( 𝙲𝙾𝙼𝙿𝙻𝙴𝚃𝙴𝙳) Tahun ini adalah tahun pertama Christina berada di Hogwarts. Didikan keras yang diterimanya sedari kecil telah membuatnya menjadi seorang anak yang pintar dan cepat belajar. Ditambah dengan Daya ingat fotografis yang me...