Young Master Damien's Pet (Bagian 1)

Bab 103 - 104. Kemampuan

Bab 103. Kemampuan part 1

Penny dan Damien duduk di lantai, yang satu memegang lilin sementara yang lain memandangi tempat lilin.

Damien yakin Penelope bukanlah penyihir yang tidak aktif.

Jika Penny tidak aktif, dia tidak akan memiliki kemampuan untuk mengubah ramuan penyihir hitam menjadi sesuatu yang bersih seolah-olah sejak awal ramuan itu tidak berbahaya.

Hal ini hanya membuat Damien lebih merenungkan garis keturunan gadis itu.

Bahkan bibinya, ibu Lord Alexander tidak memiliki kekuatan seperti ini.

Banyak yang menganggap ibu Alexander sebagai penyihir yang hebat pada masanya beberapa tahun yang lalu, karena potensi yang dimilikinya tidak seperti penyihir putih lainnya.

Kematian tragis wanita itu begitu menyakitkan, sementara sebagian besar dari mereka yang dekat dengannya merasa sedih dengan berita itu, ada beberapa yang bersukacita atas kejatuhan penyihir putih.

"Rasanya hangat," kata Penny merasakan lilin berubah dari dingin menjadi hangat.

"Bukankah tabung kacanya juga terasa hangat sebelum warnanya berubah?" tanya Damien dan Penny mengangguk,

"Bagaimana perasaanmu saat ini? Katakan padaku."

"Menurutku tidak ada perubahan. Awalnya dingin dan sekarang berubah ... semakin panas setiap detiknya," Penny memberitahunya.

"Lepaskan," perintah Damien agar Penny melepaskan lilinnya.

Melakukan apa yang pria itu katakan, Penny menjatuhkan lilin itu seperti kentang panas.

Tangan Damien pertama-tama meraih tangan Penny, mengambilnya dan menggenggamnya, di mana Damien mengusap telapak tangan Penny yang terbuka,

"Tanganmu terasa hangat," gumam Damien.

Tangan Penny juga berubah menjadi merah,

"Jika tidak bisa menahannya, kau bisa berhenti."

"Apa?" tanya Penny yang tersesat dalam pikirannya sendiri.

"Kau tahu, apa yang bisa kau tangani dan apa yang tidak bisa,"

Damien mengerutkan kening sambil terus mengusap ibu jarinya.

Penny berharap Damien akan melepaskan tangannya, tetapi sebaliknya, Damien terus memegang tangan Penny.

Anehnya, tangan pria itu juga hangat. Bukankah vampir seharusnya adalah makhluk berdarah dingin?

Damien mengambil lilin dengan tangan satunya, menekannya hingga lilinnya hancur.

Sepertinya Penny membutuhkan seseorang untuk membimbingnya dan Damien bukan orang itu.

Penny tidak tahu tentang garis keturunannya dan telah menjalani hidupnya tanpa menyadarinya.

Penny bertanya-tanya betapa beruntungnya dia tidak tertangkap oleh penduduk desa yang mencurigainya di tempat ia tinggal.

"Tuan Damien?"

Damien mendengar Penny memanggil namanya. Suara gadis itu begitu lembut dan bebas, seperti burung yang terbang di langit musim panas yang begitu jarang di Bonelake.

"Hmm?" Damien mengangkat alisnya.

"Mengapa kau begitu hangat?"

"Aku adalah orang yang sangat hangat?"

Penny ingin tersenyum pada diri pria itu yang narsis. Penny sudah terbiasa.

Karena tidak pernah melihat atau bertemu dengan orang seperti Damien, Penny mencoba menahan senyumnya dan Damien memperhatikannya.