part 1

23 5 12
                                    

HAI HAI HAI....

HALO GAES, JADI INI CERITA PERTAMA AKU. MOHON DI MAKLUMI JIKA ADA PENGGUNAAN KOSAKATA BAKU MAUPUN TIDAK BAKU ATAUPUN PENGGUNAAN KATA YANG BERULANG-ULANG.

-HAPPY READING-

Pagi hari, seorang gadis cantik tengah terburu buru memakai sepatu berwarna putihnya. Panggil saja Ara, dia sangat terburu buru sekarang, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan akhir semester. Setelah sepatunya terpasang dengan rapi, Ara langsung berlari ke luar rumah dan menuju rumah sahabatnya, Andin.

Sesampainya di hadapan rumah Andin, Ara membuka gerbangnya dengan kasar, dan tidak lupa menutupnya kembali. Sampai di pintu, Ara masuk tanpa mengucapkan salam, dan terus berlari ke arah kamar Andin.

"WOYY!! CEPETAN!!" teriaknya sambil menaikki tangga.

"SABAR ELAH!! INI LAGI BERESIN BUKU." jawab Andin dari kamarnya.

Setelah sampai di depan kamar Andin, Ara masuk dengan mendorong pintu sangat keras.

"Mama belum pulang?" tanya Ara yang sudah duduk di tepi kasur milik Andin.

"Belum, tapi tadi malem nelpon, katanya mau pulang." jawab Andin seraya memasukkan bukunya ke dalam tas.

Mama Andin, Rani. Kemarin di telpon agar menyusul suaminya di luar kota. Untuk sehari hari, Rani adalah Ibu rumah tangga, namun dua hari kedepan ia tidak dirumah. Sama seperti Andin, orang tua Ara tidak ada di rumah, mereka sekarang ini sedang berada di negara orang.

"Mama lo? Kapan pulangnya?"

"Kagak tau gue." jawab Ara malas.

"Dah, yuk berangkat." Andin sudah siap.

"Afsha ngga di samperin?" tanya Ara sambil menuntun motor Scoopy yang di ambil dari bagasi rumah Andin.

Afsha sahabat mereka juga, namun sifatnya sedikit lembut. Catat, hanya sedikit. Afsha juga memakai hijab jika di sekolah, di banding Ara dan Andin, Afsha lebih anggun.

"Udah tuh, lo yang nyetir." suruh Ara.

"Ihh, males. Lo aja."

"Untung untung udah gue panasin."

Andin pasrah saja, dengan segera ia memakai helm dan menjalankan motornya meninggalkan Ara yang masih berdiri sambil memakai helm.

"HEH!!" teriak Ara.

Sampai di hadapan gerbang rumahnya, Andin berhenti dan menunggu Ara sampai.

"Lama lama gue mutilasi lo!" ucapnya sambil mendorong gerbang rumah yang tertutup itu.
"Cepet Bi, aku udah telat nih." ujar Andin dengan nada terburu buru.

"Asem, gue bukan pembantu lo!" Ingin sekali rasanya membuang Andin ke laut yang biasa ia datangi saat senja tiba.

Andin menjalankan motornya kembali, setelah gerbang terbuka. Sedangkan Ara, menutup kembali gerbang rumah sahabatnya. Lama lama Ara menjadi tukang buka-tutup gerbang.

"Cepet naik." suruh Andin. Dengan perasaan dongkol, Ara membonceng dengan posisi menyamping.

Keluar dari komplek perumahan mereka, Ara dan Andin bertemu Afsha dengan wajah sumringahnya.

"Hello, aku kembali membawa bermilyaran kerinduan." ucap Afsha membuka kaca helmnya dan melambaikan tangan kirinya.

Keduanya berhenti, Ara menatap Afsha datar. Andin? Memutar bola mata malas.

"Ihh, kok berhenti? Jalan. Ntar telat loh," kata Afsha.

"LO JUGA BERHENTI DODOL!!" teriak Ara dan Andin bersamaan.

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang