1. Apa yang terjadi?

2 1 0
                                    

"Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya, kita dapat memprediksi tetapi bisa saja yang kita prediksi itu salah" -Laura Arsya


Rara POV

26 September 2015

Hari ini lebaran haji, aku sangat senang karena akan berkumpul dengan keluarga besar ku di mempawah. Aku juga mama, ayah, serta adek berangkat subuh agar sampai di mempawah kita bisa langsung solat eid.

Fyi = mempawah adalah salah satu kabupaten di kalimantan barat.

Author POV

“Assalamu’alaikum”salam Rara, ayah, mama juga adeknya saat tiba dirumah kakeknya mama atau bisa dibilang eyang nya Rara. Disitu sudah ramai keluarga besar Rara yang lain.
“Waalaikumsalam” Keluarga besar nya menyambut kedatangan nya, terlihat dari wajah mereka semua kalau mereka sangat bahagia bisa berkumpul, hanya kekurangan kakek juga nenek Rara yang saat itu belum pulang dari mekkah.

Tak lama kemudian, mereka semua bersiap berangkat ke masjid, tidak ada satu pun yang membawa hp, hp mereka semua diletakkan di atas nakas ruang keluarga dan tersusun rapi. Yang menjaga rumah adalah mama Rara yang saat itu sedang halangan bersama nenek Rara juga beberapa sepupu Rara yang masih kecil.

Sesampainya di masjid, mereka pun solat eid dan saat mendengarkan ceramah perasaan Rara sudah tidak enak, dia melihat beberapa temannya bermain hp.

“Aish tadi aku membawa hp saja”batin Rara sedikit menyesal tidak membawa hp

Beberapa menit kemudian, ceramah pun selesai dan keluarga besar Rara pun pulang ke rumah. Rara pun bermain bersama sepupu sepupunya, sedangkan mama, tante tante, nenek nenek nya memasak makanan, dan ayah, om om, juga kakek kakeknya mengobrol di teras rumah. Belum ada satu pun yang memegang hp kecuali ayahnya, yang tampak sedang menelpon seseorang.

Hingga jam 11, mereka sibuk memainkan hp  dan terlihat ayah Rara yang masih tampak menelpon seseorang.

“Tadi bapak nelpon berkali kali, tapi dari tadi ditelpon balik ga diangkat angkat”kata ayah Rara kepada mama Rara juga beberapa tante, nenek, kakek dan om Rara.
“Lagi solat kali”jawab salah satu nenek Rara yang biasa dipanggil Nek Uti oleh Rara.
“Gatau ini”jawab ayah Rara
"Rara juga tadi pagi ditelpon nih sama kakek" Kata Rara sambil memperlihatkan hp nya
"Mama tadi pagi ga denger hp bunyi ma?" Tanya ayah Rara kepada mama Rara
"Ya mama kan diluar lagi main sama anak anak pada mau main diluar semua, ya ga kedengeran lah, Bi Sara tadi lagi didalam kan bi?" Jawab mama Rara dan bertanya kepada Bo Sara (nenek Rara)
"Iya kan bibi lagi mandi terus pas dikamar juga bibi ga ada denger suara hp" Jawab Bi Sara yang sambil menggendong anaknya yang masih kecil
"Kalo Rara sih hp nya emang ga dideringin jadi mungkin ga ketahuan, gatau kalo ayah" Kata Rara
"Ayah perasaan dihidupin akh nada deringnya" Jawab ayah Rara sambil tetap mencoba menelpon kakek juga nenek Rara
"Eh engga, hpnya ayah getarin" Tambah ayah Rara setelah melihat hpnya
"Yeuu ya gabakal kedengeran kalo gitu" Kata salah satu tante Rara yang dipanggil tante Ika oleh Rara, dan seketika semuanya tertawa sambil menggelengkan kepala melihat tingkah ayah Rara
“Udah biarin dulu aja nanti juga nelpon balik lagi”kata kakek Rara yang biasa dipanggil Tok Lang oleh Rara.

Akhirnya ayah Rara pun berhenti mencoba menghubungi kakek Rara dan Nenek Rara yang di mekkah. Keluarga besar Rara pun bercanda ria di ruang keluarga itu termasuk Rara juga. Hingga malam pun tiba, satu per satu keluarga besar Rara kembali ke rumah masing masing, ada yang kembali ke pontianak, juga ke singkawang.

Fyi = Pontianak dan singkawang adalah salah satu kota besar di kalimantan barat

Keluarga Rara pulang ke pontianak sekitar pukul 10 malam, diperjalanan pulang Rara bersama kedua adeknya bernyanyi ria hingga ketiga nya ketiduran.

“Eh bangun, udah sampai nih”kata mama Rara juga ayah Rara membangunkan Rara dan kedua adeknya.
“Eughh”lenguh Rara dan adiknya yang bernama Rey, sedangkan adiknya yang paling kecil masih tertidur.
“Ayah gendong aja yah”suruh mama Rara kepada ayah Rara untuk menggendong adik Rara yang bernama Ren.

Rara memasuki rumah dengan berjalan gontai, saat sampai dikamar nya juga kamar kedua adiknya dia langsung tidur tanpa berganti pakaian terlebih dahulu, begitu juga Rey yang langsung terlelap diranjang yang berada dibawah ranjang Rara, dan Ren yang diletakkan disamping Rey.

Mama juga Ayah Rara tidak langsung tidur tetapi menonton tv dahulu, hingga jam 1 malam
“Halo”salam mama menjawab telpon
“Halo kak anti, itu mama nama ada di tv”panik tante Rara atau adik pertama mama Rara, ia biasa dipanggil tante rati oleh Rara.

Dengan segera, Ayah juga mama Rara mencari channel tv yang menampilkan nama nenek Rara atau ibu dari mama Rara yang berada dimekkah. Mama juga ayah Rara kaget saat melihat tv dan benar ada nama nenek Rara yang menjadi salah satu korban ‘tragedi mina'. Ayah Rara pun dengan cepat menelpon kontak person yang terpapar ditv, dan benar nenek Rara menjadi korban pertama ‘tragedi mina', sedangkan kakek Rara belum ditemukan.

“Teh bangun, nanti tidur lagi dimobil”kata Ayah segera membangunkan Rara juga Rey dan Ren. Rara pun bangun dan melihat jam menandakan pukul setengah 3, Rara juga Rey pun bangun dan berjalan gontai ke arah mobil bahkan dia tidak sempat memakai kerudung dan mengganti pakaian karena mama juga ayahnya menyuruh cepat cepat.

Disepanjang perjalanan terlihat mama Rara yang sangat gelisah dan ayah Rara yang selalu merapalkan doa, Rara yang tadinya ingin melanjutkan tidur pun tidak jadi karena kebingungan.

“Halo, kamu dimana? Cepetan pulang”kata mama Rara saat menerima telpon
“Ini lagi dijalan pulang, bapak sama ibu gimana”jawab seseorang disebrang telpon yang ternyata paman Rara atau adik kedua dari mama Rara yang biasa dipanggil cu Iki oleh Rara.
“Belum tau, kak anti lagi dijalan mau kerumah bapak”kata mama dengan nada yang sedikit melemah sedangkan ayah masih merapalkan doa
“Kak rati gimana?”tanya cu iki
“Kak rati besok pagi pulang, kasian kalo balik malem malem, dia kan lagi hamil”jawab mama Rara. Rara pun semakin bingung.
“Ada apaan sih? Ini pada kenapa? Iki kenapa? Apa tante rati kenapa kenapa? Ato iki?”batin Rara ikut gelisah dan melihat Rey yang juga sedang menatap nya dengan tatapan bingung.
“Tidur lagi teh”kata ayah sambil melihat sekilas kebelakang dan hanya dibalas deheman dari Rara.

Sesampainya dirumah kakek Rara, Rara juga kedua adek nya langsung tidur diruang keluarga, mama juga ayahnya kembali menonton tv. Tak lama kemudian, cu iki nya pulang.

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang