[2.9] Adam

1.3K 219 24
                                    

"Sejujurnya gue juga nggak tau sih mau dibawa kemana dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejujurnya gue juga nggak tau sih mau dibawa kemana dulu. Ya gimana, orang dia sukanya bukan sama gue"

Bang Saka memulai monolognya. Membuat kita berenam ditambah salah satu pelaku ikut mendengar dan memperhatikan. Bang Wirga selaku tersangka utama mengelus belakang tengkuknya.

"Sorry, Bang, gue... "

"Nggak, Wir," potongnya, "Lo emang udah nolak Naisha. Malah gue harusnya say thank you karena lo udah nolak dia dengan cara yang baik. Ya walaupun awal-awal gue sempet pengen nonjok lo juga sih"

Bang Wirga cuma menganggukkan kepala. Ini bocah kayaknya masih ngerasa bersalah kalo diliat dari mukanya yang lesu dan nggak bertenaga. "Kali ini nggak bakal gue tikung kok, Bang, seriusan"

"Lo bisa jamin perasaan orang emang?" Mampus, diskak sama Bang Hansa, "Lo mungkin emang nggak nikung, Wir. Tapi lo nggak tau hatinya bakalan balik lagi ke lo apa nggak"

Emang ya, kalo debat tuh jangan sama Bang Hansa. Nggak cuma hobi ngomongin anjing doang, dia kalo ngomong realita emang suka kebablasan. Bener sih menyadarkan, tapi sakitnya nggak ketulungan.

Bang Saka justru tertawa, "Gue cuma nemenin dia curhat doang kok. Nggak ada pikiran mau kesana jadi yah, nggak tau kedepannya gimana"

"Asal jangan jadi php aja kaya Mas Adam"

Gue mendelik. Padahal daritadi gue sengaja diem biar nggak kena, eh dicaplok juga. Baru aja gue mau mangap, namun langsung mingkem lagi ketika gue liat Ares bangkit dari duduknya.

"Kemana, Res?"

Yang ditanya cuma nyengir, lalu memasukkan smartphone ke dalam saku celananya. Bang Saka selaku si penanya mengangkat sebelah alisnya sebelum memasukkan kacang sukro ke dalam mulutnya.

"Beli obat, mumpung inget"

Gue dan kawan-kawan -yang sebenernya nggak mau gue akuin sebagai kawan- menganggukkan kepala. Ares ini sebenernya rada misterius di mata gue. Iyasih kerjaannya emang haha hihi doang kayak mbak kunti di malam hari tapi gimana ya, kadang ketika lo ngeliat ke dalam matanya tuh kaya yang... Hampa?

Tolong jangan mikir aneh-aneh kalo lo nggak mau gue slepet pake taplak.

Nggak deng, canda.

Semua orang di Asankalayana tau kalo Ares punya adik kembar sepasang dan salah satunya sakit. Gue nggak tau yang sakit itu si Lingga apa Jingga karena Ares nggak mendetailkan lebih lanjut siapa dan sakit apa. Bahkan, laki-laki itu seolah bungkam dan nggak membiarkan orang lain itu tau ada masalah apa dengan dia.

Yah dia cerita adeknya sakit pun gara-gara nggak sengaja ketemu Mas Nara sama Bang Aksa di apotek ijo yang terkenal buka dua puluh empat jam seperti namanya.

"Oh oke, Tiati ya lo"

Ares hanya mengacungkan ibu jari tangan kanannya lalu menghilang dibalik pintu yang digeser. Gue menghela nafas pelan, "Ares itu ketutup banget nggak sih? Sampe kadang gue nggak tau dia beneran seneng atau nggak,"

Start Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang