🌿11🌿

1.1K 89 0
                                    

°•°•°•°•°

"Heh, Lo semua, udah tau belum?" Sosok Andreas baru datang dan mendudukan diri di kursi kantin samping Zio, langsung berbicara.

"Gobl*k, lo belum ngasih tau gimana kita bisa tau?" Celetuk Adlan dengan santai sembari mencomot satu buah bakwan yang ada di meja yang tengah mereka tempati sekarang ini.

"Oke, Lo semua mau gue kasih tau ngga?"

"Kasih tau apaan?" Tanya Viko yang berposisi duduk dihadapan Andreas.

Andreas menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, kemudian sedikit membungkukkan badannya ke tengah-tengah meja Ia mulai mengode teman-temannya untuk saling mendekatkan diri.

Zio yang turut penasaran, ikut merapat ke Andreas. Sedangkan Adlan, hanya diam melirik perlakuan bodoh teman-temannya itu. Toh, telinganya masih normal untuk mendengar perkataan Andreas tanpa harus merapat seperti itu.

"Gue tadi sempet denger gosip.."bisik Andreas dengan volume sekecil mungkin.

"Ha? Gosip? Sejak kapan lo ikut ngegosip?." Sambar Zio dengan wajah penasarannya yang terlihat sangat bodoh jika dipandang.

Plak!

Zio meringis sakit saat merasakan panasnya geplakan Andreas di belakang kepalanya.

"Jangan potong kalimat gue, anjir!" Desis Andreas kepada Zio yang terdiam.

Andreas menarik nafas sejenak, kemudian mulai melanjutkan perkataannya. "Jadi tuh, tadi gue denger—"

"Denger apaan?"

"Anjir! Heh, gue bilang jangan potong ucapan gue!" Gemas Andreas pada Viko yang tengah meringis saat merasakan pipinya kebas akibat Andreas yang menariknya keras.

"Heh, udah, sok lanjut ceritanya.." lerai Zio yang sudah sangat penasaran.

Andreas menghentikan perlakuannya, kemudian kembali fokus pada ceritanya tadi yang belum selesai. "Oh ya, jadi gini, tadi gue sempet denger katanya, pak Deni ketauan ciuman lagi sama siswi sekolah ini di koridor fisika."

Uhuk!

Adlan terbatuk-batuk karena tersedak jus melon yang tengah ia minum sekarang, ia menatap serius pada Andreas yang tengah menatapnya. "Serius Lo?"

Andreas mengangguk-angguk, "gue denger dari anak-anak cewek kelas IPS tadi."

"Waah, tuh guru ngga ada kapoknya ya, ini bukan kali pertamanya loh dia ketauan begitu.." ujar Adlan tak habis pikir.

"Kali ini siapa ceweknya?" Tanya Viko dengan raut wajah kosongnya.

Semua mata menatap Viko, kemudian Andreas tampak berpikir sejenak. "Gue denger namanya Luna.."

Mata Zio membulat, ia menoleh cepat menatap Andreas dengan tatapan terkejut.

"Lunaira?" Tanya Zio yang langsung dibalas gelengan Andreas.

"Bukan Lunaira, tapi Luna anak kelas IPS 4."

Seketika Zio menghela nafas lega, Lunaira bukan anak kelas IPS 4.

"Berarti pak Deni sama Arlen udah putus dong?" Tanya Adlan sembari menyeruput jus nya dengan santai.

Andreas menggeleng tak tau, ia segera mengambil garbu dan sendok untuk memakan mie ayamnya. "Mana gue tau masalah itu."

"Btw, Lunaira itu kan cewek yang kena kasus ciuman ngga sengaja sama Zio waktu itu kan."

Uhuk!

Byuurr!

Secara bersamaan Zio dan Viko terbatuk-batuk saat mendengar pertanyaan Adlan.

Adlan dan Andreas menatap aneh pada Zio yang tengah mengusap mulutnya dan Viko yang tengah mengelus-elus dadanya karena baru saja terbatuk-batuk.

"Ah, gue harus pergi pesen minum.." Viko segera bangkit dari duduknya, mengundang tatapan tanya dari tiga temannya yang lain.

"Wiih, kenapa tuh.." cetuk Andreas seraya menatap punggung Viko yang semakin menjauh dari pandangannya.

"Wajar." Ucap Adlan santai.

"Ha? Apanya yang wajar?" Tanya Andreas mulai kepo.

"Viko suka sama Lunaira.."

Tubuh Zio menegang kaku. Ha? Apaan tadi? Viko suka Lulu? Lah. Viko suka istrinya dong.

"Waah, jadi cewek yang mau dia pepet itu si Lunaira itu?"

Adlan mengangguk, mengiyakan pertanyaan Andreas.

"Sejak kapan?"

Adlan menatap Zio, kemudian terdiam sejenak. "Sejak dia tau Arlen selingkuh sama pak Deni."

Deg!

Zio diam, tangannya tergenggam erat. "Lama juga ya.."

Adlan mengangguk, terhitung selama satu tahun dia udah suka sama Lunaira itu.

"Anjir, ini namanya CDD.."

"Ha?" Zio mengernyit tak mengerti dengan ucapan Andreas barusan. CDD?, CDD apaan?.

"CDD, cinta dalam diam."

"Anjir!" Cetuk Adlan yang berhasil membuat Andreas tertawa.

"Gue kasihan deh sama Viko, udah di khianati sama Arlen, yaah, moga aja kisah cintanya sama Lunaira itu lancar dah.." harap Andreas yang diam-diam tidak di Amini oleh Zio, ya iyalah tidak di Amini, Lulu kan istrinya sekarang.

Adlan menggeleng seraya terkekeh pelan, cowok itu bangkit berdiri dari duduknya.

"Lah kenapa lo ketawa?" Tanya Andreas menatap Adlan.

"Kalian harus tau juga.." Adlan sengaja menjeda kalimatnya sejenak, kemudian menatap Zio dengan tatapan sulit diartikan. "Viko ditolak Lunaira."

***

(o_ _)ノ彡☆ votenya Kaka

Dahlah, sampe ketemu besok lagi🏃💨

Good Or Bad Couple? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang