episode 11

773 64 27
                                    


Haloo author kembali... hihi, pada nungguin gk nih?, hehe makasih buat yg setia nungguin cerita aku...
.
.
.
.
.
.
.
happy reading....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Ibunda" panggil Walangsungsang yang baru saja masuk
.
.
  "Putraku Walangsungsang" saut Subang Larang
.
.
  "Apakah Rayi Kian Santang tertidur ibunda?" Tanya Walangsungsang yang melihat Kian Santang tertidur pulas
.
.
  "Iya putraku, ibunda menyuruhnya untuk beristirahat dan berakhir dengan ia yang tidur" jawab Subang Larang
.
.
  "Ibunda, tabib Lim tidak ada di istana" Walangsungsang
.
.
  "Tabib Lim tidak ada di istana?, lalu bagaimana dengan rayimu?, siapa yang akan memeriksanya?" Pertanyaan beruntun terucap dari mulut Subang Larang dengan raut wajah sedikit cemas
.
.
  "Ibunda, tenanglah saat ini aku sudah menyuruh para prajurit untuk menemukan tabib Lim, atau membawa tabib lain ke sini ibunda" ucap Walangsungsang menenangkan Ibundanya
.
.
  "Ba-baiklah, semoga saja tabib Lim atau tabib lain itu segera datang" Subang Larang
.
.
  "Iya Ibunda, " Walangsungsang
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Huft, menyebalkan sekali!" Umpat Nyi Rompang yang sudah masuk pada sebuah gua
.
.
  "Nenek, akhirnya kau datang juga"  Ucap Yudhakara
.
.
  "Hey, nenek peyot!, kemana saja kau?! Lama sekali!, lambat!" Ejek Mahesa
.
.
  "Hey bocah gendut, kalau kau kesini hanya untuk mencari masalah denganku lebih baik kau pergi!, lagipula aku terpaksa mengajakmu" jujur nyi Rompang
.
.
  "Hey, kalau saja aku tak punya dendam pada musuhku yg satu itu beserta keluarganya, aku tak sudi bergabung denganmu nenek peyot!" Teriak Mahesa yg terbawa emosi
.
.
  "Hey!, sudah!!, kalian seperti anak kecil saja, ribut terus!" ucap Dewi Samudra yg mulai emosi dengan keadaan sekarang
.
.
  "Jadi apa keputusanmu bocah?" Tanya Kurandageni
.
.
  "Aku akan bergabung dengan kalian" Mahesa
.
.
  "Baiklah kalau begitu" Ucap Kurandageni
.
.
  "Nenek?, dimana prabu Martasinga dan putrinya?, bukankah kau ingin mengajak mereka bergabung?" Tanya Balapati
.
.
  "Ya memang aku ingin mengajak mereka bergabung" Ucap Nyi Rompang
.
.
  "Lalu dimana mereka sekarang dinda?, apakah mereka tak ingin bergabung dengan kita?" Tanya Kurandageni
.
.
  "Mereka sedang tak berada di istana kanda" Ucap Nyi Rompang
.
.
  "Baiklah, kalau begitu lain kali saja kita ajak mereka" Ucap Dewi Samudra
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Kanda?" Panggil Subang Larang
.
.
  "Ya dinda?, ada apa?" Tanya Siliwangi
.
.
  "Dimana putraku Surawisesa dan putriku Rara Santang kanda?" Tanya Subang Larang
.
.
  "Mereka kusuruh istirahat dinda" Ucap Siliwangi
.
.
  "Kanda, kanda tak menghukum putra kita Surawisesa kan?" Tanya Subang Larang kembali dengan raut wajah khawatir
.
.
  "Kali ini dia ku beri toleransi dinda, tetapi bila dia mengulangi perbuatan seperti itu sekali lagi, aku tak akan diam dinda" ucap Siliwangi yakin
.
.
  "Sudahlah kanda, dinda tau putra kita Surawisesa seperti itu, mungkin karena ia iri dengan saudara dan saudarinya" Ucap Subang Larang
.
.
  "Aku yakin putra kita Surawisesa sudah dewasa dinda, untuk apa dia iri sedangkan ia pun adalah putra kita"  Ucap Siliwangi
.
.
  "Sudahlah kanda, tak usah dipikirkan lagi, aku yakin putra kita sudah sadar akan kesalahannya" Ucap Subang Larang
.
.
  "Iya dinda" Ucap Siliwangi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Lebih baik aku pergi ke tempat rayi Kian Santang berada, aku sungguh khawatir padanya" ucap Rara Santang pada dirinya sendiri
.
.
  Dan ia pun pergi menuju ke tempat rayinya berada, kamar pengobatan
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Raka?" Panggil Rara Santang
.
.
  Merasa namanya terpanggil ia pun menengok ke asal suara dan menjawab
.
.
  "Ya rayi?, ada apa?" Tanya Walangsungsang sedikit berbisik, karena takut mengganggu sang adik
.
.
  "Bagaimana keadaan rayi Kian Santang?, apakah ia sudah diperiksa?" Tanya Rara Santang
.
.
  "Belum rayi, tabib Lim sedang tak ada di istana, jadi aku menyuruh para prajurit untuk mencarinya, tau untuk membawa tabib lain kesini" Jawab Walangsungsang
.
.
  "Tapi aku takut terjadi sesuatu pada rayi Kian Santang yg belum diperiksa raka" ucap Rara Santang yg sangat khawatir
.
.
  "Rayi, sudahlah kau tidak usah khawatir, aku tau rayi Kian Santang adalah orang yg kuat, dan lebih baik kita berdoa pada Allah" Ucap Walangsungsang
.
.
  "Ba-baik-lah raka" ucap Rara Santang sedikit tersenggal
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Sandika gusti" ucap seorang prajurit
.
.
  "Ada apa prajurit?" Tanya Siliwangi
.
.
  "Kami tidak menemukan tabib Lim gusti, tapi kami menemukan tabib lain"
.
.
  "Tidak apa-apa sekarang suruhlah ia masuk" Ucap Siliwangi
.
.
  "Baik gusti, sandika"
.
.
  Tak lama pun tabib itu datang...
.
.
   "Sandika gusti prabu, gusti ratu, perkenalkan nama saya Prahasini, saya adalah seorang tabib" ucap tabib itu yg diketahui namanya adalah Prahasini
.
.
  "Baiklah, Prahasini, lebih baik kita pergi sekarang untuk memeriksa putraku" Ucap Subang Larang
.
.
  "Baiklah gusti ratu" Ucap Prahasini
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Ibunda, uwak, aku berharap suatu saat nanti yang dijadikan sebagai putra mahkota adalah aku" Ucap Surawisesa
.
.
  "Ya putraku, ibunda dan uwak mu pun berharap seperti itu" Ucap KentringManik
.
.
  "Yayayaya, ibundamu benar keponakanku, uwak pun berharap seperti itu" Ucap Amuk Marugul
.
.
  "Kalau saja bukan aku yg terpilih, aku akan menghancurkan hidup yang akan terpilih nanti!" Ucap Surawisesa
.
.
  "Ya keponakanku, uwak dan ibundamu mendukungmu" Ucap Amuk Marugul mendukung
.
.
  "Ya, terima kasih ibunda, uwak atas dukungan kalian selama ini" ucap Surawisesa dengan tulus dan sambil tersenyum *(weyyy momen langka woyy wkwk)
.
.
  "Ya sama sama putraku, biar bagaimana pun juga kau adalah putraku, kau adalah putra kandungku" Ucap KentringManik
.
.
  "Begitupun uwak, keponakanku, uwak sangat amat mencintaimu, uwak akan membantumu untuk menjadi putra mahkota nantinya keponakanku" Ucap Amuk Marugul
.
.
  "Benarkah uwak?" Tanya Surawisesa yg sedikit berbinar atas ucapan uwaknya, Amuk Marugul
.
.
  "Yayaya, itu benar keponakanku, bahkan itu sangat amat benar, benar kan rayi?, kekeke" ucap Amuk Marugul lalu diiringi dengan tawanya
.
.
  "Ya itu benar raka" Ucap KentringManik
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Assalamualaikum" Subang Larang
.
.
  "Waalaikumsalam" jawab Walangsungsang dan Rara Santang dengan serempak
.
.
  "Putraku, putriku tabib sudah datang untuk memeriksa rayi kalian" ucap Subang Larang dengan senyum hangat nya
.
.
  "Benarkah ibunda?, lalu dimana ia?, suruhlah cepat ibunda" Ucap Rara Santang
.
.
  "Putriku Rara Santang, tenanglah ia ada kesini" ucap Subang Larang lembut
.
.
  "Permisi gusti, raden dan nyimas" ucap Prahasini yg baru saja datang
.
.
  "Nah, ini dia, tabibnya sudah datang" Subang Larang
.
.
  "Perkenalkan Raden, Nyimas, nama hamba Prahasini" Prahasini
.
.
  "Tabib, bisakah perkenalannya nanti saja?, bisakah kau segera memeriksa rayiku?" Tanya Walangsungsang
.
.
  "Hey putraku, jangan seperti itu padanya" Ucap Subang Larang
.
.
  "Maafkan aku ibunda, tapi kesehatan rayi Kian Santang lebih penting dari itu" Ucap Walangsungsang
.
.
  'Huh, menyebalkan sekali Raden Walangsungsang!' Batin Prahasini dengan kesal
.
.
  "Hey mengapa kau malah melamun?" Tanya Walangsungsang
.
.
  "Ahh, maafkan aku raden, baiklah aku akan segera memeriksa Raden Kian Santang" ucap Prahasini lalu segera memeriksa Kian Santang
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Lalu apa rencana kalian?" Tanya Mahesa
.
.
  "Kami masih berpikir untuk menyusun rencana bocah" Jawab Balapati
.
.
  "Apakah kalian sudah pernah mengalahkan Kian Santang atau salah satu keluarganya?" Tanya Mahesa lagi
.
.
  "Ya, kami hampir berhasil membunuh Siliwangi, tapi sialnya Kian Santang malah datang dan menghancurkan semuanya!"  Ucap Kurandageni
.
.
  "Ya, penghalang kita adalah Kian Santang, apabila masih ada Kian Santang semua sulit untuk dikalahkan, karena mereka dilindungi olehnya" Ucap Dewi Samudra
.
.
  "Ya kau benar nyai, tapi apabila Kian Santang mati, maka kita akan dengan mudah mengalahkan keluarganya itu" Ucap Yudhakara
.
.
  "Kau benar cucuku, jadi kita harus menyusun rencana lagi" UcapNyi Rompang
.
.
  "Baiklah nek" Ucap Yudhakara
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  "Bagaimana Prahasini?" Tanya Subang Larang, Walangsungsang dan Rara Santang bersamaan
.
.
  "Mohon ampun gusti ratu, raden, nyimas....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ayok sedikit lagi...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yok sedikitttttt lagiiii
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
.
.
.
.
   Oke sampai disini dulu ya, maaf ya author baru up, typo berkeliaran👀, jangan lupa divote, komen dan follow akun aku biar kalian gk ketinggalan cerita akuu dan biar aku makin semangat🤗 makasih buat yg selalu setia nungguin cerita aku❤ sampai ketemu di nextpart🤗❤

Kembalinya Raden Kian Santang (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang