Viona dan Para Pria Tampan

60 4 0
                                    

Ketukan wegges dari kaki jenjang yang panjang menghentakkan kesunyian ruang kantor perusahaan Alexander. Seorang wanita berjalan dengan anggun melewati karyawan yang menunduk memberi hormat. Stelan blazer panjang berwarna biru dongker dan hijab menutupi dada dengan warna senada tersenyum cantik memasuki ruangannya.
 
Viona Alexander, gadis muda yang baru saja mendapatkan gelar sarjana dan masih menunggu gelar doctor duduk di kursi kerjanya. Ia adalah perngusaha wanita yang mewariskan bakat dan kekayaan Papa Alexander. Kemampuan yang tidak dapat dielakkan dan sangat terkenal di dunia bisnis. Computer dan berkas bertumpuk di atas mejanya. Gadis itu tersenyum melihat layar ponselnya, foto dirinya menggunakan jas hitam milik Fauzan.
 
“Kapan kamu akan mengambilkan jas ini?” Viona mengelus layar ponselnya.
 
Terdengar ketukan pintu dan seorang wanita cantik yang juga menutup aurat. Sejak Viona menjadi pimpinan perusahaan semua karyawati yang beragama islam diwajibkan menutup aurat, sedangkan non muslim tetap menggunakan pakaian panjang hanya saja tidak menggunakan hijab.
 
“Selamat pagi, Nona Viona.” Wanita itu tersenyum.
 
“Pagi Mera.” Viona meletakkan ponselnya di atas meja.
 
“Ini adalah laporan kerjasama yang harus anda tanda tangan segera.” Mera meletakkan berkas di depan Bosnya.
 
“Jam berapa kita meeting?” tanya Viona.
 
“Sembilan.” Mera melihat wallpaper ponsel Viona dengan gambar Pangeran Fauzan.
 
“Ternyata Nona juga mengagumi Pangeran Fauzan.” Mera berbicara di dalam hati dan tersenyum.
 
“Baiklah, aku akan ke ruangan rapat sekarang.” Viona tersenyum cantik dan beranjak dari kursi, tidak lupa mengambil ponselnya. Mera segera membawa tas Bosnya dan mengikuti dari belakang.
 
Viona duduk elegan di kursi paling ujung, sibuk dengan ponsel dan layar computer, segelas coklat hangat menemani dirinya. Gadis ceroboh itu terlihat dewasa dan anggun, ia cukup bersabar dalam menahan rindu dan berjuang untuk memantaskan diri demi pria yang ia cintai.
 
Seorang pria tampan masuk ruangan yang terbuka, ia tersenyum melihat nona muda yang telah menjadi pimpinan perusahaan dan sedang duduk manis di kursi membaca berkas yang dipegang dengan jari-jari indah.
 
“Selamat pagi, Viona.” Suara yang tidak asing menyapa gadis cantik yang langsung mendongakkan wajahnya.
 
“Selamat pagi, Tuan Zayn.” Viona tersenyum dan berdiri. Ia sedikit menunduk untuk memberi hormat kepada pria yang pernah menjadi dosen di kampusnya walaupun hanya sebentar.
 
“Kamu semakin cantik.” Zayn menatap wajah Viona.
 
“Terima kasih, silahkan duduk Tuan.” Viona tersenyum ramah.
 
“Terima kasih.” Zayn duduk di kursinya dan terus memandang Viona yang kembali duduk.
 
“Halo, nona cantik.” David tersenyum dan segera duduk di samping Viona.
 
“Kak David, kursi kamu sudah ada.” Viona tersenyum dan menunjukkan sebuah kursi bertuliskan nama David.
 
“Tetapi aku mau duduk di samping Tuan Putriku yang cantik.” David tersenyum menggoda.
 
“Ini kursi sekretarisku.” Viona memicingkan matanya.
 
“Baiklah, aku tidak mau melihat Nona Viona cemberut.” David duduk di kursinya, Zayn memperhatikan David.
 
Seorang pria kembali masuk, pria yang tampan dengan usia tidak jauh berbeda dengan Viona, Leon−pengusaha Entertaiment yang telah menanamkan saham di perusahaan Viona. Pria itu tidak menyapa ia hanya melihat nona muda di depannya sekilas dan duduk di kursi yang telah disiapkan.
 
“Selamat datang Tuan Leon dan Jade,” sapa Viona dengan ramah dan senyuman cantik.
 
“Hai.” Leon tersenyum dan menoleh ke belakang, ia melihat pria tampan dengan wajah khas korea begitu imut dan sangat manis.
 
“Halo Viona.” Jade tersenyum dan duduk di kursinya.
 
Semua pengusaha muda telah berkumpul di dalam ruang rapat di temani asisten dan sekretaris mereka. Viona sengaja mencari relasi kerja yang usia tidak berbeda jauh dengan dirinya tetapi memiliki kemampuan bisnis luar biasa. Berada diantara para pria tampan dan masih mudah membuat Viona bagaikan satu-satunya bunga yang ada di taman yang dikelilingi kumbang jantan.
 
Gadis itu tidak goyah sama sekali walaupun mendapatkan tatapan dari para pria tampan di hadapannya karena ia telah mengunci hati pada seorang Pangeran yang ia harapkan akan kembali untuk mengambil jas dan menemui dirinya. Viona sangat optimis dan percaya akan janji yang telah diucapkan Fauzan. Dia benar-benar bekerja keras untuk menjadi wanita mandiri dan mencapai cita-citanya.
 
Viona dan rekan bisnis yaitu para pengusaha muda memiliki tujuan yang sama, menembus pasar dunia dari awal. Gadis itu bahkan berani merambah dunia hiburan yang bertolak belakang dengan bisnis yang ia jalani saat ini tetapi mengikuti perkembangan zaman dunia Entertainment masih menjanjikan keuntungan yang luar biasa.
 
“Baiklah, karena semua telah hadir kita bisa memulai rapat hari ini.” Viona tersenyum dan berdiri dengan penuh percaya diri, ia menjelaskan langsung rencana pembangunan dan bisnis lain yang akan mereka jalani sehingga menggabungkan beberapa perusahaan berbeda.
 
Dengan begitu mereka benar-benar akan menguasai dunia bisnis, semua kegiatan Ekonomi manusia berada di genggaman mereka berlima. Lima pengusaha muda berdiskusi dengan cerdas hingga mereka sampai membahas keuntungan dan kerugian serta dampak bagi perusahaan lainnya. Meeting selesai dengan keputusan yang sangat memuaskan.
 
“Terima kasih, semoga kerja sama kita semua dapat berjalan lancar, memberi keuntungan dan kemudahan bagi semua orang.” Viona tersenyum, ia menyerahkan berkas yang harus di tanda tangani rekan bisnisnya dan berjabat tangan.
 
“Nona cantik, waktunya makan siang.” David mengedipkan matanya pada Viona, semua pria tampan melihat kearah David.
 
“Ya, apa Tuan-tuan mau makan siang bersama di restaurant perusahaan kami?” Viona melihat satu persatu pria yang ada di depannya.
 
“Dengan senang hati nona Viona.” Zayn tersenyum, sebenarnya Viona cukup canggung dengan Dosennya, mengingat masa lalu mereka.
 
“Baiklah, mari ikut saya.” Mera membuka pintu untuk para Ceo muda.
 
“Nona, anda luar biasa membuat kami bisa cuci mata melihat dengan melihat pria tampan di pagi hari.” Mera berucap pelan ketika Viona melewatinya.
 
“Aku masih muda tentu saja harus berbisnis dengan para pengusaha muda yang hebat.” Viona tersenyum.
 
“Viona, kapan kamu akan makan malam bersama keluargaku?” Jade menghentikan langkahnya dan menghampiri Viona.
 
“Maafkan aku, aku benar-benar sibuk.” Viona tesenyum memelas.
 
“Baiklah, aku tahu kamu sedang berusaha menggabungkan semua perusahan Alexander.” Jade tersenyum imut.
 
“Tentu saja, Viona satu-satunya pengusaha wanita yang masih muda.” David berdiri di samping Viona sehingga gadis itu berada diantara dua pria. Zayn dan Leon menoleh kebelakang.
 
Viona tersenyum canggung, ia merasa tidak nyaman karena dua pria yang berada di kiri dan kanan dirinya belum lagi tatapan dua pasang mata dari pria lain yang berada di depannya. Semuanya mempunyai kenangan masa lalu yang berbeda dengan Viona.
 
Zayn, sang Dosen yang hampir saja melecehkan dirinya, Leon yang pernah bertengkar dengannya karena Viona membela saudaranya, Jade teman satu kampus yang telah menyatakan cinta berkali-kali dan David yang selalu menggoda dirinya setiap kali bertemu, tetapi hati Viona telah terpatri untuk sang Pangeran yang jauh di Negeri seberang.
 
Gadis cantik yang sudah menjadi wanita dewasa itu berada di antara lima pria tampan yang terpesona akan kecantikan, kecerdasan dan keberhasilan dalam mengelola perusahaan besar. Makan siang yang tenang karena Viona yang mengikuti kebiasaan Nisa untuk tidak berbicara ketika sedang makan. Keheningan terjadi di meja makan hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar hingga mereka selesai.
 
Mereka berpisah setelah melaksanakan salat zuhur, hanya Jade dan Leon yang langsung kembali ke Perusahaan mereka. Sebuah Musala besar yang di bangun di dalam lingkungan perusahaan, semua wajib melaksanakan salat tepat pada waktunya. Viona telah memerintahkan karyawan untuk membuat jadwal piket petugas azan dan imam salat.
 
Selama napas masih berhembus, utamakan perintah Tuhan, selama kamu mengikuti aturan Tuhan pasti akan sukses di dunia dan akherat. Kejarlah Akherat maka Dunia akan mengikuti.
 

My Prince FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang