Prolog

16 5 2
                                    

Dunia seakan-akan hancur hanya karena perebutan kekuasaan antara manusia dengan iblis. Masing – masing kubu memeliki tujuan tertentu untuk bisa menguasai dunia ini.

Seperti saat ini , lingkungan sekitar kota Relluya hancur. Gedung – gedung tinggi yang biasanya terlihat indah sudah tidak ada gunanya lagi.

Selain itu, ada banyak darah berceceran ditanah serta api gejolak semangat manusia pembantai iblis itu.

"Bala bantuan mereka telah datang," ujar kolonel pasukan Norel. Pasukan Norel merupakan pasukan pembasmi iblis di dunia ini.

Mereka terus membasmi iblis yang ada hingga kemenangan kekuasaan dunia menjadi milik manusia.

"Kita mundur," sambungnya dengan tegas kepada seluruh pasukan yang tersisa.

Ya, pasukan Norel yang tersisa dimedan tempur tidak cukup untuk membasmi para iblis yang haus darah itu.

"Lagi? Tapi, kita sudah sampai sejauh ini," ujar pemuda dengan gejolak api yang bersemangat itu pada kolonelnya. 

"Ya. Kita kekurangan pasukan dan tentu saja kita harus mengatur ulang strategi agar bisa mengalahkan mereka seutuhnya," jelas kolonel itu yang tentunya membuat pemuda dengan gejolak api itu merasa kesal dan tidak terima dengan keputusan tersebut.

"Sudahlah. Ayo kita ikuti perintahnya agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan," ujar gadis dengan rambut kuncir kuda pada pemuda yang merupakan rekan satu timnya.

Meski tak terima dengan keputusan yang ada, ia tetap melanjutkan langkahnya untuk mundur melawan musuh.

"Tak akan ku biarkan kalian lolos dengan mudah!" ujar iblis dengan tanda aneh di sekujur tubuhnya.

Menurut informasi yang didapat oleh kolonel bahwa iblis yang memiliki tanda aneh di sekujur tubuhnya merupakan iblis terkuat.

Bzass! Pemuda itu mencoba mengayunkan pedangnya ke arah iblis itu meskipun tenaga yang ia miliki tidak cukup untuk mengalahkannya. Namun sayang, iblis itu mengelak dari serangan yang ada.

"Hahaha seranganmu tak akan mempan padaku manusia!" ujar iblis itu seraya menyerang pemuda itu dengan cakar yang tajam ditangannya.

"Seven!!"

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S E V E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang