Karena bagi seorang ibu anak adalah harga mati yang tidak bisa diganggu gugat lagi***
HAMPIR setengah jam perjalanan akhirnya Naya sampai dikediaman Zou.Rumah besar bernuansa putih ini sangat apik ditambah tanaman hijau dihalamannya,terasa sangat asri tapi tetap elegan.
Ternyata viral tanaman hias berdampak juga untuk mama Zou, hampir semua jenis tanaman ada disini dari mulai bunga sampai tanaman obat tidak lupa juga tanaman yang merambat menyambut Kedatangan Naya berbentuk pintu masuk sampai gadis itu hanya berdiri takjub seraya tersenyum.Sebenarnya berbagai tanaman ini tidak jauh berbeda dengan tanaman dirumahnya, hanya saja dirumahnya kebanyakan yang berbunga jika disini lebih banyak tanaman hijau.
"Nay,"panggilan Zou didepannya membuat gadis itu sadar dan langsung menyusul memasuki rumah.
***
"Ma kenalin ini Naya temen aku,"Naya yang baru masuk langsung disambut dengan mama dan papa Zou yang sedang berada diruang tamu,kesan pertama adalah malu.
Sarah menyambut uluran tangan Naya dengan lembut,"saya Sarah mama Zou dan itu papanya."
"Ayo langsung makan saja keburu dingin makanannya!"ajak Sarah yang langsung diikuti suami dan anaknya.
Naya tidak tau harus bersikap seperti apa disituasi seperti ini,ini kali pertamanya diajak kerumah cowok yang menurutnya spesial, antara malu dan senang.
Satu kebiasaan dari seorang Naya yang jarang diketahui orang,dia tidak akan berhenti memperhatikan sekitar jika berada dilingkungan baru.
Contohnya sekarang ini bahkan didepan meja makan yang sudah ada papa dan mama Zou dia masih asyik sendiri menelusuri setiap inci rumah lelaki itu,dari mulai setiap pajangan dinding,ruang tamu bahkan setiap pintu kamar yang masih dapat dia jangkau.
Naya merasa mama Zou sangat pandai memilih tempat untuk meja makannya karena berad ditengah-tengah seperti ini membuat siapapun yang berada disini dapat melihat semua ruangan.Mungkin jika orang yang tidak tahu Naya akan dicap katrok atau norak karena kebiasaan ini.Tapi menurutnya ini adalah hal yang wajib dia lakukan jika berada dilingkungan baru,ini karena traumanya dulu yang pernah hilang di gedung bioskop waktu usianya baru 7 tahun.
"Naya?"tanya Sarah memastikan nama gadis dihadapannya ini.
Naya langsung menoleh tersenyum lebar hormat.
"Iya Tante,"jawabnya sopan.
"Jarang lo Zou bawa temen perempuannya kerumah kalo bukan spesial,"seru Zikri tiba-tiba saat hendak menyuap nasi.
Blusssss.....
Rasanya pipinya panas tidak karuan.
"Pa,"tegur Zou tidak terima.
Sarah yang sedang menuangkan air juga ikut tertawa.
Naya yakin jika hubungan antara ibu dan anak didepannya ini sangatlah harmonis,sejak tadi selalu ada candaan yang keluar dari keduanya.
Tanpa sadar dia meringis sendiri merasakan sesak yang tiba-tiba menghantam dadanya, bahkan dia sendiri tidak ingat kapan terakhir dia diperlakukan baik oleh mamanya."Kenapa nangis sayang? Makannya enggak enak ya?"dengan cepat Naya mengusap air matanya.
"Enggak Tante,enak kok."
Semakin lama jika dia tidak mengalihkan pandangannya yang ada akan membuat sakit hati lebih baik dia fokus pada makanan di piringnya.
***
Naya yakin keluarga Zou memang sangat tepat menyandang gelar keluarga bahagia,sejak tadi yang dia lihat canda tawa ibu dan anak walaupun Zou tidak terlalu akrab dengan papanya tapi itu tertutupi oleh ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Подростковая литература[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...