BGM : Together again - Nam Hye Seung, Park Sang Hee
"Apa yang kau lakukan?"
Yerin tiba-tiba saja muncul di samping Eunbi, ketika wanita itu sedang menghirup nafas dalam-dalam menghadap ke luar jendela studio yang terbuka.
Yerin buru-buru menutup jendela itu. "Wah, lihat debu halusnya," ucapnya seperti orang takjub.
Selanjutnya pandangannya beralih kepada Eunbi, "Kau belum menyerah, bukan?"
Eunbi melirik Yerin, "Apa kau mau meledek lagi?"
"Jangan. Aku benar-benar tenang sekarang," lanjutnya.
"Bagus."
Yerin mengangguk-angguk, "Dan kau tahu kenapa."
"Itu karena mereka semua," ucap Yerin, tangannya menunjuk pada tanaman-tanaman di dalam pot yang ada di pinggir jendela.
"Pasti ada alasannya," lanjutnya. "Suatu hari, tiba-tiba saja, kau bangun dan memikirkan ada seratus alasan kenapa kau seharusnya tidak menyukainya."
Eunbi kini memandang Yerin tertarik, "Bagaimana kau tahu.."
"Dengar," potongnya.
"Jung Jaehyun dan Hwang Eunbi hanya fokus pada pekerjaan, bahkan jika mereka sendirian di tempat gelap. Itu tidak bisa dipahami oleh orang lain," jelas Yerin, membuat Eunbi hanya mendengus kecil.
"Apakah tidak ada yang terjadi atau sesuatu terjadi, pasti ada alasannya."
Eunbi memandang Yerin lurus, terdiam pada perkataan Yerin.
Pasti ada alasannya. Benar, aku harus mengembalikan Suji ke tempatnya.
Eunbi buru-buru mengambil tasnya di meja sedang Yerin masih asyik menjelaskan, "Pikirkan itu. Kau punya satu alasan konyol, sederhana, dan tidak berguna muncul di benakmu."
"Kau akan ada di sini, kan?"
Tahu-tahu Eunbi sudah di depan pintu, membuat Yerin sadar dan menoleh ke arah Eunbi sekarang.
"Pak Jaehyun tidak butuh aku untuk latihannya, kau bisa mendampinginya," ucapnya sebelum menghilang dari balik pintu meninggalkan Yerin dengan ekspresi bingung di wajahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eunbi berjalan mendekat ke unit apartemen Jungkook, jari tangannya bergerak di atas ponsel mencari kode sandi yang pernah Yerin kirim dulu ketika ia menjemputnya saat ia mabuk.
Ia mendekap ponselnya ke tubuhnya, kemudian menempelkan telinganya ke pintu. Tidak ada suara.
Eunbi berdiri tegak kembali dan mengambil nafas dalam, sebelum akhirnya memasukkan kode sandi apartemen itu satu per satu pada papan kunci di pintu.
Ia menarik pegangan pintu perlahan, berjalan masuk dan menutup pintunya kembali dengan hati-hati.
Matanya melirik ke setiap sudut ruangan mendapati lampu yang sudah menyala dan tirai jendela yang perlahan terangkat ke atas.
