"Demam, jauh-jauh dari kesayangan aku."
•
•
•
Minhee menggeliat tak nyaman dalam lelapnya. Membolak-balikan badan ke kiri dan kanan membuat Yunseong yang terlelap nyenyak disebelahnya perlahan terbangun.
"Dek?" Panggilnya sambil melihat Mingee dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
Tak ada jawaban, tetapi matanya menangkap keringat yang membasahi dahi serta leher Minhee. Yunseong memaksakan diri untuk membuka mata dengan benar dan mengarahkan tangannya ke dahi Minhee.
Panas.
Raut wajah Yunseong berubah khawatir. Merasa sedikit bersalah karena akhir-akhir ini kurang memperhatikan Minhee. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali menghabiskan waktu berdua dengan Minhee.
Matanya melirik jam dinding yang tertempel di kamar mereka. Pukul lima pagi. Memutuskan turun dari kasur perlahan agar tak membangunkan kesayangannya. Kakinya melangkah ke dapur. Mencari persediaan bye-bye fever juga membuat segelas teh panas sediaan jika nanti Mingee bangun.
Kembali ke kamar mendapati Minhee makin menenggelamkan dirinya dibalik selimut. Terlihat menggemaskan dimata Yunseong. Tangannya membuka bungkusan bye-bye fever kemudian menempelkannya dengan hati-hati ke dahi Mingee. Mendekatkan bilah bibirnya dengan dahi pujaan hatinya kemudian berbisik,
"Demam, jauh-jauh dari kesayangan aku."
Mengecupnya dengan kasih sayang lalu memandang wajah Minhee sebentar. Mengusap surai hitamnya untuk memberi ketenangan dalam lelapnya.
Setelahnya memilih kembali ke dapur untuk mempersiapkan sarapan. Beruntung ia bukan orang yang anti dengan dapur. Berbekal resep bubur khusus orang yang sedang tidak sehat Yunseonh mulai meracik bubur buatannya juga sereal untuk sarapannya sendiri.
Bersamaan dengan masaknya bubur, terdengar sayup-sayup suara Minhee memanggilnya. Minhee buru-buru menempatkan bubur serta air hangat di atas nampan lalu membawanya ke kamar.
"Kakak dari mana?" tanya Minhee dengan suara lemas begitu melihatnya masuk ke kamar.
Yunseong meletakkan nampan di nakas samping tempat tidur mereka kemudian menatap Minhee "Bikinin bubur buat kamu."
Bibir Minhee mengerucut tanda protes "Kok aku pake bye-bye fever sih? Kayak anak kecil tau."
Yunseong mengelus dahi Minhee yang masih tertempel bye-bye fever, "Kamu kan emang bayi aku dek."
Minhee mendelik judes dan disambut tawa Yunseong. "Sini aku suapin." tangan yang lebih tua meraih mangkuk berisi bubur buatannya.
"Mulut aku pait, ngga enak." Respon Minhee sambil menatap Yunseong, suaranya parau membuat Yunseong semakin merasa bersalah.
"Nanti kamu ngga sembuh-sembuh. Ayo makan sedikiiit aja." Sendok berisi sejumput bubur itu sudah mendekati mulut Minhee membuatnya mau tak mau membuka mulut.
"Udah, kenyang" Rengek Minhee, padahal bubur masih tersisa setengah lagi. Tapi tak apa, Yunseong membiarkan karena setidaknya ada yang masuk ke perut Minhee.
"Nih minumnya" Minhee mengangkat sedikit tubuhnya dan bersandar pada kepala ranjang agar bisa minum.
"Bentar aku taruh ini dulu" Yunseong berbalik meinggalkan kamar membawa serta nampan dan gelas dan kembali dengan gelas yang berisi air baru.
"Nanti kalo belum mendingan ke dokter aja ya." Ajak Yunseong sambil duduk di pinggiran ranjang.
Minhee menggeleng ribut, "Nggamau ke dokter."
"Terus maunya apa?"
"Maunya Kak Yunseong." Cicitnya hampir tak terdengar.
Yunseong tersenyum jahil bermaksud menggoda "Mau apa? Ngga denger aku."
"Mau Kak Yunseomg"
"Hah? Apa?"
"Mau Kak Yunseong ish budeg banget sebel." Satu bantal menimpa Yunseong hasil lemparan Minhee. Kesayangannya masih punya tenaga untuk melempar bantal ternyata.
Yunseong menyerah memilih ikut berbaring disamping kesayangannya "Uwuwuwu gemes banget sih bayi aku."
Minhee langsung mendekat dan Yunseong langsung membawanya ke dekapan hangatnya. "Kamu ngga kerja kak?" tanya Minhee agak tak terdengar karena suaranya teredam pelukan mereka.
"Ngga, aku punya kamu hari ini." Yunseong melepas pelukan mereka kemudian menghela napas sebelum kembali berbicara.
"Maafin aku ya terlalu sibuk belakangan ini sampe kamu jadi sakit gini." Yunseong membelai sebelah pipi Minhee. Wajah kesayangannya itu tak secerah biasanya.
"Aku maafin, tapi kamu juga jangan capek-capek terus kerjanya." Minhee mengangguk dengan wajah menggemaskan membuat Yunseong tak tahan untuk tak mencubit pipinya. Kesayangannya itu tetap menggemaskan walau cahaya wajahnya tak secerah biasanya.
"Iya, nanti aku bakal lebih banyak waktu sama kamu"
"Bagus, sekarang aku mau peluk lagi" Yunseong langsung kembali mendekap Yunseong dan memberi kecupan-kecupan di kepala Minhee.
"Cepet sembuh kesayangan aku."
•
•
•
[ elpeeda | bye-bye fever - end ]
°
°
published on December 28, 2020
• bosen nggaa? 👉👈
KAMU SEDANG MEMBACA
• elpeeda | hwangmini •
Fanfiction| home stopped being a place when you entered my life | hwangmini's oneshot, ficlet, drabble, short story collection. disclaimer : • bxb, boys love • don't like don't read, you've been warned • all genre(s) • contain lots of sweet things • mpreg...