Chapter 22 : Kotak Pandora

96 11 0
                                    

Fadli terbangun di sebuah kamar yang tidak dia kenali, dan dengan Nadia yang sedang tertidur di sampingnya. Fadli memijat kepalanya untuk berpikir sejenak.
Fadli:'um, apa yang terjadi?'
Tidak lama kemudian dia mendengar suara Celes dan yang lainnya dari luar kamar, dan mereka kemudian masuk ke dalam kamar. Mereka terkejut ketika mereka melihat kalau Fadli sudah sadar.
Celes:"Fadli, kamu sudah sadar?"
Fadli:"iya, sepertinya"
Fadli lalu menunjuk ke arah Nadia yang sedang tidur di sebelahnya.
Fadli:"bisakah kalian jelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi?"
Celes dan para cewek langsung terkekeh.
Celes:"kenapa tidak kamu tanyakan langsung saja kepada dia, karena Nadia lah yang selalu merawatmu selama 5 hari ini"

Fadli:"5 hari? Aku pingsan selama 5 hari?"
Eva:"yup, dan Nadia tidak pernah pernah pergi dari sisimu sama sekali"
Fadli:"waw, itu adalah sebuah keajaiban, ngomong ngomong ini dimana?"
Mereka kemudian mendengar suara Nadia yang baru saja terbangun.
Nadia:"Olympus"
Mereka lalu menoleh kearah Nadia.
Nadia:"kita sedang berada di kota yang bernama Olympus"
Fadli:"owh, jadi aku memang sudah mati"
Nadia:"kamu masih hidup, kita masih berada di Terabithia"
Fadli terus menatap ke arah Nadia, tapi Nadia sama sekali tidak terpengaruh, dan tetap berada di sisinya. Nadia malah berbicara kepada Celes dan yang lainnya.

Nadia:"Celes, apa kalian sudah menemukan senjata yang cocok untuk kalian?"
Celes dan yang lainnya menggeleng.
Jean:"senjata senjata disini memang ditempa dengan baik, tapi tidak ada yang cocok untuk kami"
Fadli:"owh, sepertinya kalian sudah menjelajahi kota ini, kalau begitu bisakah kalian mengajakku untuk berkeliling"
Celes:"tidak masalah"
Fadli:"yosh"
Nadia:"sebelum itu, kamu lebih baik mandi dulu deh, udah bau"
Silvi:"kamu juga Nadia, selama 5 hari ini kamu juga tidak mandi bukan"
Nadia:"ah, benar juga"
Fadli:"kalau begitu bagaimana kalau kita mandi bersama?"
Nadia:"boleh"
Jawaban dari Nadia langsung membuat semua orang yang ada disana terkejut.

Fadli:"ok, siapa kamu dan apa yang kamu lakukan kepada Nadia yang asli"
Nadia langsung menyentil dahi Fadli dengan cukup kuat.
Nadia:"aku adalah Nadia yang asli bodoh, aku melakukan ini sebagai tanda terima kasihku karena kamu sudah melindungi kami sampai hampir mengorbankan nyawamu saat di Pompeii"
Nadia:"jika kamu memang tidak ingin aku menjadi baik kepadamu, maka baiklah, aku akan tetap menjadi Nadia yang dulu"
Nadia lalu pergi dari kamar itu, dan Fadli langsung mengejarnya.
Fadli:"tunggu, aku tidak bermaksud seperti itu"
Celes:"dasar, mereka berdua tidak bisa jujur kepada satu sama lain"

Setelah Fadli dan Nadia selesai mandi, mereka langsung berkeliling kita Olympus. Mereka mencoba berbagai macam makanan, dan bermain main. Fadli lalu berhenti di depan sebuah tempat berjualan topeng.
Silvi:"kamu tertarik dengan topeng Fadli?"
Fadli:"iya, topeng topeng ini terlihat menarik"
Perhatian Fadli lalu tertuju kepada sebuah topeng berwarna hitam, dengan bagian mata berwarna merah, dan mulut tersenyum yang juga berwarna merah dan terlihat sangat menyeramkan.
Fadli:"permisi tuan, berapa harga dari topeng ini?"
Penjual itu terlihat terkejut ketika melihat Fadli menunjuk kearah topeng itu.
Penjual:"jika kamu memang menginginkan topeng itu, maka akan saya berikan topeng itu secara gratis kepadamu"

Fadli:"benarkah?"
Penjual:"benar, setelah saya membuat topeng itu sampai saat ini tidak ada satupun yang mau membelinya, mereka selalu mengatakan kalau topeng itu mengerikan atau terkutuk, tapi sebenarnya itu hanya topeng biasa"
Penjual:"jika kamu memang menginginkannya maka akan saya berikan topeng itu padamu, tapi tolong jagalah topeng ini baik baik"
Fadli:"baiklah, terima kasih"
Silvi:"apakah ada yang spesial dari topeng itu?"
Fadli:"tidak ada, aku menginginkannya karena menurutku topeng ini keren"
Silvi:"tapi topeng itu menakutkan"
Fadli:"aku tau"
Setelah membeli topeng itu Fadli dan Silvi kembali berkumpul dengan yang lainnya.
Celes:"woah itu topeng yang keren, walaupun sedikit menakutkan"

Fadli:"benarkan?"
Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka, dan Fadli kembali berhenti ketika dia melihat ada sebuah bangunan yang berdiri sangat jauh dari bangunan bangunan lain yang ada di kota. Bangunan tersebut terlihat sangat di abaikan. Fadli lalu mendekati bangunan tersebut.
Eva:"aku mendengar dari para penduduk kalau bangunan itu di segel karena bangunan tersebut menyimpan barang barang milik para pahlawan yang sebelumnya, dan akan sangat berbahaya jika barang barang tersebut jatuh ke tangan orang yang salah"
Jean:"um, kalau tidak salah penduduk sekitar menamakannya..."
Fadli:"Pandora bukan?"
Jean:"iya, bagaimana kamu tau?"
Fadli:"aku tau, karena di dunia kami juga ada cerita tentang kotak Pandora"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang