10

453 78 0
                                    

Pukul tiga tepat saat kami kembali, Yoongi ingin aku ikut ke rumahnya dan berhubung tidak ada yang kulakukan, jadi aku mengikutinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul tiga tepat saat kami kembali, Yoongi ingin aku ikut ke rumahnya dan berhubung tidak ada yang kulakukan, jadi aku mengikutinya.

Di sana ada pria berpenampilan seperti memakai pakaian konstruksi di depan rumah Yoongi.

"Halo, saya Hoseok dan saya yang akan memperbaiki keran air anda hari ini." Yoongi mengangguk dan ikut mengenalkan dirinya juga. Dia lalu membuka pintu dengan kunci rumahnya dan Hoseok masuk sementara kami berdiri di depan rumahnya.

"Astaga," adalah apa yang dapat kukatakan. Semua perabotannya basah dan kelihatan menjijikkan sampai aku ingin muntah. Dan sejujurnya, kapanpun aku melihat hal menjijikkan, 90% aku akan muntah. Dan di segala situasi, tidak, 10% tidak terjadi.

"Kau tak apa?" Yoongi bertanya, nadanya terdengar khawatir. Kurasakan kepalaku semakin pening setiap detiknya, dan aku sudah berada di ambang batas, sampai aku bertemu dengan dadanya lagi.

Rasa ingin muntah itu lenyap dan kuhirup aromanya, yang mana juga mint. Semakin kubenamkan wajahku di dadanya merasa nyaman. Tangannya naik turun di punggungku, sangat menenangkanku. Kurasakan dagunya di puncak kepalaku dan membuatku semakin nyaman. Hal itu memberiku perasaan aman dan sangat menenangkanku. Rasanya seperti dia akan melindungiku dari segala bahaya.

Sial, apa yang kupikirkan?

"Sudah lebih baik?" Dia menarik diri dari pelhkan dan sekarang aku bertatapan dengannya. Wajahnya terlihat penuh kepedulian dan aku mengangguk malu-malu. Panas dari kehangatannya lenyap, dan udara dingin menerpa kulitku. Aku langsung merindukan kehangatannya di tubuhku.

Kemudian, kulakukan hal paling tak terduga sepanjang hidupku.

Kutarik dia kembali, melingkarkan tangan di bahunya. Kepalaku bersandar di dadanya.

Dia terkekeh dan bisa kurasakan getaran di kepalaku yang mana kudapati menenangkan.

"Jadi, kau Olaf, eh?" Dia tertawa, jemarinya memainkan rambutku.

"Apa?" gumamku di dadanya.

"Olaf suka pelukan hangat dan aku memberi pelukan hangat, jadi kau adalah Olaf," jelasnya. Aku tersenyum.

Iya, aku suka pelukan hangat.

Khususnya darimu.

"Maaf mengganggu kemesraan kalian, tapi saya sudah memperbaiki pipanya dan membersihkan rumah anda." Suara Hoseok memasuki telingaku dan kami langsung melepaskan diri.

"Terima kasih banyak, Hoseok." Yoongi membungkukkan tubuhnya dan memberikan sejumlah uang. Hoseok melambaikan tangan dan berlalu, tapi tidak sampai meneriakan sesuatu yang membuat Yoongi menggeram dan aku merona.

"Pacarmu sangat menggemaskan!"

"Dasar," Yoongi memutar bola matanya. "Mau membantuku bersih-bersih?" tanyanya dan aku mengangguk.

"Kenapa tidak?" Aku tersenyum.

***

"Akhirnya. Wah, kau sungguh punya banyak barang di rumahmu." Aku menguap saat menjatuhkan diri di sofa dan meletakkan panda itu.

"Iya, Olaf. Kau sangat berkeringat sekarang, yakin kau tidak meleleh?" godanya saat duduk di sebelahku. Kupukul dadanya, seraya berusaha menyembunyikan rona di pipiku.

"Hei! Kenapa kau memukul satu-satunya bantal nyamanmu?"

"Diam sebelum kupukul lagi, mint Yoongi."

"Oh, kau menunjukkan cinta dengan cara memukulku?"

Astaga, apa yang dia lakukan padaku?

~ ¤ ☆ ¤ ~

A r a

31 Desember 2020

Wi-Fi Password ➳ MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang