A Million Pieces

1. Retak

Dari banyaknya kata yang harus dipilih, kata kamu dan aku menjadi kita, semut yang berjalan perlahan mencari makan bertahan hidup agar tidak terinjak. Ada berbagai golongan manusia yang tinggal di bumi, dengan berbagai ras dan tingkatan ekonomi. Adapun tipe-tipe wanita styles masa kini yang terus berevolusi seiring berjalannya waktu. Lambat laun semua berubah, begitu juga dengan perasaan.

Kami yang dulunya pernah saling menjadi satu untuk masing-masing dari diri kami. Kemudian perlahan mencoba mengenal karena keadaan yang terus memaksa. Kecanggungan itu berubah dengan cepat perlahan berkembang menjadi sebuah perasaan yang tidak bisa dideskripsikan, bagian terpenting dalam hidup yang kini berubah menjadi kepingan kaca yang secara perlahan menohok dengan tempo pelan tapi pasti.

Satu-satunya kelemahan yang dimilikinya, harusnya dia tahu akhir dari semua ini bukanlah kebahagiaan seperti banyaknya drama dan novel roman picisan. Mereka cukup harus berpura-pura bahagia didepan semua orang, tapi kepura-puraan itu memerangkapnya kedalam delusinya sendiri. Hingga mengakibatkan dirinya terjebak.

Katanya ketika kamu jatuh cinta jangan memberikan seluruh hatimu pada dia yang kau cintai, karena ketika masanya tiba akan sulit untuk membuat hati itu tetap sama seperti sedia kala. Dan ternyata itu benar. Masa-masa sulit itu terus dilaluinya meski dengan setengah hati. Kepingan cinta yang masih sempat dia selamatkan hanya sekisar 30 persen saja, sisanya benar-benar dibawa pergi pria itu.
Ratusan kenangan yang sampai saat ini sulit untuk pergi dari ingatannya.
Terus dia memakan kepingan 30 persen yang mampu diselamatkannya dengan rakus.

Getaran benda berwarna silver yang berada didepannya menyadarkan Felly sebentar. Lelehan air mata menyebalkannya ia hapus paksa. Tahu id penelfon ia berdehem mencoba menyesuaikan suaranya agar tidak terdengar serak. Menarik nafas ia mengangkat telfon sebelum sempat mati.

"Hallo..."
"Iya, saya akan segera menjemputnya terimakasih"

Lagi dia hampir melupakan status dirinya saat ini karena terlalu sibuk melamun. Bergegas melempar telfon genggamnya kedalam tas tidak ingin membuat sang anak menunggu ia terlalu lama.

Pernikahan yang tidak berdasar cinta memiliki presentasi kegagalan lebih tinggi umumnya seperti itu, tapi perjalanan2 tahun yang mereka lalui dengan dikaruniai anak kembar juga tidak bisa disebut mereka terpaksa melakukannya. Hidup bersama setiap harinya dan saling menyapa setiap pagi dan malam, berbagi bantal dan selimut yang sama juga merupakan hal yang bisa membuat musim itu berganti.

Cinta.

Mereka merasakannya, dan lambat laun mereka semakin memiliki perasaan itu begitu dalamnya hingga menyakiti satu sama lain.
Karena terlalu dalam mencintai, ekspetasimu mengenai cinta juga akan sama hancurnya ketika kamu kehilangan mereka rasa begitu dalam menginginkannya menghancurkan segalanya.

Felly kehilangan ibunya di usia terlampau muda, 18tahun tepat setelah kelulusannya di bangku sekolah menengah atas. Begitu juga dengan sang ayah yang pergi lebih dulu.
Ia dipaksa menikah dengan anak dari sahabat ibunya, entah dia tidak tahu apa kata itu bisa disebut paksa atau ketidaksengajaan, mereka bertemu dirumah sakit untuk pertama kali, Felly bertemu keluarga Darell disaat mama nya di ujung kematian, pesan terakhir yang mama nya sampaikan tidak bisa Felly lupakan

"Titip Felly ya Amanda"

Felly tidak pernah tahu jika kata titip juga bisa memiliki kesamaan makna dengan menikah, dan dengan mudahnya pria itu menyetujui meski dia sendiri masih sangat muda saat itu. Felly tidak memiliki opsi lain selain patuh. Karena dia tidak memiliki siapa-siapa lagi sepeninggalan ibunya.

Felly memarkirkan motor miliknya dipinggir jalan, sedikit berlari menuju sekolah Aleno, sedikitnya lagi memaki keadaannya yang bisa lupa menjemput Aleno lebih awal, padahal anak itu sudah bercerita tadi pagi.