Sweet but Devil [Sudah Terbit]

Officiel?

HAPPY READING!

..

Officiel? = Resmi?

"Sandra."

"Iya?"

"Bolehkan saya meminta satu permintaan?"

Sandra melepaskan pelukan, mendongak menatap wajah Bumi. "Apa?"

"Berhenti memanggil saya, Om. Apa bisa?" bisik Bumi dengan pelan. Menatap dalam Sandra.

Sandra langsung memalingkan muka. Ia bangkit untuk menghindar dan segera duduk di sofa.

"Gak mau," jawabnya tanpa menatap Bumi.

"Why?"

"Because I'm comfortable with the call."

Bumi hanya bisa mendengus kesal dan menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya.

"Om," panggil Sandra memecah keheningan. Sengaja menekan perkataannya agar membuat Bumi kesal.

"Hm." Bumi merespon dengan malas.

Sandra terkikik pelan, entah sejak kapan ia menjadi suka melihat wajah kesal pria itu.

"Sebenernya ini itu ada apa, sih? Om kenapa? Kenapa bisa kecelakaan? Terus malah ngilang? Pulang-pulang udah berantakan." Sandra berdiri dan berkacak pinggang. Perubahan sikapnya sudah terlihat dengan jelas. Tidak menjadi Sandra yang pendiam seperti beberapa menit lalu.

"Bukan hal penting, masih bisa saya atasi."

"Tapi Sandra kepo," ujar Sandra cepat langsung berdiri di dekat Bumi.

Bumi mendongak untuk menatap wajah cemberut gadis itu. Terkekeh sebentar dan langsung menarik Sandra secara tiba-tiba untuk duduk di pangkuannya.

Sandra tentu terkejut, ia melotot. Saat hendak bangkit Bumi segera menahannya. Pria itu melingkarkan tangannya dipinggang Sandra.

"Lepas, Om."

Bumi menggeleng, tersenyum manis yang tentu sangat jarang Sandra lihat. Ia menelan salivanya susah payah dan langsung memalingkan muka. Seketika kembali merasa kikuk.

"Hey, dengarkan saya." Bumi menarik dagu Sandra untuk menatap ke arahnya. Mau tak mau Sandra menengok, wajah pria itu sudah mulai terlihat sangat serius.

"Mulai sekarang, kamu harus lebih berhati-hati. Jangan mudah terpancing oleh seseorang. Jangan berjalan atau pergi sendirian, jangan mudah percaya dengan orang lain apalagi orang baru, kamu harus selalu berada di dekat saya. Ingat, harus selalu berada di dekat saya. Oke?"

Sandra terdiam, mencerna perkataan Bumi.

"K-kenapa? Ada sesuatu yang Om rahasiain, ya?"

Bumi menghela napas, mengelus rambut Sandra lembut. Menatap Sandra sangat dalam.