Rey, Joy, dan Ardan sedang berada di pinggir lapangan basket. Tidak ada satupun yang berbicara diantara mereka, hanya ada tatapan kosong dari mata mereka. Ini yang sejak dulu mereka khawatirkan. Masa lalu Arsan. Bagaimana bisa Arsan kembali menerima Gesha dengan mudahnya, sedangkan Rey, Joy, dan Ardan saja muak melihat wajah perempuan itu."Kenapa gue ngerasa, kalau nanti kita gak akan sama kayak dulu lagi," kata Ardan membuka percakapan.
"Dari dulu, yang kita takutkan terjadi. Tapi gue gak nyangka, kalau Arsan bisa dengan gampangnya terhipnotis sama dia," timpal Joy.
"Tapi kenapa gue ngerasa, ini gak murni."
Joy menoleh pada Ardan, yang berada di sebelah kiri Rey. "Maksud lo?"
Ardan terdiam. "Gak tau, gue ngerasa gak murni aja gitu. Gak tau dah, gue ngomong apaan sih?"
"Gak jelas, lo!" cibir Joy.
Sedangkan Rey hanya diam, ia sama sekali tidak tertarik dengan obrolan mereka berdua. Rey masih mencerna semua yang terjadi saat ini. Jika sikap Arsan berubah, maka dengan otomatis Rancher pun akan berubah. Cara Arsan memimpin akan berbeda. Rey takut jika, semua anggota Rancher terkena imbasnya.
Ada dua kemungkinan yang akan terjadi dalam benak Rey. Hubungan kekeluargaan antar anggota akan merenggang atau Rancher dibubarkan begitu saja. Dia berharap semoga saja itu tidak terjadi. Tidak mudah membangun nama Rancher, tak mudah mengumpulkan orang-orang yang saat ini sudah seperti keluarga. Tidak mudah juga membangun solidaritas yang tinggi.
Rey mengusap kasar wajah dan rambutnya, ia sungguh frustasi dengan semua ini. Arsan, adalah sahabatnya. Tetapi Rancher, adalah keluarganya. Ia tidak mungkin hanya memilih Rancher untuk ia lindungi, karena Arsan sahabatnya juga termasuk dalam Rancher. Tanpa Arsan, Rancher tidak mungkin ada saat ini.
"Dan? Joy? Kalau kalian punya satu pilihan untuk menyelamatkan. Kalian pilih menyelamatkan Rancher atau Arsan?" tanya Rey tiba-tiba.
Joy dan Ardan sontak saja menoleh pada Rey, yang berada di tengah-tengah mereka. Ada apa dengan seorang Reygan? Kenapa dia tiba-tiba menanyakan hal yang sangat sulit untuk mereka jawab.
"Apaan sih lo, Rey?" ujar Joy tidak mengerti maksud dari Rey.
"Rancher ya Rancher. Arsan ya Arsan. Rancher keluarga kita, Arsan sahabat kita, Rey. Kita gak mungkin pilih salah satu dari mereka," tutur Ardan, ada benarnya.
"Gue tahu, Dan. Tapi, semisal kita cuma punya satu pilihan buat memilih salah satu? Saat kita harus milih, mau membubarkan persahabatan atau membubarkan sebuah keluarga. Kita harus punya jawaban, bukan?" imbuh Rey.
"Rey! Kalau kita bisa mempertahankan keduanya, kita harus coba pertahanin. Dari Rancher, kita belajar arti keluarga. Tapi dari Arsan, kita tau arti persahabatan dan bisa membangun sebuah keluarga."
"Tanpa Arsan, belum tentu Rancher ada saat ini. Tanpa Arsan, kita belum tentu dapat keluarga ke-dua ini. Inget Rey, gimana perjuangan kita berempat. Gimana perjuangan Arsan ngebangun nama Rancher. Semua itu gak mudah, Rey!"
Joy sudah benar-benar tidak mengerti sama sekali, apa yang ada di dalam pikiran para sahabatnya. Pertama Arsan, yang dengan mudahnya menerima orang di masa lalunya. Sekarang, Rey yang berfikir jika persahabatan dan kekeluargaan yang mereka bangun hanya bisa mempertahankan satu hubungan saja.
Arsan dan Rey adalah dua orang yang selalu berfikir dewasa dan bijak. Tapi apa sekarang? Joy dan Ardan tidak lagi menemukan mereka berdua. Dimana Arsan yang selalu berfikir dengan logika, dimana Rey yang selalu punya banyak cara menyelesaikan suatu masalah.
"Udahlah, jangan jadi kita yang ribut. Dia baru aja dateng. Masa kita udah terpecah belah aja?" lerai Ardan.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Novela Juvenil📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...