Vraska menyiapkan barisan untuk melakukan presensi sebelum memasuki bus.
"Semua udah lengkap ya?" tanya Vraska berusaha mengecek ulang.
"Udaaaah," jawab murid lainnya dengan kompak.
"Ok. Setiap tempat ada dua bangku ya. Sekarang kalian semua bisa masuk ke bus masing-masing," perintah Vraska.
"Revan sini!" selesai mendengar perintah sang ketua osis, Aora langsung menggandeng erat tangan lelaki tinggi itu.
"Paan sih?"
"Kan Aora udah bilang. Selama trip nanti kita barengan," ucap Aora sambil menarik Revan untuk memasuki bus.
"Dih gue kaga mau," bantah Revan.
"Lo ikut aja apa susahnya sih? Jadi cowok kok bawelnya minta ampun," kata Vania sewot yang dibalas tatapan malas Revan.
"Ra, itu di depan ada satu bangku kosong. Gue di depan aja ya biar gak mabuk."
"Iya Vania. Biar Aora sama Revan disini," tunjuk Aora pada bangku yang letaknya tepat di tengah bus.
"Revan mau duduk yang posisinya dimana?" tanya Aora.
"Terserah."
"Ok Revan disini ya. Aora yang deket jendela."
"Hm," jawab Revan dingin.
---
Waktu dari Jakarta ke Bandung memakan waktu dua jam lebih tiga puluh menit.
Mungkin hari ini hari keberuntungan siswa-siswi SMA LAB. Jalanan lancar dan tidak ada kemacetan sama sekali.
Tujuan pertama mereka adalah menuju hotel. Satu kamar berisikan empat orang.
Aora dan Vania satu kamar dengan dua perempuan dari kelas sebelah, karena memang pemilihannya menggunakan sistem acak.
"Vania, Aora mandi dulu ya."
"Iya Ra. Abis lo, gantian gue yang mandi."
"Okee."
Aora tidak perlu memakan waktu lama untuk membasuh seluruh badannya. Sembari menunggu Vania yang sedang mandi, Aora keluar dari kamar dan pergi ke kolam renang milik hotel tersebut.
Aora melihat Vraska dan anggota osis lainnya sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
Saat akan duduk, tidak sengaja Aora melihat Revan yang sedang mendengarkan musik di tepian kolam renang.
"Samperin ah," tanpa pikir panjang pun Aora langsung menghampiri teman sebangkunya itu.
Berkat mata elang yang dimiliki Revan, Revan langsung mengetahui gerak-gerik Aora yang akan menghampiri dirinya.
"Mending gue pergi aja lah. Daripada kena gangguan ni setan," batin Revan sembari sedikit melirik.
"Eh Revaan mau kemanaaa?!" teriak Aora saat melihat Revan lari dari hadapannya.
"Siniiiii!!!" tidak tau kenapa tiba-tiba tenaga Aora menjadi sangat besar. Aora berlari kencang dengan langkah kaki lebar.
"Hmm ke-kena juga kan Revann!" ucap Aora terengah-engah sembari menarik baju Revan.
"Jangan tarik-tarik anjir. Lepasin gue woy!" Revan berusaha melepaskan tangan Aora yang menggenggam erat bajunya.
"Kenapa tadi Revan kabur hayo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl (Completed)
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM BACA YA!! Jgn lupa vote jugaaa!!! SEQUEL DI PUBLISH JIKA TEMBUS 500K VIEWERS <><><><><><><><><><><> Kesalahan yang Revan dan Aora perbuat menyebabkan mereka terjerumus ke dalam pernikahan. Tapi tunggu dulu! Saat mereka menjal...