18. Berdua Bahagia

355 89 2
                                    




18. Berdua Bahagia






Setelah beradu pendapat karna ucapan Zefa, saat ini mereka sedang berada di atas motor yang bergerak untuk mengantar Zefa kerumah.



Flashback

"Maksud lo ngomong kek gitu apaan?" tanya Yeza kebingungan dengan ucapan Zefa yang terdengar sangat ambigu.

Zefa mendengus kasar. "Yah siapa tau lo bakalan ninggalin gue karna lo tau semua kekurangan gue," ucap Zefa.


"Zefa, dengerin gue. Di dunia ini gak ada yang sempurna, mau sehebat apapun dia. Gak ada orang yang bakalan berhasil menutupin kekurangannya karna apa, yah karna kekurangan itu ada emang seharusnya buat ditunjukin bukan malah di tutupi karna kekurangan itu adalah hal yang bisa dijadikan semangat buat jadi lebih baik. So, kalo lo takut gue bakalan ninggalin lo karna tuh kekurangan yah jawabannya gue gak bakalan pergi sekalipun lo usir tapi gue bakalan pergi kalo gue udah nyakitin hati lo," jelas Yeza dengan serius dan itu membuat hati Zefa merasa tenang.

"Tapi lo gak tau seberapa buruknya masa lalu gue," lirih Zefa menahan tangis.

"Shutt, masa lalu jadikan pembelajaran yah. Jangan sampai lo malah ngerusak masa depan cuma karna teringat masa lalu." Yeza mencoba menenangkan Zefa yang tiba-tiba mengeluarkan air matanya.

"Gak usah dibahas lagi ya, gue gak perlu tau seburuk apa masa lalu lo karna yang ada sekarang itu gimana caranya supaya kita bisa sama-sama sampai ke masa depan asikilee haha alay bat gue anjir." lanjut Yeza yang diakhiri dengan candaan agar Zefa dapat tertawa.

Flashback Off


"Udah sampai, gue pulang dulu ntar malam gue kesini lagi." kata Yeza.

Zefa hanya mengangguk lalu masuk kedalam rumah dengan menundukkan kepalanya.

"Zefa kamu kenapa? ada yang sakit, hm?" tanya ibu dan lagi-lagi Zefa hanya menggeleng.


Ibu pun kaget karena Zefa malah langsung memeluk ibu dengan kuat dan menangis sejadi-jadinya hingga sesegukan dan tentu saja ibu bingung.

"Kamu kenapa? coba sini cerita, duduk dulu ya," kata ibu.

"Zefa takut bu," lirih Zefa.

"Takut kenapa nak?" tanya ibu.

"Zefa takut kalau nanti suatu saat orang-orang bakalan tau tentang kejadian itu, Zefa takut mereka malah menjauh dari kehidupan Zefa. Zefa gak siap," jawab Zefa sembari menangis sesegukan.

Ibu mengelus kepala Zefa dengan lembut."Gak ada yang perlu ditakutin, itu semua cuma masa lalu dan mereka gak bakalan ngerti bagaimana rasanya. Ibu yakin, bakalan ada satu diantara 3 orang di kehidupan mu selain ibu yang bisa menerimanya," ucap ibu.

"Tapi—,"

"Udah ya, gak usah takut lagi. Mandi gih sana biar otak kamu jadi seger dan gak mikir itu mulu." titah ibu.

LOFZEZA JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang