6) Melihat ke Belakang {2}

1.5K 334 80
                                    

[TW! Blood]

.

Suara teriakan memekakan telinga siapapun yang mendengar. Seakan suara saja tak cukup, kengerian tempat itu yang kini penuh asap, api, dan abu beterbangan menegaskan bahwa situasi tempat itu memang mencekam.

Sang sudut pandang orang pertama menatap ke kanan dan ke kiri kebingungan. Terlampau asing dengan situasi yang tak pernah dia lihat sebelumnya. Hingga kemudian muncratan darah mengenai wajahnya, memburamkan pandangan matanya. Dia jatuh terduduk. Seakan dipaksa untuk menjadi penonton hancurnya sebuah desa karena serangan pack serigala yang kehilangan kewarasannya.

Kemudian, dia melihat sesuatu yang ganjil di balik asap-asap membumbung. Seekor serigala dengan tubuh yang sangat besar, taring yang panjang, dan mata yang nyalang. Dia hanya berjalan mengelilingi desa yang hancur sementara anggota kelompoknya membunuh siapapun yang mereka temui. 

Melihat sosoknya saja membuat dia merasa nyawanya ada di ujung kaki. Jadi ketika seekor serigala mungil mencoba menyerang si buas dan terhempas jauh hanya karena satu cakaran hingga tergeletak tak berdaya dengan isi perut berserakan, dia tak bisa merasakan apa-apa lagi.

Serigala besar itu kini berdiri gagah di depannya. Menatap matanya.

Kemudian dia mengirimkan pesan telepati kepadanya.

'Aku yang terkuat. Aku... adalah hadiah Mood Goddess kepada North Yellow Woods. Aku... Hwang-"

.

"Huaaah!"

Belum waktunya bagi werewolf untuk bangun. Ini masih fajar. Namun, wanita renta itu sudah terkesiap akibat mimpi buruk yang menakutkan.

Merasa bahwa mimpinya itu, yang juga dipercaya sebagai ramalan, terlalu berat buatnya pikul seorang diri, Hafelt buru-buru keluar pondok untuk pergi ke kediaman sang pemimpin pack.

Ia mengetuk kasar pintu pondok Jaebum.

"Jaebum! Jinyoung!" Panggilnya.

Tak butuh waktu lama, kedua orang yang dicarinya muncul dari balik pintu. Mereka kebingungan karena kedatangan sang tetua di pagi buta.

"Kita harus bicara. Ini tentang Hyunjin."

.

Jinyoung tidak dapat berkata apa-apa setelah mendengar ramalan Hafelt mengenai putranya. Ini bukan yang pertama kali. Ini sudah tiga kali dia mendengar hal yang sama dikatakan oleh sang tetua desa. Kali ini, dia tidak bisa untuk tidak percaya lagi.

"Kita harus berhati-hati dengannya. Dia benar-benar berbahaya."

"Ini salahku. Karena keegoisanku, dewi marah." Jaebum tertunduk. Entah pergi kemana wibawanya hingga sekarang ia tak ubahnya serigala yang tidak berdaya.

"Aku tidak tau, ini bentuk kemarahan atau berkat dari dewi bulan. Kita tidak akan pernah tahu sampai kejadian di mimpiku itu benar-benar terjadi atau tidak."

"Mengapa Hyunjin? Mengapa putraku yang harus mendapatkan kutukan itu?"

"Sst... Jinyoung, itu bisa jadi bukan kutukan. Itu berkat-"

"Berkat macam apa yang dewi berikan pada seseorang jika nantinya itu hanya akan menyebabkan pertumpahan darah? Berkat seperti apa?!"

Jinyoung berteriak frustasi. Dia begitu lelah memikirkan nasib putranya yang diramalkan akan menjadi penghancur North Yellow Woods karena kekuatannya yang terlampau besar. Hafelt bilang ketika pertama kali dia melihat ramalan itu, Hyunjin adalah hadiah dari alam kepada pack mereka yang tidak pernah absen memberikan persembahan kepada Moon Goddess. Ramalan itu dia dengar ketika Hyunjin berusia lima siklus musim. Namun sekarang Jinyoung merasa, kekuatan Hyunjin tak lain adalah karena kemarahan orang-orang yang mereka korbankan, yang tidak terima dibunuh dengan alasan agar alam tidak marah. Itu adalah hukuman baginya karena telah tega membunuh orang-orang tidak bersalah.

North Yellow Woods | HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang