R&R 51

10 2 2
                                    

Sheila sedang sarapan bersama dengan ayah dan ibunya, wajah Sheila tidak seperti biasanya ia berbeda sekarang.

" Kamu kenapa ga ceria kaya biasanya " Heran Metta sambil menatap ke arah putrinya itu.

" Gapapa bu " Sahut Sheila sambil melahap nasi goreng yang dibuat oleh ibunya tadi.

" Kamu beda banget sekarang, ada masalah di sekolah? " Tanya Ayahnya.

" Ga ada yah " Jawab Sheila sambil tersenyum, senyuman itu mungkin palsu.

" Ayah, ibu aku berangkat ya " Pamit Sheila yang langsung beranjak dari duduknya lalu bersalaman dengan kedua orangtuanya.

" Hati hati sayang " Teriak Metta dari dalam rumah.

" Iya Bu "

" Awas aja Reva, kalo lo deketin Septa lagi " Ucap Sheila sendiri sambil menunggu taksi online yang ia pesan tadi.

Reva sedang menikmati sarapan pagi dengan khidmat, sekarang ia di rumah hanya dengan mamanya saja karena papanya sedang pergi ke London untuk mengurus bisnisnya.

" Mau mama anterin ke sekolah? " Tanya Anita sambil mengunyah rotinya.

" Engga usah ma, Reva mau berangkat sama Revan kok " Jawab Reva.

" Oh ya semalem kamu kemana? soalnya waktu kamu pulang mama udah tidur "

" Abis dari cafe ma, Sheila ngajak aku ketemu buat ngomongin tentang tugas " Bohong Reva , padahal Sheila ingin membicarakan tentang Septa.

" Ma maafin Reva ya udah bohong sama mama " Batin Reva dalam hatinya.

" Ma Reva berangkat sekarang ya, Revan udah di depan " Pamit Reva yang langsung beranjak dari duduknya lalu pergi ke luar.

Akhirnya Reva dan Revan berangkat ke sekolah, di perjalanan Reva memikirkan apa yang dibicarakan oleh Sheila kemarin. Ia begitu cemas jika ada kesalahpahaman lagi.

" Lo udah sarapan? " Tanya Revan, Tapi Reva tidak menjawabnya karena sedari tadi ia hanya melamun.

" Rev! lo udah makan belum? " Tanya Revan sekalu lagi, membuat Reva kaget.

" Hah? gue udah sarapan tadi " Jawab Reva sambil tersenyum kikuk.

" Lo temenin gue sarapan dulu ya, mau beli bubur di perapatan jalan deket sekolah kita " Kata Revan.

" Oh oke ayo " Balas Reva sambil tersenyum.

Revan turun dari motornya tapi ia heran dengan Reva yang sedari tadi hanya melamun saja, sebenarnya Revan ingin bertanya Reva sedang memikirkan apa tapi ia takut jika Reva tidak menjawabnya sama sekali.

" Ayo turun " Suruh Revan yang melihat Reva masih melamun.

" Eh eh iya sorry " Sahut Reva yang sadar bahwa Revan menyuruhnya untuk turun dari motornya.

Revan duduk di bangku begitupun dengan Reva ia juga duduk di di samping Revan " Lo kenapa si masih pagi tapi udah ngelamun? " Tanya Revan.

Reva menatap ke arah Revan " Gue ngelamun karena mikirin Sheila " Jawab Reva sambil menunduk.

" Sheila? kenapa dia " Heran Revan yang tidak tahu apa-apa.

" Ini mas buburnya " Ucap mang Nurdin yang berjualan bubur itu.

" Eh iya mang makasi "

" Kenapa Sheila? " Heran Revan.

" Jadi gini kan Sheila suka sama Septa, dia nyangka kalo gue itu sering deketin Septa padahal Septa nya aja yang sering deketin gue. Sheila salah paham sama gue sampai-sampai hubungan persahabatan kita itu renggang dan waktu malam gue ketemuan sama dia di cafe ternyata dia mau ngomong tentang masalah Septa, dia juga ngancam gue Rev " Cerita Reva panjang lebar.

Revan dan Revaline { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang