Di antara ranting-ranting pepohonan
Telah kusibak tirai daun yang menghalau pandangan
Ada seberkas harapan yang siap mendekap bayangan
Berdiri kokoh dengan sigap bak pahlawanTangan kekar yang kini terulur
Dengan sabar menanti balasan saling tegur
Setahun sudah ia berjuang tanpa mundur
Namun, rasaku tak pernah ada untuknya berbaurIa dengan gigih tersenyum menggoda
Diri ini dibuat bergeming tak berdaya
Dia bukanlah Ali dengan iman yang membara
Sedang daku bukan Fatimah yang dengan sabar menantinya dalam doaAku bukan Khadijah si wanita kaya nan mulia
Dia bukan Muhammad yang selalu dijunjung tinggi oleh umatnya
Aku dan dia layaknya Adam dan Hawa
Berpisah untuk bersuaDi balik dedaunan yang lebat itu
Dia senantiasa mengulurkan tangannya untuk membantu
Meraih daksaku yang limbung menyatu
Namun, dia belum mampu mengoyak raga hingga asaku melambung haluDia masih harus berjuang
Agar benteng yang kubangun lekas tumbang
Bukan jarak tempuh menjadi dinding penghalang
Namun, sebuah tekad bulat untuk meminangSukabumi, 29 Desember 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denyut Nadi Dalam Diksi
PoetrySyair cinta dan kasih yang tersurat dalam bait aksara. Harapan dan doa terpanjat pada Sang Pencipta dalam sebuah mahakarya. Biarkan alunan diksi menari Indah dalam imaji. Quotes dan Puisi