[Choi Yena]ㅡI

89 21 26
                                    

Heukseok-dong, Dongjak-gu, Seoul
Senin, 13 Januari

"...setiap pukul dua belas malam. Terdengar sangat nyataㅡaku bahkan bisa mendengar helaan napas dan isakan kecil serta gesekan sepatu yang diseret pada lantai koridor. Awalnya kupikir itu salah satu penghuni apartemen yang baru pulang kerja atau apaㅡada wanita muda lajang penghuni kamar nomor 1005, yang selalu pergi dengan dandanan menor dan pulang larut sekali, entah apa pekerjaannya tapi kutebak bukan sesuatu yang baik. Kukira itu adalah diaㅡyah, kau tahu sendiri seperti apa orang akan menganggapnya kalau dia berdandan begitu dan hanya ramah pada penghuni pria. Oh, aku tidak bermaksud menghina tapi memang banyak tetangga yang tidak menyukainya."

Park Eunyeong, penghuni apartemen nomor 1010ㅡaku menatap tulisanku sendiri di pojok kiri atas halaman jurnal. Melirik wanita kurus berusia hampir lima puluh tahun yang rambutnya tebal-hitam-lurus-kaku seperti wig ditempelkan pada kulit kepala. Riasannya sendiri mencolok dengan alis yang digambar tinggi-tinggi dari yang seharusnya, membuatnya terlihat seperti terkejut setiap saat. Dia menyesap teh dengan jari kelingking terangkat, mengusap hati-hati bibir merahnya dengan tisu dan mengembalikan tatapan padaku yangㅡsecara reflekㅡmemasang raut tertarik dan ingin tahu berlebihan.

Nyonya Park Eunyeong meletakkan cangkir, bersandar pada tempat duduk dan menghela napas. "Dewasa ini mencari pekerjaan memang susah. Tapi bukan berarti harus menjatuhkan harga diri dengan bekerja seperti itu, kan? Kadang aku tidak habis pikir dengan orang-orang muda yang selalu berorientasi pada uang dan mengesampingkan fakta bahwa hal yang mereka jalani tidaklah baik. Kalau jadi dia, meski segar dan cantik, aku lebih memilih menjadi pengantar pesanan sajaㅡyah, bukan pekerjaan yang baik tapi lebih bermartabat."

Dan kalau aku jadi kau, Nyonya, aku akan memilih menceritakan segera kisah hantu itu dan mengusir si tamu kemudian tidur.

"Benar, Nyonya. Ada banyak pekerjaan yang lebih baik daripada... itu." Kataku penuh dusta. Mengulum senyum sebaik dan seramah mungkin. "Nah, setelah itu, apa yang terjadi?"

"Apanya?"

"Cerita hantunya, Nyonya."

"Ah, benar." Wanita itu tertawa pelan menunjukkan barisan giginya yang kekuningan. Megusap rambut dari jidat lebar dan berdeham. "Aku tidak tahu kenapa banyak sekali yang tertarik pada cerita-cerita macam itu. Tapi setelah mengalaminya sendiri, aku paham." Dia sekali lagi beringsut. Matanya melebar dan alisnya semakin naik hampir menyentuh garis rambut. "Jadi, aku mengintip. Lengang. Tidak ada siapa-siapa. Tapi suara itu masih terdengar. Dan makin lama berubah menjadi derap langkah kaki menuju tangga darurat. Pintu tangga dibanting keras. Aku bahkan mendengar suara gaduh saat derap kaki itu tersandung-sandung menaiki tangga. Kemudian pintu atap di dorong keras. Dan... teriakan yang melolong panjangㅡterdengar amat menyedihkan dan menyakitkan. Seolah siapapun itu, mengalami hari yang berat."

Suara gesekan bolpoin dengan halaman jurnal ketika aku mencatat memenuhi ruang tamu apartemen nomor 1010 ini. Wajah Nyonya Park pucat dan kesan menyebalkannya berganti raut ngeri.

"Aku mendengarnya tiga hari berturut-turut. Sudah kulaporkan pada Tuan Jungㅡpemilik apartemenㅡtapi dia bilang tidak ada apa-apa. Di hari keempat, malam terasa lebih berbeda. Dingin sekali padahal aku menyalakan penghangat ruangan. Kemudian saat aku mengintip... ada semacam gumpalan asap hitam seperti bayangan berkelebat di koridor. Melesat cepat sekali. Kupikir aku salah lihat tapi suara yang terdengar jauh lebih jelas. Seperti ada yang melompat dari atap."

Aku mengerutkan kening. "Bagaimana Anda bisa tahu kalau ada yang melompat dari atap?"

"Aku mendengarnya, Gadis Muda." Nada suara Nyonya Park terdengar agak jengkel. "Pintu atap yang didorong keras dan derap kaki di atas sana, kemudian teriakan, dan suara brak keras seperti ada yang menghantam atap mobil di bawah sana juga alarm mobil yang melengking. Karena kaget, aku segera berlari menuju jendela dan mengecek ke bawah. Tapi tidak ada apa-apa."

The Haunting Of Scarlet HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang