Di lain tempat. Di lain negara. Suatu keterikatan dari sebuah keluarga besar. Keluarga yang berkuasa dan berperan penting di berbagai penjuru dunia. Keluarga yang terlihat harmonis di layar kaca, padahal itu hanyalah drama yang sudah tersusun di sebuah naskah.
Perselisihan antar saudara, perebutan tahta, dan sang pemeran utama yang telah pergi. Itulah awal mula pertengkaran hebat terjadi. Langkah awal permainan besar akan di mulai, Dan terbukanya 'the secret of his old life'.
Di sebuah mansion besar dan megah bak istana keluarga itu, semuanya berkumpul dalam satu ruangan. Semua tatapan mengarah ke satu objek. Kepala keluarga besar itu kini duduk di kursi kebesarannya. Tatapan tajam dan mengintimidasi itu tak pernah lenyap walau sudah termakan usia.
'Ehm'
Anak kedua dari keluarga itu berdeham memecah keheningan, namun langsung mendapat tatapan dari seluruh orang yang ada disana.
"Sebenarnya ada apa papa menyuruh kami berkumpul?!?", tegas anak kedua. Mata elangnya menatap tajam sang kepala keluarga utama.
Senyum simpul terpantri di wajah lelaki paruh baya itu.
"Sang penerus akan kembali, mengambil miliknya yang ditinggalkan", ujar kepala keluarga.
Semua orang di sana mengeryit kening kebingungan. Bertanya-tanya apa maksud dari sang penerus yang kembali. Siapa dia??_batin mereka.
"Apa maksud papa??", tanya anak sulung. Raut datar dan dingin terpancar disana.
"Iya kek, apa maksud ucapan kakek barusan!?", tanya cucu perempuan dari anak bungsu.
Semua orang menunggu jawaban itu. Tapi tidak dengan satu orang yang duduk di pojok sofa, sambil tersenyum memandangi handphonenya.
Saudara lain yang duduk disampingnya melirik orang itu.
"Kamu kenapa senyum² dari tadi?", tanya pelan saudaranya.
Yang ditanya terkejut, pasalnya tidak menyadari jika saudaranya memperhatikan dari tadi.
"Aku cuma kangen", jawabnya sambil tersenyum miris. Sambil menatap saudaranya.
"Siapa??kakakmu??sudahlah lupakan, dia sudah meninggal. Tidak ada gunanya menangis dan meratapi kenangan. Buang² waktu saja!!", seru saudaranya dengan tatapan meremehkan.
Karena kesal dan geram dengan ucapannya saudaranya. Dia mendorong saudaranya sampai menabrak meja ruangan itu.
'BRAKK'
Seluruh mata menatap terkejut kejadian barusan. Mereka sontak berdiri. Saat orang tua dari saudaranya tadi akan memarahinya. Namun terhenti saat orang itu berjalan mengarah ke kepala keluarga.
Orang itu berhenti tepat di samping sang kepala keluarga/kakeknya. Lantas dia berbalik menghadap seluruh keluarga besarnya.
"Ada apa nak??", tanya lembut sang kakek.
"Kek, apa ini waktunya?", tanya balik orang itu.
Saat kakeknya akan menjawab, suara lain menyahuti.
"HEH.. apa maksudmu mendorong anakku hah!!", marah ibu saudaranya tadi.
"Salahkan saja anakmu, bibi", suruh orang itu santai.
"Tidak usah menyangkal, anak sialan"
"Jaga ucapanmu, Rinta", bentak istri anak sulung keluarga itu.
"Kenapa hah??memang benar kan anakmu itu hanya pembawa masalah di keluarga ini. Apalagi anakmu yang sudah men-"
Perdebatan itu terhenti ketika suara seseorang menginterupsi.
"DIAMM, kenapa kalian terus berdebat hah?!?", Sang kepala keluarga angkat bicara dengan intonasi berat dan mata yang semakin menatap tajam ke semua orang disana.
"Apa sopan santun kalian sudah hilang, berani memotong saat saya sedang berbicara hah??jawab!", tambahnya.
'Huft'
Sang kepala keluarga menghembuskan nafas kasar. Dia sudah terlalu lelah dengan semua ini. Perdebatan yang selalu terjadi, membuatnya tidak habis fikir. Padahal keluarga ini dulu sangat bahagia. Sebelum kejadian dulu terjadi.
"Ayo nak, bicaralah yang ingin kau sampaikan. Namun jangan kau buka identitasnya lebih awal, biarkan dia sendiri yang membuka kebenaran itu", ucap sang kakek pelan.
Orang itu mengangguk setuju. Lalu menatap ke seluruh keluarganya. Tatapannya terhenti di salah satu orang yang tadi meremehkan dirinya.
"Kakakku masih ada, dia tidak pergi. Dia selalu ada disisiku. Jadi jangan berani menghinanya, karena jika aku mendengarnya aku akan membunuhmu saat itu-"
"-aku tidak peduli, walaupun kalian keluarga, dan saudaraku sekalipun. Jika itu menyangkut kakakku, kalian tau kan jika aku tak pernah bermain-main dengan ucapanku", jelas orang itu. Suasana tiba-tiba hening setelah orang itu selesai berbicara
Cucu laki-laki tertua keluarga itu berjalan ke arah orang itu yang tak lain adalah adik bungsunya.
"Sudah... Lebih baik kamu ikut Abang yuk keluar cari angin", ajaknya sambil merangkul dan tersenyum hangat kepada adiknya.
"Tapi bang-"
Kakaknya melirik sang kakek. Kakeknya mengangguk setuju memberi izin untuk meninggalkan pertemuan ini.
"Kakek udah ngizinin, kamu pergi dulu. Tunggu di teras ya"
Orang itu mengangguk lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan ruangan itu.
Raut wajah cucu tertua itu yang tadinya tersenyum hangat, kini tergantikan dengan wajah super dingin.
"Jangan membuat adikku emosi seperti tadi. Jika sampai amarahnya tidak terkendali. Kalian akan sangat menyesal nanti"
Setelah mengucapkan itu. Dia berjalan keluar ruangan menyusul adiknya tadi.
°°°
Dilain tempat, dilain negara pula. Seseorang tengah tersenyum dingin. Saat layar besar itu menampilkan perdebatan panas sebuah keluarga.
"Munafik"
Satu kata terucap di bibirnya. Senyum itu belum juga lenyap dari wajah cantiknya. Malah kini senyum itu semakin terlihat menyeramkan.
'tok tok tok'
Pintu ruangan itu diketuk oleh seseorang.
"Masuk"
"Ada apa??", tanyanya to the point.
"Sebelumnya saya minta maaf, Miss. Tiga nyawa telah melayang pada pukul 00.02 dini hari", jelas orang yang di duga bawahannya.
"Mereka semakin bertindak cepat, sekarang kita harus bagaimana, Miss??", tambah orang itu.
"Latih mereka yang mendapat misi, perkuat penjagaan, jangan sampai kita kalah sebelum berperang", titahnya dengan menyeringai.
"Baik, Miss"
"Apa tidak ada yang dibahas lagi??"
"Sudah cukup, pergilah", suruhnya.
"Baiklah, permisi"
°°°
_Happy reading_
KAMU SEDANG MEMBACA
Been Exchanged || ✓✓ (HIATUS)
Mistério / Suspense"Sejauh apapun aku pergi dan menghilang. Kelak mereka pasti akan selalu menemukanku." -A- Ketiga rahasia yang meminta jawaban. Atas kebenaran yang sengaja di sembunyikan. Sangat menyakitkan hingga memilih tidak peduli. Dengan apa yang harus di perta...