.
.
.
.
-----[Batas Awal]-----
.
.
.
."Lo....punya anak kan, Han Jisung?"
—Deg!
Jisung membolakan matanya terkejut, darimana Minho tau soal fakta itu tentang dirinya yang sudah memiliki seorang anak?
"Namanya Han Anna, punya penyakit jantung bawaan yang udah di deritanya selama 5 tahun ini. Sekarang dia lagi di rawat di rumah sakit cheongsam. Gue bener kan?"
"D-dari mana lo bisa tau semua ini kak? G-gue—"
"Jujur sama gue Han Jisung, selama beberapa hari ini lo jarang dirumah karna anak lo ini kan?"
Jisung terdiam pandangannya sedikit tak fokus kali ini. Keringat dingin mulai keluar, jantungnya berdegup kencang, dan perasaan takut mulai menyelimuti.
Jisung benar-benar takut, bila Minho marah padanya saat ini..
"K-kak Minho—"
"Kenapa lo nutupin masalah ini Ji dari gue? Lo bohong sama gue dan Lo gak pernah cerita apa-apa ke gue, bukannya gue udah bilang sama Lo, kalau Lo punya masalah apapun itu, Lo bisa cerita sama gue, Ji. Gak perlu sampe lo nyembunyiin semuanya—"
"Kita gak sedeket itu kak buat tau soal kehidupan pribadi masing-masing. Lo sama gue—kita sebenernya cuman orang asing yang disatuin sama tulisan kontrak, gak lebih! Jadi apa yang bisa gue harapin dari Lo seandainya gue cerita, hah? Belas kasihan lo? Hinaan lo? Gue udah cukup muak sama itu semua kak!"
Minho sedikit merasa tertohok dengan sentakan Jisung. Jisung benar, mereka hanya orang asing yang terikat hubungan kontrak, bukan lebih dari itu sehingga bisa saling menunjukan masalah pribadi keduanya. Minho tau itu—
—tapi dalam situasi kali ini, ia hanya ingin bisa diandalkan untuk Jisung, apakah pemuda manis itu tidak mengerti?
"Jisung, dengerin gue. Gue disini cuman pengen bantuin lo—"
"Gue gak butuh bantuan apapun. Itu semua bullshit, dan gue gak mau banyak berharap apa-apa lagi dari orang lain, termasuk Lo. Karna emang pada dasarnya semua orang itu sama kan? Mereka suka ngomongin orang lain, berkomentar seenaknya tanpa tau kenyataan yang sebenernya apa. Menghina, menghakimi seolah mereka makhluk paling baik di dunia."
Mata Jisung kini mulai berkaca-kaca, ia berbicara sembari mencoba menahan Isak tangisnya saat ini.
"Apa bedanya kalo gue cerita soal masalah gue sama Lo, kak? Soal keberadaan anak gue yang selama ini gue tutupin karna gue gak mau dia dapet hinaan lagi. Gue gak mau, banyak orang yang tau soal keberadaan dia, gue gak mau denger lagi omongan soal Anna yang mereka bilang dosa, gue gak mau! Apa Lo ngerti?!"
Perlahan air mata Jisung mulai tak terbendung lagi, pemuda manis ini tengah menangis di hadapan Minho yang masih setia dalam keterdiamannya.
"Anna itu bukan dosa, dia hadir karna kesalahan yang gue lakuin dulu—dia gak salah apa-apa, tapi kenapa yang harus dapet penderitaan itu dia, kenapa bukan gue yang jelas-jelas—gue itu penyebab dari semua ini?
...Penyebab kenapa dia sampe harus sakit, penyebab kenapa dia harus Nerima yang namanya ketidak Adilan dunia, dia masih kecil tapi kenapa tuhan harus ngasih hukuman itu ke Anna dan bukannya ke gue?!"
Pertahanan Jisung runtuh, pemuda manis itu menangis sambil meraung. Sedikit memukul dadanya yang terasa sesak seketika.
"Gue benci diri gue, gue benci hidup gue yang begini...hiks...gue bukan orang tua yang baik buat anak gue sendiri, gue yang jadi penyebab dia begini, ini semua salah gue...hiks...G-gue bukan orang tua yang baik buat dia...gue benci itu..hiks—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Workaholic || Minsung
Fanfic[Minho ft. Jisung] Seorang workaholic seperti Minho apakah apakah bisa jatuh cinta dengan seseorang? Tentu bisa.... Tapi bagaimana jika ia justru jatuh Cinta pada seorang sugar babynya sendiri? Hmm, sepertinya ini akan membuat teman-teman Minho menj...