Papa, mama, dapatkah kalian dengar jeritan rasa sakit di hatiku?
***
Jesi melamun melihat Ando yang sibuk mengangkat lemari penuh dengan boneka namun pria itu sedang tidak melakukan perniagaan.
"Jesi, boneka cantiknya udah siap buat dipilih," ucap seorang pria imut dari samping lemari dengan senyuman yang ia lebarkan, Ando.
Gadis yang berbaring di kasur itu menoleh bingung.
"Kak Ando jualan boneka?"
Ando menggeleng lalu mendekat ke arah wanita yang sangat ia sayang.
"Aku nggak jualan, boneka ini khusus aku siapin buat kamu, biar nanti kalo aku pergi udah ada yang jagain kamu di sini." kata Ando sambil mencubit kedua pipi Jesi. Sangat imut.
"Gak boleh gitu kak, itu namanya pemborosan. Lagipula aku juga gak butuh boneka sebanyak ini, aku gak mau ngerepotin." beber Jesi dengan wajah cemberut.
"Harusnya aku yang merasa merepotkan, kamu udah menyelamatkan nyawa papa dan sekarang aku punya hutang nyawa sama kamu." Ando menatap wajah Jesi yang membuat gadis itu jadi terdiam.
"Ayok dipilih atau perlu aku bantuin buat milih?" tanya Ando dan Jesi tersenyum.
Ando paham dengan senyuman itu sehingga ia langsung berjalan menuju lemari boneka yang tadi ia bawa ke ruangan Jesi, pria itu mengambil salah satu boneka berwarna orange untuk menemani gadis kesayangannya.
"Yang ini bagus, gimana menurut kamu?" tanya Ando membuat Jesi mengangkat kedua jempolnya.
Ando membopong boneka itu di tangannya lalu memberikannya kepada Jesi.
"Bukannya di rumah sakit dilarang bawa boneka satu lemari?" tanya Jesi sambil memanyunkan bibirnya ke arah Ando.
"Itu sih kata orang, aku kan anaknya investor di rumah sakit ini, jadi mau ngapain aja terserah aku," jawab Ando tersenyum nyengir.
"Ternyata enak ya jadi anak sultan," balas Jesi dengan cengirannya yang tak kalah hebat dari Ando.
Ando tertawa renyah. "Sultan mah bebas," sahut ando yang ikut-ikutan mengoceh.
Jesi seketika terdiam saat mendengar suara perbincangan orang-orang dari luar ruangan, ia pun menunduk.
Rasanya hati itu begitu gopoh saat samar-samar suara itu menggema ke telinganya. Padahal sejak tadi mereka sudah mengetahui bahwa pendonoran darahnya telah berhasil, namun sampai saat ini tak ada satu pun di antara mereka yang berniat menjenguk kondisi Jesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)
Romantik[Fanfiction/Romance] [Follow akun author, karena seorang penulis bijak akan tahu bagaimana caranya menghargai sebuah karya!] Senja akan selalu siap siaga, ketika harus menggantikan Fajar. "AKU BUKAN PEMBUNUH YANG KALIAN MAKSUD!" teriak gadis remaja...