Yuk biasakan menekan votes dulu sebelum membaca. Thanks :)
Happy Reading!
. . .
2014 (Pasca Ujian Akhir Semester)
Kepalanya serasa pening dan tubuhnya seakan sudah mati rasa. Namun dengan sekuat tenaga, gadis berseragam SMA berambut merah muda yang kini tergeletak tak berdaya di pintu depan rumahnya, berdiri dengan bertumpu pada kaki meja.
Berusaha bangkit untuk melawan para rentenir yang datang tiba-tiba malam itu. Walau suasana malam itu begitu dingin karena hujan mengguyur sangat deras disertai angin yang begitu kencang, tak membuat bulu kuduk gadis itu berdiri kedinginan.
Saat itu tubuhnya sudah mati rasa, hampir seluruh bagian tubuhnya penuh dengan luka lebam yang membiru, bahkan ada juga luka lebar yang berdarah di dahi dan sudut bibirnya.
Sakura mendecih keras dengan raut wajah yang begitu murka, " Hei brengsek! Apa bosmu sudah lupa ingatan?!"
Lelaki tinggi besar dengan tindik di telinganya terkagum, kaget dengan keberanian dan kenekatan gadis SMA di depannya yang kini sudah terlihat tak berdaya. Setelahnya lelaki itu tertawa mengejek.
" Apa maksudmu, bocah? Jangan membuat kami emosi ya. Mulut pedasmu tak sebanding dengan keadaanmu saat ini, tau?."
Teman lelaki bertindik –berambut panjang yang tak kalah sangar ikut tertawa mengejek.
Sakura tertawa sumbang sembari menahan nyeri yang makin menjadi di seluruh tubuhnya.
" Apa perlu aku ingatkan lagi pada bos brengsekmu itu, kalau jatuh tempo pembayaran rumah ini masih setengah bulan lagi? Lalu kenapa hari ini kalian mengacak-ngacak rumah kami!!?"
Sakura menjerit dengan suara kencang, hujan disertai angin tak mampu menenggelamkan suaranya yang sarat akan emosi dan keputusasaan.
" Sudah Sakura, jangan melawan. Kita harus memohon kepada mereka agar bisa mengundur tanggal jatuh tempo utang kita."
Suara ibunya terdengar lemah di belakangnya, sesaat hati gadis itu mendidih melihat keadaan ibunya yang lemah dengan luka berdarah di pelipis kanannya.
" Betul kata ibumu. Setidaknya kau harus bersujud kepada kami, jangan malah berteriak-teriak seperti itu. Ibu bodohmu saja tahu diri."
Kedua rentenir itu saling berpandangan lalu tertawa kencang.
Mendengar kata bodoh yang ditujukan untuk ibunya membuat emosi Sakura semakin tak terkendali, ingin rasanya Sakura menendang selangkangan mereka berdua sekuat tenaga agar keduanya mati berdiri.
Namun emosinya tak sebanding dengan tenaganya yang telah terkuras habis akibat sejam yang lalu ia berusaha melawan kedua rentenir yang menyeret ibunya secara paksa keluar rumah. Dirinya yanga baru saja pulang bekerja langsung berusaha menyerang keduanya, namun karena memang tenaga perempuan tidak akan mampu melawan laki-laki, apalagi lelaki itu berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN KAMU [SELESAI]
Fanfiction(Fanfiction of Sasusaku) BOOK ONE #seriesYou Hingga air matanya membasahi seluruh pipi, Sakura masih tetap pada tempatnya. Menangisi dirinya yang tidak tahu diri berharap pada seseorang yang tidak mungkin akan mampu didapatkan hingga di masa depan...