31| Comeback

143 21 11
                                    

Mulai sekarang, mentalnya lebih dikuatin lagi ya!
Karena akhir-akhir ini semesta semakin berlebihan bercandanya.
- Nanda (Author)
__________

Happy Reading ✨
________________

"Hari ini kita gak usah langsung pulang, ya!" Thafa mempererat pelukannya di pinggang Faris. Mereka baru saja pulang sekolah, dan sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, namun karena permintaan Thafa, jadi dia harus memutar arah.

"Kenapa?" Faris menaikkan satu alisnya, seolah bingung dengan pernyataan Thafa.

"Malam inikan ibu dan sahabat aku pulang dari Amerika, dan besok adalah hari ulang tahun ibu aku. Jadi, hari ini kamu anterin aku dulu beli kado buat ibu, sekalian beli bahan-bahan untuk buat kue ulang tahun."

"Kenapa gak beli kue yang jadi ajah, lebih praktis."

"Nggak ah, kalo aku buat sendiri kan lebih special."

"Okey boss. Tapi sayang, aku gak bisa ikut ngerayain sekaligus kenalan dengan ibu serta sahabat kamu." Pernyataan Faris ini sontak membuat Thafa menaikkan sebelah alisnya.

"Kok gitu? Emang kamu mau kemana?"

"Malam ini, aku dan juga Helsi mau ke kampung untuk jagain nenek yang lagi sakit." Jelasnya di sela-sela berkendaranya.

"Hufft." Thafa mendengus mendengarnya. Bagaimana tidak, dia harus berjauhan selama beberapa hari dengan Faris.

"Kenapa? Takut gak bisa tahan rindu?" Goda Faris melihat wajah Thafa yang tengah cemberut di spion.

"Wajarlah. Kan di kampung nenek kamu gak ada jaringan, gimana caranya kita saling berkabar?"

"Takut banget yah kehilangan aku?"

"Tuhkan malah bercanda," Thafa mencubit pelan pinggang Faris.

Faris meringis geli, "Hehe. Tenang sayang, cuman 3 hari kok. Setelah urusan papa dan mama aku beres di sini, nanti mereka bakal gantiin aku jagain nenek di kampung." Jelasnya berusaha menenangkan Thafa.

"Janji yah cuman 3 hari?"

"Janji."

"Awas, jangan ganjen! Mbok bilang, cewek-cewek di kampung itu cantik-cantik."

"Emang kenapa kalo cantik? Kan mereka bukan kamu." Balas Faris yang membuat Thafa tersipu malu.

"Kyaaa, makin sayang." Pelukan Thafa semakin erat.

"Apa-apa? Coba diulang! Aku kurang dengar."

Thafa mendengus, " Gimana sih, ganteng-ganteng tapi budeg. Gak ada pengulangan!" Jawabnya.

"Yang penting ganteng. Lagian, tinggal diulang doang apa susahnya?" Faris cemberut sembari berdecak kesal.

"Udah-udah! Fokus nyetir aja," titah Thafa tersenyum geli, melihat wajah Faris di spion yang nampak lucu kalo sedang kesal.

"Karena sebentar aku udah pergi, bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan?" Usul Faris.

"Setuju, ayo."

"Selesai beli kado, kamu mau kemana?"

"Eum, ke rumah kamu. Terus ke bengkel tempat kerja kamu."

"Gak usah ke bengkel!" Tolak Faris mentah-mentah.

"Kenapa?" Tanya Thafa dengan polosnya.

"Kalau kamu ke sana, terus teman-temanku ada yang naksir kan gak lucu."

"Yaudah deh, kemana aja asal bareng kamu." Balas Thafa. Faris tersenyum lalu menarik kedua tangan Thafa agar lebih mempererat pelukannya

•••

"Hoamm." Sudah beberapa kali Thafa menguap, namun dia tetap keukeuh untuk menahan kantuknya, agar bisa menyambut ibu dan sahabatnya yang sebentar lagi akan pulang di jemput Athala.

"Non Thafa kayaknya udah ngantuk, mendingan non tidur dulu saja biar mbok yang bangunin nanti kalau mereka sudah datang." Ujar Mbok Minah kepada Thafa karena kasihan melihat Thafa yang sedari tadi sudah menguap karena menahan tidur.

"Nggak deh mbok Thafa mau nungguin mereka aja. Pasti enggak lama lagi mereka sampai kok."

"Yaudah kalau gitu mbok temenin non Thafa."

"Makasih mbok. Oh ya Mbok besok pagi tolong bangunin Thafa cepet ya!" Pintanya.

"Tumben non Thafa minta dibangunin, biasanya kan non Thafa nggak pernah dibangunin."

"Iyaa Mbok soalnya kan besok adalah hari ulang tahun Ibu, jadi Thafa mau bangun cepat supaya bisa bikinin Ibu kue ulang tahun spesial dari Thafa gitu." Jelasnya yang membuat mbok Minah mengangguk.

"Yaudah InsyaAllah mbok bangunin, non."

Disela-sela percakapan mereka, sorot lampu serta klakson mobil terdengar dari arah luar rumah. Thafa yang sudah lama menunggu tersenyum senang tidak karuan.

"Mereka pasti sudah datang mbok," Thafa berlari kearah jendela untuk melihat siapa yang datang.

Benar saja, diluar rumah sudah terparkir 2 mobil. Satu mobil baru yang dikendarai oleh seorang sopir, dan mobil yang kedua ditumpangi oleh Athala, Abriana serta sahabatnya Adara. Mungkin, mobil baru itu dibeli ayahnya sebagai hadiah untuk ibunya.

Thafa bergegas membuka pintu, dan langsung memeluk ibunya yang baru saja turun dari mobil.

"Ibu, Thafa kangen banget sama ibu." Thafa memeluk ibunya erat dengan mata yang berkaca-kaca.

Sedangkan Abriana yang mendapat pelukan dari Thafa memasang wajah risih. Jika ibu lain yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya bakal membalas pelukan, namun tidak dengan Abriana. Ia memasang ekspresi tak suka, memegang pundak Thafa perlahan dengan tampang jijik, lalu melepaskan pelukannya.

Thafa tidak mempermasalahkan hal itu. Mungkin saja ibunya kelelahan akibat perjalanan yang panjang.

Thafa beralih memeluk sahabatnya. "Dara, gue kangen banget sama lo. Udah lama kita gak ketemu."

"Iya Thafa, gue juga kangen banget sama lo." Dara membalas pelukan Thafa.

Abriana memutar kedua bola matanya, lalu melerai pelukan hangat mereka berdua. "Udah-udah pelukannya! Adara capek, harus istirahat." Ketus Abriana pada Thafa.

"Adara, mending kamu masuk aja. Kamar kamu di atas pas di samping kamar Thafa. Langsung istirahat yah!" Ucap Abriana lembut pada Adara.

"Iya tante. Kalo gitu, Adara masuk duluan yah." Pamitnya pada semua.

Selama ini, Adara memang sebatang kara, tapi dia tetap tinggal sendiri di rumah mewahnya. Namun, karena penyakitnya yang sewaktu-waktu kambuh, maka dari itu, Orang tua Thafa mengizinkan Adara tinggal dirumah mereka. Alhasil, rumah Adara sekarang cuman diurus oleh pembantu rumah tangga.

"Bu?"

"Hm?"

"Thafa mau nguc-"

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Abriana lebih dulu memotong ucapannya. "Ngomongnya nanti-nanti aja! Saya capek mau istirahat." Ketusnya, lalu pergi bersama Athala meninggalkan Thafa yang berdiri sendiri.

"Oiyya, jangan lupa bawain koper saya masuk!" Titahnya sebelum benar-benar pergi.

Ia sangat mengerti kalo ibu nya lagi kelelahan dan butuh istirahat.

"Kalo gitu, ngucapin selamat ulang tahun nya ke ibu besok aja deh." Monolog-nya tersenyum manis.

TBC

I want to ur vote and comment✨

Jum'at, 01 Januari 2021- Happy New Year✨

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang