Bab 4

1.1K 218 15
                                    

*Happy reading*

"Terima kasih ya nak, aku bisa selamat berkat dirimu." Chanyeol berkata sambil menatap lurus Renjun yang masih menampilkan senyum. Agaknya, wajah Renjun seolah merupakan pantulan dari wajah yang dia rindukan selama ini.

"Tidak masalah ahjushi, kalau begitu aku pulang sekarang." Pamit Renjun.

"Tunggu! Tunggu!" Pinta Chanyeol yang membuat langkah Renjun otomatis terhenti. Lelaki itu menatap Chanyeol yang tengah merogoh saku jasnya.

"Ini." Chanyeol memberikan beberapa lembar uang dolar pada Renjun yang ditatap bingung oleh pemuda itu.

"Ambilah, kau bisa membeli barang yang kau mau atau mungkin makanan." Ujar Chanyeol.

"Tidak usah ahjushi, aku benar-benar tulus membantumu." Sahut Renjun.

"Tidak apa-apa, ambil saja nak Renjun." Ucap Chanyeol sedikit memaksa.

Renjun menggeleng, "tidak perlu ahjushi." Tolaknya sekali lagi dengan tegas.

Chanyeol menghela nafas melihat penolakan Renjun. Dengan lemas, dia memasukan uangnya kembali kedalam dompet. Tapi Chanyeol langsung terpikir sesuatu. Tangannya kini mengambil kartu nama miliknya dan menyerahkannya pada Renjun.

Renjun menatap bingung Chanyeol dan kartu nama itu secara bergantian.

"Bagaimana pun juga, aku berhutang budi padamu dan aku ingin membalasnya. Jadi simpan saja kartu namaku ini, kau bisa menghubungiku kalau kau butuh bantuan. Apapun itu, selama aku bisa melakukannya aku akan membantumu." Jelas Chanyeol.

"Ahjushi serius?" Tanya Renjun dengan tatapan polos.

Chanyeol tersenyum dan mengangguk, "iya. Aku bersungguh-sungguh."

Kedua sudut bibir Renjun tertarik lebar, pemuda itu mengambil kartu nama Chanyeol dan menyimpannya di saku jaket.

"Terima kasih banyak ahjushi. Kalau begitu aku pergi sekarang, permisi."

Pemuda itu langsung berjalan meninggalkan Chanyeol. Chanyeol tersenyum kecil sambil menatap Renjun yang kian menjauh dari pandangannya.

"Huang Renjun, kau membuat aku teringat padanya."

***

Renjun membuka pintu rumah dengan gerakan yang sangat pelan mengingat waktu sudah larut. Dia sebenarnya tadi hanya iseng pergi jalan-jalan karena tidak bisa tidur setelah tadi belajar. Dan tentu saja dia melakukan itu tanpa sepengetahuan dari ibunya.

Setelah berhasil dan tidak menimbulkan suara, lelaki itu berjalan dengan langkah pelan menuju kamarnya yang terletak di sebrang kamar Seungwan, dan sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Jangan sampai Seungwan bangun dan tau kalau dia baru saja keluar rumah tanpa meminta ijin.

Renjun tersenyum senang karena berhasil tidak menimbulkan kegaduhan. Lelaki itu pun memutar knop dan membuka pintu kamarnya lalu masuk.

Renjun dengan segera membaringkan tubuhnya di kasur seraya menatap langit-langit kamar.

Seolah teringat, dia merogoh saku jaketnya dan memperhatikan kartu nama Chanyeol.

"Park Chanyeol, Presiden Direktur NNG Grup. Wow, Presdir? Pantas saja tadi dia memberiku uang yang cukup banyak. Tapi, paman ini ternyata dari Seoul ya?" Gumam Renjun.

Lelaki itu kemudian menyimpan kartu nama Chanyeol di lemari meja belajarnya.

"Jika diingat-ingat lagi, paman itu sedikit mirip denganku ya. Hanya berbeda nasib saja." Renjun terkekeh pelan dengan ucapannya.

Warmth And Loyalty (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang