• Beyond The Waves •

636 77 29
                                    

Tubuh di sampingnya tidak bergerak ketika dia memposisikan tubuhnya menjadi duduk, meraih botol minuman keras; setengah mabuk. Dia menyesapnya dalam sekali tegukkan banyak, meringis pelan saat rum mengalir ke tenggorokannya yang kering. Dia menatap sosok orang telanjang yang menghabiskan malam bersamanya.

Kali ini seperti anak-anak, perempuan, mungkin tidak lebih dari delapan belas tahun. Dia tidak perduli, yang dia inginkan dari bocah itu adalah pelepasan dan itulah yang dia dapatkan. Dia lebih suka wanita remaja daripada wanita dewasa, ada banyak alasan mengapa dia seperti itu.

Bukannya dia membenci wanita dewasa, namun sebaliknya. Dia menyukai keanggunan mereka, kurva indah yang diberikan alam kepada mereka dan karakter ketenangan alami mereka. Tetapi mereka terlalu banyak berpikir dan seringkali melukai otaknya ketika mereka mulai berbicara, membayangkan masa depan hanya ketika mereka sekali bertemu. Dan lagi pula, dia belum mendapatkan yang dia inginkan dari mereka, yaitu cinta yang murni dan bersikap baik.

Sial, itulah yang terjadi. Itulah yang selalu dia cari. Cinta bukanlah sesuatu yang dia butuhkan atau dia inginkan dari beberapa wanita dewasa yang mendekatinya. Terutama tidak ketika terlalu mudah membuat mereka telanjang untuk dirinya. Dia bukan seorang bangsawan. Dia mungkin memiliki kekayaan dan reputasi tetapi reputasi ini tidaklah bagus. Sejauh ini tidak.

Sebagai seorang bajak laut, tidak ada yang namanya reputasi yang baik. Dia tidak bisa memilikinya. Sebagai bajak laut, dia harus berjuang untuk bertahan hidup dan itu berarti dia harus bertahan: hidup adalah emas bagi dirinya.

Namun, bagaimanapun, seorang bajak laut tetaplah manusia, seorang manusia. Seorang manusia yang membutuhkan cinta seperti setiap makhluk lain yang hidup di planet bumi, terbang di cakrawala dan terjun ke laut mereka.

Chanyeol tidak terkecuali. Terlepas dari semua yang dimilikinya, dia ingin memiliki cinta dan hati seorang kekasih. Dia membutuhkan sesorang berada di sisinya, seseorang yang memeluknya di malam hari, seseorang yang mencintainya karena dia berada di bawah cangkang keberadaan kapten yang kejam.

Derit tempat tidur menariknya dari pikiran jauhnya. Remaja yang bersamanya telah berbalik dan mengerjapkan mata padanya dengan mata mengantuk. "Sedang bersiap untuk perjalanan menuju petualangan baru, Kapten?" Suaranya serak dan jauh lebih dalam dari yang diingat Chanyeol.

Menarik celananya dan mengikatnya di depan, Chanyeol mengangguk padanya untuk menjawab pertanyaannya. Padahal itu bukan petualangan baru. Tujuan selanjutnya dalam agendanya adalah pulang, sekadar menarik napas dalam-dalam dan bersantai.

"Bawa aku bersamamu."

Bajak laut itu tertawa. "Untuk apa? Untuk mengembalikanmu ke Ibumu yang berada di dalam kantong mayat? Wah, kamu bahkan tidak akan bertahan semenit pun di luar sana. Tetap di sini dan lakukan sesuatu dengan hidupmu itu."

Remaja cantik itu duduk. "Jadi benar, apa yang mereka katakan. Kapten Park Chanyeol hanya datang ke kota saat dia perlu perlepasan. Aku bukan apa-apa selain pelacur yang kamu pakai, ya?"

Chanyeol tidak dapat mengingat bahwa bocah perempuan di hadapannya ini memiliki lidah yang tajam dan itu membuatnya sedikit terhibur. "Jadi, mungkin kamu memang begitu? Tapi, benarkah aku juga begitu?" Dia kemudian bertanya, memasukkan tangannya ke dalam saku celananya untuk mengeluarkan beberapa koin emas. Dia melemparkannya ke bocah perempuan itu dan melihat koin-koin itu terpental di kasur. "Lagi pula, aku tidak menerima uang untuk melakukan ini."

Angin sepoi-sepoi bertiup di sekitar hidunganya saat Chanyeol melangkah keluar dari wisma kumuh itu, berjalan ke dermaga. Saat dia berjalan di sepanjang jalan yang setengah gelap, dia tersandung salah satu anak buahnya. "Kapten," pria itu berteriak kaget saat dia mendongak dari tempat dia berbaring di tanah yang kotor.

[Oneshot] Beyond The Waves || ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang