Keesokan paginya hari adalah hari Minggu Anisa rutin akan pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan memasak untuk neneknya, karena neneknya sekarang sudah tidak bisa apa-apa lagi, sakit yang di derita sang nenek ini membuat Anisa merasa tak bisa diam, ingin rasanya membawa neneknya ke dokter tapi Anisa tak punya uang untuk membayar biaya di rumah sakit. Untuk beli obat saja harus berjuang dulu, baru bisa membeli obat, jika uang kurang obat tidak lengkap di berikan.
Saat menaiki mobil, anisa dengan penuh dengan belanjaan di kedua tangannya, lalu tiba-tiba ada yang turun dari ankutan umum itu, duduk di sebelah anisa. 3 menit kemudian anisa juga turun, tapi sebelum ia menyetop angkutan umum, anisa melihat sebuah kotak hitam ukuran sedang terjatuh di angkutan. Anisa berfikir itu kotak apa, apakah itu milik wanita yang duduk di sebelahnya tadi.
"Ini apa?, apakah punya mba-mba yang tadi, mendingan aku kejar sapa tahu masih sempet ketemu." Dumal anisa. Lalu turun dan bayar ongkos anisa langsung mencari orang tadi, tapi karena hari sudah siang anisa sudah mencoba mencari. Malah tidak ketemu jadi anisa memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang, neneknya pasti sudah bangun dan akan mencarinya.
"Assalamualaikum nek, anisa pulang." Ucap anisa, langsung masuk kamar neneknya, melihat neneknya sedang duduk di ranjang sambil minum. "Walaikumsalam." Jawab nenek parau.
"Eh nenek udah bangun, lihat nek anisa bawa bubur ayam, mau makan yah terus minum obat, anisa juga beli tepung dan bahan lainnya untuk buat kue kukus." Ujar anisa sambil memperlihatkan isi belanjaanya."Kamu mau jualan nis." Tanya neneknya.
"Iya nek, nanti kan uang buat bayar kontrakan dan beli obatnya nenek." Jawab anisa.
"Emang cukup nis, mendingan kamu tabung buat keperluan sekolah kamu." Ucap nenek.
"Cukup kok nek, anisa juga kerja di lestoran pak somad, yang ada di ujung jalan itu." Ujar anisa seraya tangannya sibuk menyuapi neneknya."Maafin nenek ya anisa, kamu jadi repot gara-gara nenek sakit." Ujar neneknya membuat anisa sedih.
"Makanya nenek cepet sembuh, yah nek. Anisa jadi kesepian kalo nenek sakit, ginikan anisa jadi sedih." Ujar anisa yang tak bisa menahan air matanya."Iya nenek akan sembuh." Jawab neneknya yang punya harapan, karena cucunya ini.
"Iya, tapi sebelum itu nenek harus makan dulu, ayo Aa..." ujar anisa.
"Kamu sudah makan nis." Tanya neneknya.
"Sudah." Ucap anisa bohong, karena nggak mau neneknya mogok makan lagi karena mendengar cucunya tidak makan dan terus bekerja."Benaran kamu sudah makan." Nenek masih tidak percaya.
"Iya nenekkusayang."
"Inget loh bohongin orang tua itu dosa, nanti Allah bisa marah sama anisa." Ujar nenek menakuti anisa, dulu saat anisa kecil mungkin takut dengan ancaman neneknya karena dulu neneknya belum sakit, tapi sekarang demi kebaikan neneknya anisa harus berbohong, dengan senyuman khas anisa yang menebarkan ke seluruh lebar bibirnya.Setelah meyuapi neneknya, anisa membantu neneknya untuk kemar mandi untuk membersikan dirinya, anisa memandikan neneknya yang lumpuh karena sturuk yang di derita sang nenek saat anisa masih SD kelas 6. Semenjak itu anisa bontang-banting sendiri mencari uang jajannya sendiri, saat anak-anak lainnya makan dan beli baju, hingga tidur dengan nyenyak setelah main hingga tak memikirkan orang tua mereka, bahkan ada yang minta seenaknya sama orang tua, bahkan jika tidak di kasih uang jajan sama orangtua suka bentak dan memarahi mereka, anisa tak bisa begitu, karena anisa sudah tahu rasanya sulitnya cari uang 1000 rupia itu sulitnya bagaimana.
"Kue-kue~" teriak anisa yang menjajalkan barang dagangannya, keliling komplek rumah.
"Anisa ~" teriakan tidak asing.
"Selly. Kamu ngapain di sini." Ujar anisa yang berhenti melihat selly.
"Lagi main, eh kamu udah mulai jualan lagi." Tanya selly.
"Iya."
"Nenekmu dengan siapa?"
"Sendirian di rumah."
"Bolehnya aku bantuin kamu."
"Ngga usah, kamu kan lagi main, udah lanjutin mainnya. Kalo kamu bantuin aku, nanti kamu bisa kecapean lagian lagi panas gini." Ujar anisa."Anisa! Boleh ya, plisss." Ujar selly memohon dan memaksa.
"Beneran kamu mau ikut aku jualan." Tanya anisa.
"Iya, bolehnya. Nggak apa-apa kok, panasan gak akan mati karena panas matahari, lagian kamu juga gak apa-apa tuh jualan setiap saat. Kamu bisa masa aku gak bisa, jadi ayo kita sama-sama." Ujar selly yang mengambil kotak jinjingan dagangan anisa.
"Yaudah terserah kamu, kalo itu ke mauan kamu."Bersambung...
Terimakasih karena sudah mau mendukung dan vote.
Ditunggu saran komentar masukannya, jangan lupa follwor Id pertemanan saya biar semangat.Rabu 30 Desember 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...