¬8¬

910 198 29
                                    

















Setelah keluar dari gedung dua– tempat dimana mereka bersembunyi sementara, Haruto dan Junghwan kini sedang bersembunyi dibalik tembok. Junghwan yang berada di depan langsung mengecek apa yang terjadi di sekitarnya.

"Aman! Cepet, To!" bisik Junghwan.

Mereka sedikit berlari memasuki lorong gedung lalu berhenti ketika sampai di perempatan lorong dan tangga naik untuk ke lantai 2.

"Wan, ruang olahraga dimana njir?" tanya Haruto seraya kepalanya menengok keadaan di sekitar lorong.

Junghwan menepuk dahinya. Ini Haruto mendadak goblok atau emang gak tau? Berapa tahun dia sekolah disini?

"To, Gue tau lo goblok tapi jangan disaat gini lah."

"Noh depan lo liat."

Haruto menatap kedepan dimana ada tangga naik ke lantai 2 dengan sebuah ruangan bawahnya bertuliskan 'Ruang Olahraga'. Lalu dia menyengir.

"Ya maap. Gue kan panik."

Dalam beberapa detik mereka sudah sampai didepan Ruang Olahraga itu. Dengan Haruto yang menjaga situasi dan Junghwan yang akan membuka pintu ruangan. Ia mencoba perlahan karena pintu ruangan itu berlapis besi.

"Dikunci, To!" kata Junghwan.

"Itu coba lo cari di bawah tangga. Biasanya kunci-kunci digantung di sana," kata Haruto tanpa membalikkan badannya.

Mendengar itu, Junghwan segera berjalan ke arah bawah tangga lalu menelisik tembok. Matanya langsung menangkap 5 kunci yang digantung.

"Banyak bener! Gak tau lagi darurat apa!" katanya sembari mengambil kelima kunci itu.

"Udah dapet belom?" tanya Haruto.

"Udah. Tapi ini ada 5 kunci. Gue gak tau yang mana kuncinya." Junghwan menghampiri Haruto.

Haruto yang melihat itu menggeram. "Gue juga gak tau lagi. Coba semua."

Junghwan langsung berbalik, ia memasukkan kunci pertama dengan perlahan lalu mencoba menggerakkan itu.

"Ish! Gak mau!"

Lalu ia mencoba kunci kedua.

"Njing!"

Lalu mencoba kunci ketiga.

"Semoga mau ya tuhan."

"Ye–"

"Wan ada orang dateng!" seru Haruto yang langsung berbalik. Menarik tangan Junghwan untuk bersembunyi dibawah tangga.

Tap

Tap

Tap

"Hwiii~" Suara sialan menggema di lorong itu.

"Ou~ Mangsa~ Aku akan datang~"

Haruto dan Junghwan langsung jongkok merapatkan tubuh mereka ke pojok tangga. Wajah mereka sekarang mendadak pucat. Oh ayolah mereka tidak membawa apa-apa. 

Langkah kaki guru itu semakin mendekat ke arah perempatan lorong.

Berdoalah semoga guru itu tidak menemukan mereka.

Karena Junghwan tidak sengaja menjatuhkan kunci yang berada di tangannya.
























































Bloody Day ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang