Tak tau sudah berapa lama seperti ini. Aku hanya melakukannya sejak dulu.
Menunggu, menunggu sesuatu atau seseorang yang bisa membawaku pergi dari tempat gelap ini. Tapi sekarang aku jadi punya sebuah pertanyaan, apakah hal itu akan datang?"Gue capek banget yaallah" keluh lana . Matanya melirik kearah samping yaitu dimas
"bawel" lana makin cemberut saja jadinya."Gue cuma bicara jujur" Dimas meliriknya sekilas lalu kembali menuliskan rangkuman sejarahnya.
"Ngapain kita harus nyalin lagi coba padahal di buku udah" lanjutnya "emang lo rajin banget dim salut gw"
Dimas mengambil penjepit kertas lalu menempelkanny dibibir lana "bacot!" umpatnya yang malah membuat lana tertawa.
Mereka dihukum menyalin bab 3-5 kebuku tulis. Tentu saja ini semua karna ulah lana yang polos tapi oon kata dimas.
"Gw pen ke kantin lo mau apa?" Dimas melempar botol minumnya dan lana mengangguk paham "tunggu sini jangan ngilang" setelah berucap seperti itu ia segera pergi sebelum dimas mengatainya bacot.
Dimas meliriknya sekilas sebelum kembali melanjutkan hukumannya.
30menit setelahnya dimas selesai mengerjakan hukumannya. Ia melirik jam tangannya dan mendesis sebal.
Kemana lana ini sudah setengah jam harusnya gadis itu kembali ke kelas sejak 20menit lalu.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Dan sekolah sudah sepi kecuali anak-anak yang sedang ekskul dan dihukum sepertinya.
Ia memilih menelpon lana. Ia harus segera pulang. Sayangnya, lana tak kunjung mengangkat telponnya.
Jadi dimas memilih pergi duluan setelah mengumpulkan salinannya ke guru sejarah.
Dimas masih melirik kearea sekolah siapa tau ada lana disana. Tapi netranya tak menemukan gadis dengan kuncir dua itu.
Ia kembali mengambil handphone nya dan mengetik pesan untuk lana.
Setelahnya ia melangkahkan kakinya ke halte bus bersiap pulang kerumah.-31/12/20-