Come Left Chapter 8

2K 133 41
                                    

Tay membersihkan mejanya dari tumpukan berkas yang cukup membuat isi kepalanya seperti ingin meledak.

'Ting'

Tay meraih ponsel dan melihat notifikasi sebuah pesan masuk dari sang kekasih.

'Hin sent you photo'

Tay membelalakkan matanya, mulutnya menganga lebar, dan tubuhnya mematung seketika. Menatap pada layar ponsel di depnnya dengan tatapan tak percaya akan apa yang ia lihat kali ini.

Ia menghembuskan nafasnya yang kian memberat, seperti pasokan udara di sekitarnya berangsur angsur menipis.

"Fuck!" Geram Tay.
Ia beranjak mengambil kunci mobilnya dan pergi meninggalkan kantor.

Mobil BMW hitam dengan seri M4 Coupe itu melaju dengan kecepatan di atas rata rata. Menekan klakson setiap mobil di depannya dan mengumpati para pengemudi yang ia rasa menganggu kelancaran perjalanannya.  Bukan ke arah rumahnya melainkan ke arah lain, yaitu ke apartmen sang kekasih.

Tay seperti sudah kehilangan kewarasannya saat ini. Yang ada dipikirannya hanya satu hal, ia harus segera menghukum New karena sudah membuat dirinya gila seperti ini. Dan dengan bodohnya, ia melupakan janji yang sudah ia buat dengan sang suami siang tadi.

************************************

Gun tampak bersemangat menyiapkan kejutan untuk sang suami. Ia menata kelopak bunga membentuk gambar hati di atas ranjang tidak lupa lilin aromaterapi disampingnya. Bahkan ia juga sudah menyiapkan makan malam spesial untuk sang suami tercinta.

Ia menatap jam yang ada di samping ranjangnya menunjukkan pukul 04.00 p.m, Gun bergegas membersihkan dirinya tentu saja untuk memikat sang suami di atas ranjang nantinya. Ia memanjakan diri di kamar mandi lamanya hingga lebih dari satu jam.

Gun keluar dari kamar mandi dengan segera mengambil kemeja putih sang suami yang cukup besar di tubuh kecilnya. Membuat tubuhnya seperti tertelan di dalam kemeja itu. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya di depan cermin tampak sangat luar biasa menggoda. Tidak lupa mengoleskan lip balm pada bibir plum nya. 'Perfect!' hanya tinggal menunggu kepulangan sang suami.

Sudah hampir satu jam Gun menunggu di ruang tamu dengan memikirkan bagaimana reaksi sang suami nanti. Hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 09.30 p.m. Ia mulai dilanda gelisah. Membuka dan menutup layar ponselnya berharap ada notifikasi pesan dari suaminya. Tapi hal itu sia-sia karena tidak ada satupun pesan masuk disana.

Seharusnya perjalanan dari kantor ke rumah hanya 30menit, bagaimana mungkin sampai 2jam batang hidung sang suami masih belum tampak juga.
Ia mencoba menelpon sang suami dan ternyata handphonenya sedang tidak aktif.

'apa dia lembur lagi?' batinnya meragu.

12 kali panggilan dan hasilnya tetap nihil. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Ssing sekretaris Tay.

"Halo P'Gun"
" Ssing apa P'Tay lembur hari ini?"
" P'Tay? bukankah dia sudah pulang? dia bahkan pulang sebelum jam 6 tadi, apa dia belum sampai rumah?"
" hmm mungkin.. mungkin dia sedang mampir ke rumah temannya, terima kasih ssing"
dan Gun menutup panggilannya begitu saja.

Mata yang sedari tadi memerah dan terasa panas, kini siap menumpahkan liquid liquid beningnya

'kemana.. bukankah dia sudah berjanji akan pulang cepat.. bahkan aku sudah menyiapkan ini semua' Gun mengusap linangan air matanya dengan kasar.

' bahkan dia melupakan janjinya sendiri.' batin Gun terus meracau tak terima.

Menangis ia hanya bisa menangis saat ini. Ia terlihat begitu menyedihkan. Ia sudah tidak bisa berpikir positif lagi tentang sang suami.

Come LeftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang