Pagi ini Dosan pergi ke kantor dengan uring-uringan. Tatapan sedih. Cara jalan yang tidak semangat serta aura suram yang mengelilingi tubuhnya. Setelah semalam ciumannya ditolak Dalmi, tidur pun Dalmi membelakanginya. Belum lagi ketika ia terbangun di pagi hari, Dalmi sudah tidak ada di sampingnya. Dalmi hanya meninggalkan pesan singkat bahwa hari ini Dalmi akan pergi ke Yeongwol bersama Joon Hyung untuk rapat dengan TX corp.
Hati dan perasaannya campur aduk. Dosan sedih, marah, cemburu, dan bingung. Mengapa Dalmi bisa menghindarinya seperti itu. Dosan takut Dalmi akan meninggalkannya lagi seperti saat ulang tahunnya 3 tahun yang lalu. Tampilan Dosan yang tak biasa membuat sahabat dan rekan kerjanya heran.
"Kau kenapa, Dosan-ah?" tanya Yongsan khawatir ketika sahabatnya itu duduk di kursi kerjanya.
Dosan hanya menggeleng enggan untuk menjawab pertanyaan Yongsan. Dosan bingung harus menjawab apa. Jika ia menjawab karena Dalmi menghindarinya, pasti Chulsan dan Yongsan akan meledeknya dan menganggap bukan masalah besar. Dosan mencoba mengirim pesan singkat kepada Dalmi tapi tak ada satu pun pesannya yang dibaca. Ditelepon pun tak diangkat.
Dosan mengacak-acak rambutnya. Ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Dosan harus mencari tahu alasan Dalmi menghindarinya dan segera mencari solusi untuk menyelesaikannya. Dosan hanya mempercayai seseorang yang akan memberinya nasihat secara rasional, yakni Direktur Han Jipyeong. Tanpa menghubungi Jipyeong, Dosan akan menghampirinya sekarang.
.
.
Han Jipyeong sedang sibuk membaca dan memeriksa dokumen-dokumen di atas meja kerjanya, sesekali ia mengecek dan mengetik sesuatu di komputernya. Namun, kegiatannya terganggu karena Park Dong Chun berdiri dan terus memanggil namanya.
"Ada apa Park Dong Chun?" tanya Jipyeong tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang ia baca.
Park Dong Chun menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Anu..ee..Pak Direktur Han. Ada Nam Dosan-sshi mencari Anda. Dia sudah di ruang rapat menunggu Anda."
Jipyeong menghentikan kegiatan membacanya dan mencoba mengingat-ingat sesuatu apakah ia ada janji dengan Dosan atau tidak. Rasanya tak ada. Jipyeong memandang Park Dong Chun dan mengisyaratkan Park Dong Chun untuk kembali bekerja. Jipyeong menghela napas dan berjalan meninggalkan ruangannya.
Jipyeong memasuki ruang rapat dan di sana Dosan duduk menunggunya. Terlihat dari wajah Dosan yang sedang banyak masalah. "Ada apa kau kemari? Kukira sudah tak ada tanggungan pekerjaan lagi karena kalian sudah menanganinya dengan baik." Jipyeong duduk di hadapan Dosan.
Dosan memandang Jipyeong seakan ia butuh pertolongan. "Aku kemari bukan untuk pekerjaan. Tapi karena masalah pribadi. Jadi aku akan memanggilmu 'hyung' bukan direktur."
Jipyeong menahan tawa mendengar omongan Dosan. Dia pikir permainan hubungan spesial layaknya saudara kandung sudah berakhir di antara mereka. "Apa lagi sekarang? Apa tentang istrimu?"
Dosan mengangguk. "Kenapa?" lanjut Jipyeong.Dosan memainkan ruas jarinya. Sebenarnya ia bingung harus memulai dari mana. "Kau tahu sendiri aku tidak paham tentang wanita. Jadi aku butuh saran dan pendapatmu, hyung." Dosan berdeham sejenak. "Akhir-akhir ini Dalmi menghindariku. Sikapnya berbeda tidak seperti biasanya. Dia menolak kupeluk, kucium, dan menolak untuk kudekati. Sikapnya aneh sekali. Sudah kucoba untuk bertanya mengapa, tetapi ia tak acuh padaku. Aku bingung sekaligus takut hyung. Aku takut Dalmi tak mencintai dan meninggalkanku lagi."
Jipyeong mencerna perkataan Dosan dan mencoba mengaitkan dengan hal yang pernah ia alami. Dari cerita Dosan, sikap Dalmi sama persis dengan sikap Choi Dahee, kekasihnya. Akhir-akhir ini sikap Dahee juga berubah menjadi aneh pada Jipyeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
DoDal's Story
RomansaBagaimana kisah Seo Dalmi dan Nam Dosan setelah menikah? (Kisah selanjutnya mengenai kehidupan DoDal Couple dalam drama Start Up)