Chapter 14 {berubah}

4.5K 445 79
                                    

Happy Reading🌠
.
.
.

"Nong, hari ini aku tidak membawakanmu sarapan ya" Eye memasuki kamar milik Gulf dengan hanya membawa nampan berisi gelas minum.

"Ada apa?" tanya Gulf bingung.

"Ah tuan Mew memintaku untuk membawamu ke ruang makan, Ia memintamu untuk sarapan bersama" jawab Eye sembari tersenyum.

"Bisakah aku menolaknya dan makan di kamarku saja, Phi?"

"Sayangnya Ia memberikan perintah itu langsung kepadaku, Nong."

"... tidak perlu takut, hanya sarapan, asal nong tahu, Tuan Mew sangat jarang meminta seseorang untuk menemaninya makan" jelas Eye.

Gulf akhirnya menyetujuinya, tidak. Lebih tepatnya Ia terpaksa menerima itu, Ia tidak ingin membuat Eye terkena masalah jika dirinya menolak ajakan itu.

Setelah di bantu bersiap dan berpakaian rapi, Gulf segera di antar oleh beberapa penjaga menuju meja makan dan benar saja disana sudah ada Mew yang tengah duduk sembari menyesap cairan merah di gelas bening mewahnya.

Gulf meneguk salivanya kasar, sesaat setelah Ia sampai di meja makan para para penjaga itu meninggalkannya, menyisakan dirinya berdua hanya dengan Mew.

Gulf terdiam sembari menatap Mew yang tengah menikmati cairan merah itu dengan mata terpejam, apa Ia tidak menyadari kehadiran Gulf?

"Kana?" panggilnya kemudian.

Namun manik kedua mata milik Gulf tidak dapat melepaskan tatapannya dari sosok berkuada di hadapannya ini.

"Kana, duduklah. Mau sampai kapan kamu berdiri disana?" panggil Mew sekali lagi, Gulf mengerjapkan matanya begitu tersadar, Ia langsung menarik kursi untuk dirinya sendiri, kepalanya sedikit tertunduk, menyembunyikan keadaan pipi tembamnya yang kini telah dipenuhi oleh rona merah.

"bodoh! bisa-bisanya kamu Gulf merona karena hal sepele seperti itu! memalukan!" gumamnya dalam hati, namun tanpa sadar Ia memukul kepalanya sendiri tanpa Ia sadari, mengundang tatapan bingung dari Mew.

"Kana ada apa? Kenapa kamu memukul kepalamu sendiri?" suara bariton Mew kini memaksa kedua maniknya untuk menatap Mew.

"Ti-tidak! Ti-tidak dad! Tidak ada apa-apa!" sahutnya terbata-bata.

Sial! Aku ingin merutuki diriku sendiri jika bisa.

"Apa kamu masih takut denganku?"

Gulf masih setia menatap dalam mata merah gelap milik Gulf.

"Tidak dad!" jawabnya cepat seraya memutus kontak matanya dengan Mew.

"Jika kamu masih takut denganku tidak apa, namun inilah alasanku mengajakmu sarapan bersama." ujar Mew.

Gulf mengernyitkan dahinya bingung pupil matanya terlihat membesar, seperti mengisyaratkan bahwa Ia penasaran dengan perkataan Mew barusan.

"Aku ingin kamu menghabiskan waktu bersamaku sekarang. Aku tidak tahu ini akan berhasil atau tidak, namun aku berjanji saat kita menghabiskan waktu bersama, aku tidak akan menyentuh dan menyakitimu." perkataan Mew barusan membuatnya terdiam, entah kenapa perkataan itu seperti benar adanya dan juga mutlak, Gulf hanya yakin bahwa apa yang Mew katakan adalah perkataannya sebagai seorang. penguasa yang tidak akan mengingkari ucapannya sendiri.

"Ba-baik dad" sahutnya singkat, kedua tangannya meremat alat makan.

"Tidak perlu kaku begitu, mari kita makan sekarang" titah Mew, para maid dari arah dapur langsung keluar, membantu Mew dan juga Gulf menyendok makanan serta lauk mereka.

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang