Royjoon mengunci pintu kamarnya, lalu mematikan lampu kamar hingga Thayang tak terlihat duduk di pinggiran kasur. Tak lama Thayang terkejut oleh sinar sentar yang menerpa wajahnya. Ternyata itu perbuatan Royjoon.
"Nih pegang satu sentar. Lalu yang satu ini sentar gue. Jadi saat gue cerita, lo arahkan sinar sentar ke arah gue. Begitupun sebaliknya, gue yang sentarin elu," jelas Royjoon.
"Kok gitu, Bang?" tanya Thayang sambil menyentari wajah Royjoon yang duduk bersandar di kepala kasur.
"Biar tambah mendukung kondisinya. Dramatis tau nggak sih lo!"
"Iya, Bang. Saya mengerti," sahut Thayang.
"Jadi kapan gue mulai cerita nih?"
"Sekarang aja, Bang."
"Yaiyalah sekarang. Kalau bukan, ngapain gue ajak lo ke sini duluan," sahut Royjoon sewot.
Thayang memasang ekspresi done yang sangat kentara. Apalah maksud makhluk di hadapannya ini.
"Please, Bang. Langsung cerita aja. Saya masih nggak enak badan," ujar Thayang.
"Kenapa nggak bilang dari tadi," umpat Royjoon.
"Sudah padahal," lirih Thayang.
"Oke. Kita flashback lagi sambung cerita yang waktu itu terputus gegara kelakuan emping kamar sebelah. Jadi waktu itu .... " Royjoon kembali menerawang mengingat masalalunya.
Flashback
(Gue kan masuk ke dalam kosan, dah tuh liat Jintan sama Yoon lagi ngobrol sama cewek yang setelahnya gue ketahui namanya itu Dahlia.)
"Permisi mas ganteng, mas ... datar. Gue penghuni baru di kosan ini. Tau di mana letak kamar nomor dua, nggak?"
"Ada di atas," sahut Jintan.
"Oke, Mas. Gue pamit ke atas dulu. Eh, ngomong-ngomong nama mbak itu siapa ya?"
"Kenapa tanya nama dia? Nggak nama kita?" tanya Yoon datar.
"Tiga-tiganya aja," sahut Royjoon.
"Jintan itu gue, terus dia Yoon, dan cewek ini Dahlia. Sekarang lo bisa naik ke atas," sahut Jintan.
"Oke deh."
(Naiklah gue ke lantai atas. Di sana ada kamar dengan tulisan nomor dua. Terus pas masuk kamar, gue memutuskan taruh barang dulu. Nyapu dikitlah sama rapiin kasur dikit. Menerawang bentar liat kamar nggak seluas kamar gue di rumah. Dahlah, gue nggak mau galau lama-lama Kasihan bebep gue nunggu lama di luar. Akhirnya gue memutuskam untuk keluar kosan)
Royjoon keluar kosan, ia berjalan menuju mobilnya. Namun Ishabella tak ada di sana.
"Hedeh, kebiasaan nggak sabarannya itu loh yang buat iman gue lemah. Rasanya pengin ngabsen penduduk suaka margasatwa," keluh Royjoon.
"Dahlah. Mending gue beberes dulu. Lagian Ibell pasti punya banyak duit buat naik taksi."
Akhirnya Royjoon memutuskan untuk masuk ke dalam kosan kembali. Tak sengaja ia berpapasan dengan Dahlia. Gadis itu menampilkan senyum di wajah ayunya.
"Eh, Dahlia kan, yak?"
"Iya, Bang. Nama Abang sendiri siapa?"
"Nama Abang Royz Jhoon. Keren, kan?"
"Iya, Bang Joon."
"Kamu penghuni kosan ini juga? Atau gimana nih? Campur ya nih kosan cewek dan cowok?" tanya Royjoon saking keponya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]
Kinh dịKosan 7 Pintu? Katanya kosan itu hanya terdapat 7 pintu dan dihuni oleh pria saja. 7 kamar tersebut sudah terisi penuh dengan penghuni terakhir bernama Thayang. Hanya ia yang tahu, di dalam kosan itu ternyata ada satu kamar lagi dan satu gadis canti...