Dodong, si bucin.

7 0 0
                                    

"Bu, ini semua ya.."

Cowo itu membenahi letak kacamata bulat besarnya yang melorot, ia segera mengambil dompetnya untuk mengeluarkan uang berwarna merah untuk membayar hasil belanjaannya.

"Buat neng Vio ya, Dong?" Tanya bu kasir yang sudah akrab dengan Dodong karena selalu mampir ke tokonya untuk membeli berplastik-plastik camilan dan minuman ringan.

"Iya, bu.. hehe.. itung-itung berjuang buat cintanya Dodong." jawab Dodong cengengesan membayangkan Viona jadi pacarnya. Meremat-remat tali selempang tasnya, Dodong menunggu dengan sabar belanjaan yang sedang dihitung oleh Bu Heni, kasir tadi.

"67 ribu, Dong. Tumben banyak banget kamu belinya?" tanya Bu Heni penasaran, sambil tersenyum.

Dodong menggaruk rambutnya tak gatal dan tersenyum cengengesan lagi, "Katanya ada temen Vio yang minta dijajanin juga, bu.. Nanti Vio bakal kasih hadiah ke Dodong kalau jajanin temen Vio juga." terang Dodong.

Si Ibu kasir mengangguk maklum, "Nih, jangan lari-lari ya, Dong." Ujar Bu Heni sambil memberikan plastik-plastik jajanan Dodong.

"Terimakasih, bu. Doain Vio juga suka Dodong, ya Bu. Dodong pergi dulu, daahh.." Dodong keluar dari toko dengan perasaan meletup-letup. Dia membayangkan hadiah apa yang akan diberikan oleh Vio nanti.

"Dodong harus cepet, nanti Vio kelaparan kalau Dodong jalan begini." Dodong mulai berlari-lari kecil sambil membenahi kacamatanya yang melorot, saat melangkah menuju tangga dia tidak sengaja menabrak seorang cewek dan menyebabkan jajanannya berceceran ke lantai.

"Ah, jatuh semua.." Dodong mengkerutkan dahinya dan segera memunguti jajanan yang berserakan di lantai.

Sedangkan cewek yang tadi menabrak Dodong segera membantu Dodong memasukkan jajanan yang begitu banyak ke dalam kantong plastik, dan menepikan beberapa ke pinggir tangga agar tidak terinjak. Saat semua sudah masuk ke dalam plastik, Dodong segera melangkah meninggalkan cewek yang tadi dia tabrak.

Namun, baru dua langkah, Dodong berbalik dan mengucapkan terimakasih sambil tersenyum.

Cewek tadi hanya mengendikan bahu dan berlalu pergi, meski dia sedikit kepo, karena banyak jajanan yang dibeli sama cowok kacamata besar tadi.

***

"Lama banget si, lo, Dong." ujar Viona ketus begitu melihat Dodong berlari ke arahnya dengan berbungkus-bungkus jajanan.

"Ah, maaf, Vio. Tadi Dodong sempet jatuh dari tangga, jajanannya jatuh semua. Tapi sekarang udah bisa dimakan, kok." Balas Dodong tersenyum melihat Viona mulai membuka bungkus plastik dan membagikan pada teman-teman ceweknya.

Dodong masih ngos-ngosan karena di berlari setelah insiden jajanan jatuh tadi. Dan masih tetap di tempatnya, menunggu hadiah yang dijanjikan Viona untuk memberinya hadiah. Hatinya sungguh deg-degan hingga wajah putih cowok itu memerah.

Viona yang melihat Dodong masih berdiri di tempatnya dengan muka memerah hanya mendengus dan tertawa meremehkan. "Kenapa masih di sini, Dong? Balik sana." tanya Vio memandang Dodong remeh.

Dodong menghembuskan napas, "Tadi, kata Vio mau kasih Dodong hadiah kalo mau jajanin Vio sama temen Vio, mana hadiahnya?" Dodong menjawab sambil menunduk dan memainkan kedua jarinya, membayangkan hal manis yang akan terjadi padanya.

Vio dan teman-temannya tertawa. "Oh, jadi Dodong ngarepin hadiah? yah, Gue kira udah lupa, ternyata inget, guys." Temen-temen Viona menanggapi dengan mengatakan Dodong polos banget.

Dodong menganggap itu sebagai pujian. Dan makin tersenyum lebar. Menatap Vio dengan muka merahnya.

"Nih, hadiah buat lo, makasih udah beliin kita jajanan ya, Dodong sayang.." Dodong menerima satu bungkus camilan dan satu gelas air putih hasil dia beli tadi. Namun bukan itu yang buat dia senang, kata kata "sayang" dari Viona yang buat dia makin senang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That Nerd is a Face GeniusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang