Busan.,
"Kookie!!!"
Teriak gadis kecil di depan rumah sahabatnya membuat seisi rumah terkejut dan terkekeh karena teriakan nana dari luar."Kau mendengar itu? Hmmmm tuan putri mu sudah memanggilmu pangeran" ayah kookie terkekeh meledek putranya.
Kookie mengambil gelang pemberian ayahnya yang dibelikan saat ayahnya kerja di Seoul. Ayah kookie membelikan gelang couple memang berniat untuk sang putra dan sahabatnya -nana- .
"Nana, suara mu sungguh jelek jika didengar dari dalam" ledek kookie dari dalam sambil jalan keluar menghampiri Nana.
Gadis kecil berusia 5 tahun dan seorang pria kecil nan tampan berusia 6 tahun. Rumah mereka berhadapan sehingga tidak menutup kemungkinan mereka berteman bahkan sejak bayi.
"Masa bodo dengan suaraku. Kenapa lama sekali? Kau berjanji akan mengajakku main di rumah pohon" jawab Nana dengan nada sedikit kesal karena kookie mengatai suara Nana jelak.
"Ahhh mian. Kajja!!!"
Kookie langsung menarik pergelangan tangan Nana menuju rumah pohon."Wahhhh, kookie ini pemandangan yang luar biasa"
Mereka berdua duduk di rumah pohon yang dibuat oleh ayah kookie beberapa tahun yang lalu.Rumah pohon ini tidak terlalu tinggi jadi masih aman jika anak-anak seperti mereka memanjat tanpa pengawasan orang tua.
"Nana, ayahku kemarin baru pulang dari Seoul dan ayah membelikan kita ini" kookie memperlihatkan gelang yang ia bawa.
"Wahhhh, sungguh? Paman jaehyun membelikan ini untukku juga?" Mata Nana berbinar melihat gelang yang berada di tangan kookie.
"Iya, ayah membelikan ini untuk simbol persahabatan kita. Jadi kau harus menjaganya sampai mati, mengerti?" Kookie berkata bak seorang pria dewasa yang mengajak kekasihnya untuk setia. Kookie memasang gelang tersebut pada pergelangan tangan Nana.
"Wahhhhh, kookie ini sungguh cantik. Baiklah aku akan menjaga gelang ini hingga kita tua nanti" Nana dan kookie terkekeh bersamaan dengan berakhirnya perkataan Nana.
Amerika,.
"Papaaaaa, Nana takut hiks hiks disini gelap"
Suara hujan deras dari luar terdengar hingga kedalam ruangan gelap yang hanya berisikan seorang anak kecil berusia 7 tahun dan alat musik yang begitu banyak.Petir menyambar, gemuruh terdengar ricuh diluar. Kelap kelip cahaya petir nampak jelas pada jendela di sebelah kanan gadis malang yang dikurung di ruangan ini.
Nana diculik oleh orang tidak dikenal saat dia berjalan menuju rumah seusai sekolah di siang hari. Tidak ada seorang pun yang sadar jika pada saat itu Nana di culik. Karena pada penglihatan warga Nana dibawa oleh 2 orang yang terlihat berpakaian wajar seperti keluarga gadis itu.
Angin mendadak berhembus begitu kencang, Nana tidak henti-hentinya memanggil kedua orang tua nya yang dia sendiri tau mereka tidak akan mendengarnya. Tiba-tiba gemuruh guntur begitu jelas dan lantang bersamaan dengan suara piano yang bermain dengan sendiri nya tanpa aturan. Satu persatu alat musik di ruangan itu mengeluarkan suaranya tanpa ada yang memainkan.
"Aaakkkkkhhhhhhhhhh, mama papa, Nana takut, tolong tolong" rintihan Nana tidak ada yang mendengar.
Suara musik semakin pengap terdengar. Suara musik yang biasanya begitu dia sukai mendadak menjadi menyeramkan.
Bersamaan dengan angin yang begitu kencang dan guntur yang begitu jelas terdengar, lemari kosong disebelah kiri Nana ambruk mengarah pada nana. Lemari itu tidak menindih tubuh Nana hanya saja kayu yang bertumpuk diatasnya jatuh mengenai Nana, hingga Nana tidak sadarkan diri.
⚫⚫⚫Sekian untuk prolog nya huhu(。•́︿•̀。)
Maaf kalo feel nya kurang dapet, soalnya ini cuma prolog hehe
Doain aku bisa menyelesaikan cerita ini biar ga nanggung😂Share ya guys jangan lupa vote biar aku semangat 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You
FanfictionKita akan bertemu di kehidupan berikutnya, dengan aku dan kamu yang berbeda. -syeana-