Sehun berjalan melalui jalan yang biasa dilewatinya. Malam ini, ia berniat pergi mencari mobil boks yang tempo hari menjadi tempatnya dikurung. Ia bertekad untuk menemukan siapa pun perempuan yang menyenandungkan nada lagu itu. Seorang gadis bermata hijau.
Sebelumnya, ia tidak menyadari bahwa beberapa meter di depannya, Sejeong sedang mendorong sepeda yang rantainya rusak karena ada banyak anak yang menutupi pandangan. Namun, ketika mulai memasuki jalanan sepi, matanya menangkap sosok gadis itu.
Awalnya, ia pikir itu hanya halusinasi. Akan tetapi, lama kelamaan semua ciri fisik dan sepeda itu menguatkan dugaannya bahwa gadis yang tengah menuntun sepeda beberapa meter di depannya adalah Kim Sejeong. Gadis yang akhir-akhir ini selalu bersinggungan dengannya.
Sehun berjalan di belakang gadis itu cukup lama. Ia tidak tahu mengapa ia dan gadis itu memiliki arah tujuan yang sama.
Laki-laki itu sempat terkejut ketika langkah Sejeong berhenti. Gadis itu menoleh perlahan ke belakang. Refleks, Sehun bersembunyi di sebuah batang pohon besar di pinggir jalan.
"Kenapa aku sembunyi?" tanyanya pada diri sendiri. "Bukan berarti aku menguntitnya, kan?" Ia mengerutkan kening dengan pemikiran itu. Beberapa saat kemudian, terdengar suara laki-laki di kejauhan.
"Apa ini? Wahhhh, ada gadis manis."
Sehun keluar dari balik pohon untuk melihat apa yang terjadi. Ia kemudian melihat dua lelaki mabuk yang baru saja keluar dari tenda, sementara di hadapan Sejeong seseorang yang sepertinya baru saja ambruk dan tengah kesulitan menegakkan tubuh di atas aspal.
Sehun masih memerhatikan dalam diam. Ketiga laki-laki mabuk itu menahan sepeda Sejeong. Namun, detik berikutnya yang ia lihat justru Sejeong berhasil menjatuhkan salah satu dari mereka dengan cara mendorong sepedanya ke belakang.
Ia menaikkan alis melihat betapa nekat gadis itu.
Tidak lama kemudian, Sehun terpaku ketika terjadi adegan kejar-kejaran antara Sejeong dan ketiga laki-laki mabuk itu. Laki-laki itu mematung melihat Sejeong berteriak sembari berlari kencang menjauh dari tiga orang pria mabuk yang mengejarnya.
Ia bimbang. Sehun melihat sekeliling, tidak ada orang yang sepertinya akan menolong gadis itu. Matanya menatap ke depan lagi ketika punggung-punggung itu terlihat semakin menjauh.
Sehun tidak ingin peduli. Ia berniat meneruskan tujuan awalnya, yaitu mencari mobil boks. Namun alih-alih berjalan seperti seharusnya, ia baru sadar kalau kakinya justru berlari.
"Damn it!" umpatnya.
Di dalam kepalanya, tersusun skenario terburuk jika Sejeong sampai berhasil tertangkap. Gadis itu akan dapat masalah besar.
Kenapa juga aku harus peduli?
Ia mengumpat lagi. Sehun mengejar mereka, tapi kemudian otaknya bekerja lebih cepat dengan memotong jalan sambil terus mengawasi tubuh mereka.
"Gadis bodoh itu."
Sehun terus berlari mengimbangi mereka hingga mereka masuk ke perkampungan dengan jalanan yang seperti labirin. Sejeong terlihat berbelok dengan asal tanpa berpikir. Ketika Sehun melihat arah lari Sejeong, ia memotong gang lagi dan berhasil sampai lebih dulu.
Ia sempat memastikan gadis itu benar-benar berlari ke arahnya. Begitu tubuh Sejeong muncul dari balik dinding, Sehun meraih tubuhnya sembari membekap mulut Sejeong. Sehun menarik tubuh gadis itu hingga tubuh mereka berdua tidak terlihat dari arah Sejeong berlari.
Napasnya tersengal. Punggung gadis yang menempel pada tubuhnya itu menegang. Gadis itu berusaha memberontak, tapi Sehun mempererat genggamannya. Laki-laki itu baru mengendurkan bekapannya ketika sudah tidak ada perlawanan dari Sejeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanila - SejeongxSehun [Ongoing]
FanfictionSejeong, Sehun, dan Chanyeol dipertemukan dalam sebuah insiden tak terduga di awal tahun ajaran baru. Namun, sebenarnya kehidupan telah mengikat mereka dengan sebuah benang merah tak kasat mata jauh sebelum itu. Vanila bukan hanya tentang rasa berd...