Protection Way

745 86 0
                                    

Di sebuah ruangan hanya terdengar suara kertas yang di bolak balik serta suara gesekan antara kertas dan pena.

Y/n memijat pangkal hidungnya, ia merasa sangat pusing dengan berkas berkas yang memenuhi mejanya. Sudah lebih dari 7 jam ia hanya duduk sambil membaca berkas berkas perusahaannya.

"Ronald bener bener laknat, kayaknya semua berkas dia limpahin ke aku deh" gerutu y/n sambil menyandarkan badannya.

Bertepatan dengan itu masuklah Ronald dengan beberapa berkas di tangannya. Y/n menatap sinis Ronald kemudian kembali membaca berkas berkas yang belum selesai ia baca tadi.

"Apa masih ada lagi?" Tanya y/n dengan ketus.

"Udah ini aja, santai ngapa Bu bos. Ini juga karena Bu bos kemarin tidak mau mengerjakannya" bela Ronald yang tak mau disalahkan.

"Hey jangan memutar balik kan fakta ya, kemarin aku udah minta berkas berkasnya. Eh situ malah pdkt an sama anak magang, bener bener ya kalau kinerja mu turun kamu bakal kehilangan pekerjaan dan anak magang itu langsung aku tendang keluar dari semua perusahaan ku" ucap y/n dengan panjang lebar.

"Ih jangan gitu juga kali, dia salah satu anak magang terbaik. Masak kamu mau buat anak magang terbaik keluar gitu aja" ujar Ronald membela anak magang yang baru masuk sekitar seminggu.

"Aku tidak peduli, selama ia bisa membuat kinerja atasan atau temannya menurun karena dia. Maka dia tidak bisa profesional dalam pekerjaannya, paham?" Tegas y/n dengan nada yang sudah tidak bersahabat.

"Tap..." Ucapan Ronald terpotong oleh y/n yang tangannya sambil menekan tombol di telpon kantor.

"Yonghwa, bawa anak magang yang namanya Son Yeri ke ruanganku. Segera!" Ujar y/n dengan tegas.

Kemudian y/n menatap kearah Ronald dengan tatapan sengit. Sedangkan Ronald sudah gelagapan harus berbuat apa.

Beberapa saat kemudian masuklah, Yonghwa yang membawa Son Yeri. Bisa dilihat Yeri nampak kebingungan dan sedikit pucat wajahnya.

"Yonghwa kamu bisa keluar sekarang" ujar y/n yang langsung dipatuhi oleh Yonghwa.

"Kamu, berdiri di sebelah Mr Ronald" ujar y/n dengan nada yang memang sejak tadi kurang bersahabat.

Dengan perlahan Yeri berjalan kesamping Ronald. Ronald sendiri memberi kode kepada y/n untuk tidak memarahi Yeri atau apa pun itu.

'Mari kita bicarakan berdua, jangan libatkan Yeri' seperti itulah kira kira tatapan yang diberikan Ronald kepada y/n.

Y/n tersenyum miring melihat Ronald yang membela mati matian Yeri.

"Son Yeri, apa kamu tau kenapa kamu dibawa kesini?" Tanya y/n sambil berdiri dari duduknya.

Yeri menggelengkan kepalanya pelan sambil menunduk. Y/n membuang napasnya sedikit keras.

"Jawab dengan ucapan, dan tatap atasanmu" ujar y/n dengan suara yang tegas.

Yeri langsung mengangkat kepalanya, dan menatap tepat ke mata y/n.

"Tidak, Miss" ucap Yeri.

"Apa kamu tau kalau aku akan selalu memantau siapa saja yang bekerja bersamaku, baik kerjasama dengan perusahaan, atau bawahan ku?" Tanya y/n sambil mengambil sebuah pensil.

"Tau Miss" jawab Yeri.

"Jika kamu tau itu, kenapa kamu berbuat hal hal yang tidak sepatutnya kamu lalukan perusahaanku?" Tanya y/n tepat sasaran, yang membuat Yeri gelagapan.

"Y/n apa maksudmu? Jika ini tentang kinerjaku aku minta maaf, tapi jangan pojokkan Yeri" ujar Ronald.

"Ah benar, cinta itu bisa membuat mata seseorang tertutup" ucap y/n dengan suara yang meremehkan.

"Ambilah, foto foto di meja itu. Jika kamu mau sih" ujar y/n sambil memainkan pensilnya.

Ronald berjalan perlahan menuju meja yang ditunjuk oleh y/n. Ronald mengambil beberapa foto yang tergeletak terbalik.

Kemudian ia membalik foto itu, bertapa terkejut dirinya saat melihat foto foto itu. Kemudian badannya berbalik dan menatap kearah y/n dengan tanda tanya besar.

"Sudah jelas bukan? Wanita yang kamu bela tadi hanyalah wanita ular, penjilat, jalang, dan tentu saja matre" ujar y/m sambil menatap kearah Yeri yang sudah tertunduk.

"Terserah kamu mau gimana, yang terpenting Son Yeri mulai detik ini aku keluarkan kamu dari perusahaan ku dan akan aku black list dari semua anak cabang yang aku punya. Silahkan pintu keluar ada disana" ujar y/n kemudian berjalan menuju kursinya kembali.

"Tapi Miss..." Ucapan Yeri terpotong.

"Cepat keluar!! Atau aku patahkan lehermu seperti pensil ini" ujar y/n kemudian mematahkan pensil yang ada di tangannya.

Dengan segera Yeri berjalan keluar dari ruangan y/n. Sedangkan Ronald masuk berdiam diri di tempatnya.

"Sudah aku katakan, biar aku yang mencarikan mu pasangan. Gini kan jadinya" ujar y/n yang kembali membaca berkas berkas yang ada di hadapannya.

Ronald hanya terdiam, ia menghela napas panjang. Y/n melirik sekilas kearah Ronald kemudian tersenyum miring.

"Aku tau, kamu sebenernya suka kan dengan Hera" ucap y/n yang membuat Ronald menatap kearah y/n.

Y/n membalas tatapan Ronald, kemudian tersenyum tipis.

"Yaudah kejar si Hera, sebelum kamu kenak tikung sama anak anak SMA" ujar y/n.

"Ih bukan gitu, masalahnya jarak umurku dengan dia sedikit jauh" ujar Ronald.

"7 tahun itu tidak terlalu jauh, selagi Hera mau dan kalian saling mencintai itu tak masalah. Jangan jadikan umur sebagai alasan" ujar y/n kemudian kembali lagi fokus ke pekerjaannya.

"Aku beri 2 hari libur, dan 2 hari itu kami harus gunakan untuk pendekatan dengan Hera serta Wonu. Wonu adik laki laki Hera, yang otomatis secara naluri mau menjaga kakak perempuan satu satunya" ujar y/n yang tetap fokus dengan pekerjaannya.

"Dan satu lagi, aku memberikan kesempatan ini hanya sekali. Gunakan dengan baik dan jangan pernah sakiti Hera, sampai itu terjadi kamu tau resiko nya bukan?" Tanya y/n sambil menatap Ronald dengan tatapan yang tajam.

Ronald menganggukkan kepalanya, kemudian tersenyum lebar. Terpancar dari matanya bahwa ia bahagia.

"Sana kembali kerja, besok kamu libur selesaikan pekerjaan hari ini" ujar y/n yang langsung mendapati hormat dari Ronald.

Ronald bergegas keluar dari ruangan y/n, dan menyelesaikan pekerjaannya untuk hari ini. Ia tak sabar untuk hari esok.

Y/n hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Ronaldo. Ia menyandarkan tubuhnya, kemudian menutup kedua matanya. Ia merilekskan sebentar pikiran dan badannya.

"Keluarga? Hah, sepertinya aku harus menceritakannya ke Jaehyun. Aku memiliki perasaan yang mengganjal karena belum menceritakannya ke Jaehyun" batin y/n.

"Nanti akan aku telpon saja Jaehyun, dan ceritakan semuanya" gumam y/n kemudian kembali membuka matanya.

Ia kembali mengerjakan berkas berkas yang harus ia selesaikan sekarang juga.

TBC
Thx
Xoxoxo
I Blue You

(Kependekan enggak sih? Kalau kependekan maaf ya 😁✌️)

My Story [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang