Episode 18

9 3 0
                                    

Bayu mengantar Anisa pulang dengan supirnya Gery, sesampainya di depan rumah bukan main kagetnya Anisa neneknya di suruh keluar dalam keadaan yang sangat tidak nyaman yaitu menyeretnya, itu membuat Anisa langsung berlari menuju neneknya.
"Ada apa ini pak."
"Kamu masih tanya ada apa?. Kamu lupa, bahwa kamu telah lewat dalam pembayaran. Sekarang kau dan nenekmu harus angkat kaki di sini, bawa barang-barangmu dari rumahku." Ujar pemilik kontrakan rumah itu membuat Anisa kesal marah dan emosi.

"Setidaknya jangan seret nenekku seperti itu, kan bisa di bicarakan dengan baik-baik kenapa harus dengan cara seperti itu, kau telah keterlaluan terhadap orang tua, apakah kau tidak sadar nenekku seusia ibumu, dan kau tega melakukan itu pada ibu mu. Dasar anak durhaka kepada orang yang lebih tua."
"Jangan sok menceramahi ku, kau pandai berbual dan bicara tapi jika omongan mu tidak mampu bayar hutangmu padaku sebaiknya kau angkat kaki mu dari sini sebelum aku lebih keras " ujar pemilik kontrakan.

Melihat itu Bayu kesal, tak sengaja emosi juga terpacu, membuat gumpalan kepalan tangan itu meninju wajah pemilik kontrakan itu, sedangkan Anisa hanya menangis membantu neneknya untuk duduk. "Apa-apa ini. Kau siapa?"
"Siapa aku tidaklah penting, kau ini pria yang tidak punya hati, seorang wanita tua yang sedang sakit kau seret dari kamarnya dan membawanya dengan cara ini, aku bisa saja melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan." Ujar Bayu emosinya sudah di ubun-ubun.

"Dasar berandalan. Hajar dia." Menyuruh bodyguard ya untuk membalas pukulan Bayu tadi, Anisa khawatir pada Bayu.
"Nenek, nenek tidak apa-apa kan." Tanya parau Anisa karena menahan tangisannya.
"Iya Anisa, kamu nggak apa-apa kan, kita pergi saja dari sini." Ujar neneknya.
"Kita mau pergi kemana nek." Ujar Anisa bingung karena tak tahu mau kearah mana ia melangkah bersama neneknya, tak punya kerabat tak punya tempat naungan.

("Ya Allah aku harus kemana? Kenapa ujianmu begini, kenapa engkau melibatkan nenek juga ya Allah nenek tidak bersalah kenapa engkau juga memberikan nenek rasa sakit ini, tolong berikan saja padaku jangan pada nenekku, aku sangat sayang dengan nenekku"). Ucapan dalam hati Anisa yang begitu sangat menyedihkan.
Bayu telah berhasil mengalahkan 2 bodyguard ya itu membuat pemilik kontrakan geram, dan pergi meninggalkan mereka.

Bayu langsung berlari menuju nenek dan Anisa.
"Anisa. Kamu nggak apa-apa?" Tanya khawatir nya.
"Tidak apa-apa. Kamu gimana?"
"Ah, sudahlah aku baik-baik saja. Kita harus bawa nenekmu."
"Kemana?"
"Kerumahku."
"Hah?. Nggak Bayu, orangtuamu bagaimana?"
"Kau tahu mamahku kan, dia pasti senang sekali denganmu. Ayo, nenekmu juga pasti masih kaget dengan kejadian ini." Ujar bayu.

Bayu membawa Anisa dan neneknya pulang ke rumah Bayu, Bayu menceritakan kejadian di di lokasi mamahnya Anisa merasa ubah dengan apa yang terjadi, itu membuat mamahnya menyiapkan 2 kamar untuk nenek dan Anisa. Tapi Anisa hanya meminta 1 kamar untuk dirinya dan nenek nya.
"Bi uji." Panggilan mamah ya Bayu.
"Iya nyonya." Jawabnya.

"Tolong siapkan 2 kamar, ada tamu ya Bayu dia dan neneknya akan tinggal disini." Ujar mamah Bayu yang bicara begitu lembut.
"Baik nyonya."
"Tidak usah banyak-banyak Bu, 1 kamar saja cukup untuk kami."
"Benarkah." Tanya menyakinkan diri. Anisa mengangguk kepala tanda untuk menyakinkan mamahnya Bayu.
"Sesuai keinginan kamu Anisa."

Bayu terlihat senyum tipis, melihat Anisa ada di depannya, seperti mimpi bahwa dia akan tinggal serumah dengan Anisa membuat dia tersenyum bahagia.
"Anisa, mendingan kamu membersikan dirimu. Kamar mandi udah disiapkan loh, nunggu kamar bereskan." Ujar Bayu.
"Aku akan memandikan nenekku dulu bay, setelah itu baru aku mandi." Ujar Anisa menjawabnya.
"Ouh yah Anisa, apakah kamu hanya tinggal berdua dengan nenek mu." Tanya mamahnya Bayu tiba-tiba.
"Iya Bu, saya hanya punya neneknya."

"Lalu kemana kedua orang tuamu."
"Ibuku meninggal saat aku baru sehari di lahirkan, ayahku meninggal karena kecelakaan kerja saat usiaku 7 tahun. Jadi tinggal aku dan nenekku."
"Ya Tuhan kamu jadi anak yatim piatu, tidak punya kerabat lainya misalnya bibi atau paman."
"Ada paman dari Kaka ibu cuman aku tidak tahu dia tinggal dimana, jadi aku bingung mau pergi kemana?." Ujar Anisa.
"Ouh begitu."
"Nyonya kamarnya sudah siap."
"Ouh baguslah, Anisa mungkin nenek kamu lelah bawa dia masuk, juna-. Tolong kamu bantu nak Anisa menggendong neneknya."

Bersambung...

Terimakasih banyak atas kunjungan Anda janganlah lupa vote dukungannya terhadap author biar tambah semangat nulisnya.

Sabtu 02 Januari 2021

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang