39

610 60 4
                                    

"Lalisa, sadarlah. Ini bukan dirimu." ujar Taeyong.

Sepertinya, ucapannya tadi membuahkan hasil. Lalisa mulai diam, entah karena lelah atau ingatannya yang mulai pulih. Taeyong masih diam di tempatnya, memasang gestur waspada demi berjaga-jaga jika ini hanya taktik jebakan. Tapi sepertinya tidak, karena setelah lima menit berlalu, Lalisa masih tetap diam di tempat dengan wajah menunduk.

Tidak lama setelahnya, terdengar isakan kecil lolos dari gadis itu. Taeyong tetap tidak mau mendekat begitu saja.

"Jangan mendekat. Aku memang Lalisa. Lalisa yang asli. Aku hanya terpaksa melakukan ini, demi kebaikan Jennie juga, pikiranku tidak dicuci. Aku hanya berpura-pura agar Jongin tak menyentuh Jennie lebih jauh lagi." ucap Lalisa, Taeyong bisa tahu kalau gadis itu tulus menyampaikan kebenarannya jika ditilik dari nada suaranya.

"Apa? Bagaimana bisa? Kau menipu kami dan juga Jongin?" tanya Taeyong, masih tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis di hadapannya itu.

Lalisa mengangguk, ia menengadah demi menatap wajah Taeyong yang masih tampak bingung. "Saat aku diculik, aku memang langsung dibawa ke tempat dimana Jongin berniat memanipulasi ingatan dan otakku. Tapi, pada saat alat itu diaktifkan, aku mengosongkan segala pikiranku sampai tak ada yang bisa diserap Jongin termasuk informasi mengenai agensi dan organisasi. Setelahnya, aku harus berpura-pura agar aksiku tak terbongkar, padahal hatiku sangat sakit saat melihat Jennie harus menjadi korbannya.

"Dan sekarang, biarkan aku membayar semua perbuatanku." tandas Lalisa, terakhir kalinya sebelum mengorbankan dirinya sendiri. Tanpa sempat Taeyong atau siapapun cegah, karena kejadiannya terlampau cepat.

***

Perpaduan antara Taehyung dan Jennie benar-benar malapetaka bagi Jongin, seandainya pria itu menyadari lebih awal dengan tidak menganggap remeh. Karena setelah Lalisa tertembak, Jennie seperti bukan dirinya sendiri dengan menyerang tanpa peduli apapun. Bahkan Taehyung, yang berusaha menahan pun ikut terkena imbasnya. Kesalahan fatal saat membiarkan seorang gadis larut dalam emosinya, dan terus dipicu dengan tindakan-tindakan pemancing amarah.

Taehyung yang tak mau gadisnya terluka pada akhirnya terpaksa ikut bertarung kembali meski keadaannya sudah hampir kritis. Beruntungnya, ia punya antibodi yang dua kali lipat lebih cepat bekerja dibanding manusia biasa, sehingga nyawanya tidak sampai melayang. Lemas rasanya saat menyaksikan Jennie begitu gigih mencoba menerobos pertahanan yang Jongin buat. Bukan tanpa alasan, tapi sepertinya Jennie memang benar-benar berniat membalas kematian temannya.

"NYAWA DIBALAS NYAWA!" teriaknya dengan pandangan kalut dan napas yang memburu, menjadikan Jongin bulan-bulanan dibawahnya, mengurung pria yang sudah sangat lemas itu dengan jurus kuncian. Taehyung yang sedari tadi mengiringi serangan demi serangan Jennie pun tak berani berkutik saat gadis dengan mata kucing khasnya itu mulai mengamuk lagi. Meraung bak orang kesetanan, dengan tangan yang terus meninju bahkan sampai darahnya terus mengalir.

"KAU BAJINGAN TENGIK, PERGI KAU KE NERAKA!" teriaknya lagi, sanggup menggetarkan seisi ruangan saking besarnya menggaung. Wajahnya ditutupi selimut benci, meski air mata yang semula menggenang di pelupuk mata tak kuasa tertahan lagi. Meluruh bersamaan rasa sakit hati yang ia lepaskan seiring pukulannya.

"Jennie, hentikan!" seru Taehyung yang tak tahan lagi kesayangannya itu tampak begitu tersakiti.

"DIAM, KAU TAHU APA, HAH?!" Jennie berteriak lagi dengan suara seraknya, yang kemudian teredam dengan suara isakan. Semakin keras ia mencoba abai, semakin sesak ia rasakan saat bayangan Lalisa melintasi benaknya.

Namun pada akhirnya, ia melemah. Tak kuasa menahan semuanya, Jennie memutuskan mengikuti kata Taehyung untuk berhenti. Membiarkan kekasihnya itu untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Membiarkan Jongin tergeletak dengan napasnya yang sudah putus-putus menahan sakit dari segala efek serangan Jennie. Gadis itu masih memandang penuh benci ke arah Jongin yang bahkan sudah tidak karuan rupanya, tidak membiarkan pria itu untuk tenang barang sedikit saja. Bahkan setelah ia tahu kalau hidup pria itu tak akan lama lagi.

Taehyung berjongkok tepat di samping tubuh Jongin yang sudah terkapar. Menatapnya datar tanpa ekspresi, namun siapapun tahu kalau ia tengah merasakan emosi yang tak lagi bisa ia luapkan setelah sekian lama mengendap. Taehyung tak munafik, ia mengakui kalau ia benci, teramat benci dengan pria yang sekarat itu. Namun, dendam lama yang terkubur tak lagi bisa ia jadikan alasan untuk melampiaskan semua kekecewaannya seperti Jennie. Ia bukan pria ekspresif yang akan meluapkan semuanya dengan tindakan.

"Sudah tahu rasanya? Sudah tahu sakitnya? Kalau begitu, mari biarkan aku tuntaskan rasa sakitmu." ucapnya pelan, berbisik penuh nada intimidasi tepat di telinga Jongin.

Jongin memberi respon yang sanggup membangkitkan emosi Jennie saat itu juga. Karena pria itu justru terkekeh disaat hidupnya sudah berada di ambang kematian. Pria itu masih sempat menyunggingkan seringai meremehkan saat napasnya sudah berada diujung tanduk.

"Hah, sialan sekali, kau menang, bocah naif. Silakan kau bunuh aku...," Jongin menjeda ucapannya saat ia merasa sesak karena terlalu banyak napas yang terbuang. "Tapi, jangan coba hidupkan aku kembali saat kau menyesal nanti."

Taehyung berdecih. "Apa-apaan?! Siapa juga yang akan menyesal membunuh seorang pembunuh berhati keji sepertimu? Lihat saja, bumi pasti akan merasa sedikit lega saat tahu oksigennya tak akan terbuang sia-sia karenamu."

Detik berikutnya, pedang yang sedari tadi dijadikannya senjata terangkat. Taehyung menutup mata saat degup jantungnya mulai mengeluarkan ritme debaran acak. Ia tak pernah merasa selega ini, maka dari itu ia tak mau membuat momentum seperti ini sia-sia. Menghitung dalam hati, pemuda itu mulai memejamkan matanya dalam hening. Dengan pedang yang mulai berayun saat hitungan ketiganya selesai. Sekaligus menyelesaikan hidup Jongin pada saat itu juga.

Jennie menyeringai, tampak sangat puas.

"Good bye, jerk."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alien ; Taennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang