Happy reading guys!
Play mulmed di atas!
Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian semua! ❤
***
6. PENOLONG
Jendral dulu seorang yang anti sosial. Ketika baru masuk ke sekolah menengah atas. Cowok itu jarang sekali berkumpul dengan teman-temannya. Ia lebih suka berdiam. Semua terjadi karna sebuah tragedi yang menimpa salah satu sahabatnya. Danisha. Perempuan di antara Jendral, Reza, dan Vito. Mereka bersahabat sejak kecil. Sebelum akhirnya Danisha mengakhiri hidupnya sendiri. Alasannya karna tekanan dari keluarganya. Namun kedua sahabatnya itu justru malah salah paham.
Vito dan Reza yang mengetahui itu, melampiaskannya amarah mereka lewat Jendral. Sejak saat itu keduanya menjauh dan bermusuhan. Jendral yang merasa dirinya tak di berikan waktu untuk menjelaskan semuanya. Akhirnya pasrah. Sampai ia bertemu dengan Lintang, Gerhana, Oberon, dan Gamma. Hidupnya mulai membaik.
Cowok itu bersandar di kepala ranjang tidurnya. Dia membiarkan saja teman-temannya di luar. Tangannya justru merogoh saku celana pendek yang di pakainya. Ia membuka ponselnya. Mengingat pertemuannya dengan ayahnya dua hari lalu membuatnya mengepalkan tangannya.
"Dimana rasa terimakasih kamu atas semua yang ayah lakukan buat kamu? Apa ini balasannya?" tanya Moran Liu saat itu.
"Kalau anda tidak iklas seharusnya dari dulu saja anda buang saya." Jendral mendesah kecil. "Ah, saya baru ingat. Itu semua anda lakukan hanya untuk melindungi image anda di publik." kata cowok itu.
"Kenapa sulit sekali bicara baik-baik dengan putra ayah sendiri??" tanya Moran Liu, berupa sindiran keras.
Jendral yang sejak tadi berdiri tegak itu, berhasil mendongkak menatap ayahnya yang duduk di kursi kebesarannya yang terpisah oleh meja. Keduanya saling menatap sengit. Mendengar kalimat putra di dalamnya. Membuat Jendral kembali pada kenyataannya.
"Maka dari itu berhenti memaksa saya untuk melakukan semua yang ayah suruh." balas Jendral kembali menggunakan panggilan ayah. "Atau kalau ayah mau. Kenapa tidak ayah minta Erik saja yang meneruskan semua ini? Bukannya dia juga kebanggaan." tanyanya sarkastik.
Moran Liu diam-diam menahan amarahnya. "Kamu tau alasannya."
"Karena dia hanya anak tiri." sambar Jendral berdecih.
"Dia juga tidak bisa mengendalikan emosinya seperti kamu." kata Moran Liu menambahkan.
"Terus?"
"Hanya kamu satu-satunya pewaris di keluarga Liu." tekan Moran Liu. "Jangan lupakan itu."
Jendral langsung melempar ponselnya. Hingga mengenai layar televisi di kamarnya. Sampai retak. Suara tersebut berhasil memancing teman-temannya yang tadi sedang di luar. Mereka bergegas masuk. Terkejut melihat serpihan kaca di lantai.
"Ral, lo apaain ini Tv??" tanya Oberon.
Jendral bergeming. Matanya menajam menatap pantulan dirinya dari layar televisi yang sudah retak itu. Kedua tangannya ikut terkepal di balik selimut. Cowok itu sangat emosi.
Sementara teman-temannya saling berpandangan satu sama lain."Ral, gue bicara sama lo!" ujar Oberon.
"Gue udah bilang istirahat. Gak usah mikirin apa-apa dulu." kata Gerhana.
Jendral tidak menjawabnya. Cowok itu malah berdiri mengambil jaket miliknya yang ada di kursi singel samping tempat tidurnya.
"Ral!" ujar teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENDRAL
Novela JuvenilJendral Alathas. Ketua Pegasus angkatan 5. Di sekolah bisa ia berlaku seperti raja, memiliki banyak teman yang bisa membuatnya merasa seperti manusia pada umumnya. Berbeda ketika ia berhadapan dengan ayahnya. Hidup langsung serasa seperti di neraka...